43

805 82 11
                                    

Kazuha duduk di sebuah batang kayu yang cukup besar, melihat sekitar sembari melahap sarapan yang terhidang di atas kayu besar yang dilapisi dengan dedaunan

Eiko duduk di sebelah Wanderer yang kini menjadi seorang manusia sepenuhnya, mendengar percakapan sebelumnya tentang alasan dibalik mengapa Myer memberikan ramuan yang dapat mengubah Wanderer menjadi manusia sepenuhnya benar benar membuatnya berfikir keras

Saat itu sebelum sarapan, Myer menghampiri mereka berdua "Efeknya sudah bekerja? "

"Jadi beneran kau?..pantas saja aku merasa aneh, lalu apa yang kau inginkan? " Wanderer berkata sedikit gusar, ya walaupun dia tidak bisa menghindari bagaimana kenikmatan tadi malam bersama Kazuha

"Maaf, aku melakukannya demi Eiko" Myer berkata sedikit menunduk, menunjukan rasa bersalah, membuat Wanderer kembali merasa terkejut, terlebih lagi saat ini berhubungan dengan Eiko

"Apa maksudmu demi Eiko!?"

"Ketika kalian masih di Monstadt, aku tidak sengaja melihat Eiko dengan wajah yang murung dan selalu menyalahkan dirinya. Aku juga ada mendengar dirinya ingin dilahirkan kembali. Itulah kenapa aku membuatkan ramuan dan memberikan kepadamu untuk menjadi manusia Abadi"

Belum sempat bereaksi, suara Albedo yang memanggilnya seketika terdengar, saat itu juga Myer sedikit membungkuk dengan hormat dan meninggalkan mereka berdua

"Eiko ingin dilahirkan kembali, tetapi aku saat itu masih... "

Ucapan Wanderer terputus, alih alih melanjutkan, Wanderer hanya diam dalam lamunannya, Kazuha yang berada di sampingnya merasa khawatir, tapi bagaimanapun dia meminta agar diberitahukan apa maksud perkataan Wanderer, pasangannya itu hanya terdiam dan berkata akan menjelaskannya nanti

Mengangguk, kini Kazuha hanya duduk disebelahnya sembari menyantap makanannya, terkadang pikiran Wanderer yang membuatnya tidak bisa ditebak sedikit menyulitkan, terlebih ketika mengetahui bagaimana status mereka sekarang, Kazuha hanya ingin tidak ada yang disembunyikan

Sebelumnya ketika mereka berdua masih berada didalam tenda, Kazuha juga sempat melihat Wanderer menangis untuk pertama kalinya

"Kazuha, kenapa kau memilihku? "

Pertanyaan Wanderer yang tiba tiba seakan membuatnya semakin susah ditebak, tapi itulah yang disuka oleh Kazuha, terlebih dia sudah menerima bagaimana keadaan Wanderer, jauh sebelum hal ini terjadi

Tidak bisa dipungkiri
"Bukankah sudah jelas-"

"Bukan itu jawaban yang ku mau!" Wanderer berteriak ringan

"Maksudku banyak yang lebih pantas untuk menjadi pendamping mu, tapi kau malah memilih pendosa yang tak termaafkan sepertiku. Kau tau, aku adalah bencana yang sudah membuat banyak orang sengsara... termasuk dirimu"

"Kau seharusnya membangun keluarga dengan orang lain yang jauh lebih baik dan hidup bahagia, bukan terjebak dengan mahluk kotor dan tidak berguna sepertiku"

"Serta, aku yakin kau melakukannya dengan terpaksa karena diriku masih dalam pengaruh ramuan bukan"

Kazuha sedikit terkejut mendengarnya, kendati demikian, dia tetap merasa hal yang dari dulu ia pendam, yang hanya kali ini dia tau jawabannya dan perasaan ini tidak bisa digantikan oleh siapapun

"Yang pantas untuk menjadi pendamping ku adalah dirimu, aku sudah lama menyukaimu meski saat itu masih ada keraguan

Tapi semakin aku bersamamu, semakin aku menginginkan dirimu, Kau tau, aku melihat Eiko yang ceria setiap bersama kita, itu membuatku yakin bahwa dimasa depan kita membesarkan anak kita dengan kasih sayang. Itu juga membuatku semakin yakin kalau diriku tak salah memilihmu"

Tangan penuh kasih menjulur menyentuh pipi kiri Wanderer, begitu lembut dan hangat, perlahan menuntunnya mendekati wajah milik sang pemilik tangan

"Aku tidak melakukannya karna terpaksa, aku memang ingin melakukannya, justru aku berpikir hal yang sama.

Kau juga bukan mahluk kotor dan tak berguna, kau adalah kau sendiri Kuni. Memang masa lalu begitu menyakitkan, ada rasa ingin membalas dendam.

Tapi apa dengan membalas dendam mereka akan kembali? Kejayaan klan Kaedehara akan pulih? Tidak semudah itu. Jadi rasanya akan percuma jika aku melakukan pembalasan dendam"

Air mata itu kini tidak terbendung lagi, bersamaan dengan bibir yang saling bertemu itu, air mata yang jatuh itu bukanlah air mata kesedihan, melainkan air mata bahagia

"Terima kasih" Wanderer menjawab sembari kembali memegang tangan yang menempel di pipi kirinya

Karena hal itulah, tanpa sengaja Wanderer melihat setengah dari tubuh Eiko terlihat dari bagian tenda yang terbuka

Dengan cepat Wanderer mendorong Kazuha menjauh dan dengan wajah yang memerah Wanderer melihat ke arah Eiko

"Se- sejak kapan kau disitu?!"

Eiko yang merasa dirinya sudah ditemukan hanya dengan tenang menampilkan dirinya, senyuman sumringah yang terasa seakan memiliki arti lain itu menjawab dengan santai

"Sejak Papa dan Mama ber-ci-u-man"

Wajah Wanderer semakin memerah dibuatnya, lekas dia berdiri dan Eiko hanya tertawa

"Ayo sarapan, yang lain sudah menunggu"

Dengan demikian Eiko berlari meninggalkan mereka, melihat kelakuan anak itu Wanderer hanya menatap Kazuha yang berada di sebelah dirinya

"Mengenai tadi malam...apa Eiko mendengarnya?"

Tidak ada jawaban pasti antara keduanya, mata mereka saling bertatapan mempertanyakan hal yang sama, namun sebelum hal tersebut berlanjut lebih lama, suara Mona terdengar di sebelah tenda

"Heh, kalian harus berterima kasih padaku, karena akulah, Eiko tidur pulas tadi malam"

Mona menjawab, dan langkah kakinya yang menjauh itu sudah cukup memberikan Wanderer dan Kazuha nafas lega

"Te- terimakasih, dan maaf sudah merepotkan mu"

Change The Past || KazuScaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang