31

902 106 5
                                    

Eiko berjalan beriringan bersama wanderer di sebelahnya, kepalanya sedikit tertunduk dengan pandangan yang tidak teralihkan dari arah depan semenjak dia dan ibunya berjalan menuju pelabuhan Ormos

Warna matanya menggelap dengan cahaya yang sedikit pudar, tangannya mengepal menahan amarah dan dendam yang sedari tadi dia tahan, tidak ada lagi tangisan serta tawa yang terdengar

Hanya kesunyian dengan langkah kaki yang terdengar,  Eiko tidak berbicara selama mereka berdua dalam perjalanan, membuat Wanderer yang melihat hal ini merasa khawatir ketika menyadari adanya Aranara yang ternyata mengikuti mereka namun secara diam diam

Terkadang ketika merasa sudah dekat, Aranara itu akan bersembunyi di bebatuan sekitar untuk membuat dirinya tidak di ketahui oleh mereka

Menjadikan alasan jelas bahwa para Aranara itu sedang ketakutan, Wanderer menatap Eiko yang tidak memperdulikan sekitarnya

"Hei, kau membuat mereka ketakutan"

Eiko yang mendengar perkataan Wanderer lantas melirik ke arah Wanderer, yang hanya di balas dengan anggukan ringan ke arah Aranara yang sedang bersembunyi di balik batu

"Maaf" Eiko berkata, tapi terdengar tidak begitu menyesali perbuatannya

Wanderer hanya menghela nafas "Aku mengerti, karena aku juga merasakan hal yang sama"

Eiko hanya menunduk, tidak berniat membalas apa yang ibunya katakan barusan, Wanderer memegang tangan Eiko dan membawanya untuk berteduh di bawah pohon

Eiko hanya kebingungan ketika Wanderer membawanya untuk duduk dan bersender pada batang pohon

"Kenapa? " Eiko bertanya

"Tubuhmu lelah, tenagamu terkuras oleh air matamu, istirahatlah"

Eiko sebenarnya tidak ingin membuang waktu seperti ini, terlebih akan hal yang melewati batas

Kehilangan sosok kakak, serta ayahnya yang tidak mengingat keberadaannya secara bersamaan, mungkin jika saja tidak ada Wanderer, entah apa yang terjadi pada dirinya

Tidak peduli akan tenaganya yang terkuras karena didalam pikirannya hanya satu, membalaskan dendam kakaknya, bisa saja dia akan kelelahan sebelum bisa membalaskan dendamnya, atau yang lebih parah gagal untuk melakukannya

Eiko hanya menghela nafas, dan duduk di sebelah wanderer, melihat Wanderer yang membenarkan posisi duduknya serta meminta Eiko untuk menjadikan pahanya sebagai penyangga kepala saat Eiko berbaring

Eiko hanya menurut, dan belaian tangannya di kepala Eiko membuat Eiko tertidur dengan cepat

Ketika Eiko membuka matanya dia sadar sudah tidur terlalu lama, arah matahari yang kini sudah berbeda jauh memberitahukan kepadanya

Eiko seketika bangun dan menatap ke arah Wanderer yang hanya menyapanya dengan senyuman

"Tidurmu nyenyak sekali, apa memimpikan sesuatu? "

"Aku berada di rumah bersama Papa, Mama dan Sora...Mama, apa aku mengigau? "

Eiko bertanya kembali, Wanderer yang sedari tadi tidak tidur sebenarnya melihat Eiko yang berbicara banyak hal dalam tidurnya meski tidak nyaring, terkadang wajahnya juga menampilkan ekspresi. Itu cukup lucu

Tapi Wanderer hanya menggeleng kepalanya menjawab pertanyaan Eiko, membuat Eiko kembali kebingungan

"Cukup aneh, aku setiap tidur selalu mengigau, Sora dan papa selalu menenangkan ku"

Eiko terdiam sesaat, kemudian menatap Wanderer dan berbicara dengan nada gembira
"Apa mungkin karena aku bersama mama sekarang?"

Wanderer hanya tertawa mendengar perkataan Eiko

Change The Past || KazuScaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang