Mark yang sudah kehilangan akal itu mengemudikan mobilnya dengan kecepatan penuh. Jungwoo yang ada di sebelahnya hanya dapat berdoa memohon kepada tuhan semoga dia di berikan kehidupan panjang.
Mobil mereka sudah sampai pada tempat yang Jungwoo maksud. Jungwoo menghela nafas dan bersyukur ternyata dirinya masih hidup.
"Mark tunggu" Jungwoo mengejar Mark yang berlari masuk menuju bangunan tua itu.
"HAECHANNN!! HAECHANNN!!" Mark berlari kesana kemari dengan meneriaki nama Haechan namun tak ada jawaban apapun dari si pemilik nama.
Mark terus berlari menaiki tangga tangga yang ada di sana serta melihat setiap ruangan berharap ada Haechan di dalamnya namun nihil tak ada siapapun di sana hingga suara gaduh pada salah satu ruangan mengalihkan perhatiannya.
Mark langsung menghampiri ruangan itu dan membukanya. Gelap, itulah yang dia lihat pertama kali memasuki ruangan itu hingga ada seseorang yang memeluknya dari belakang sehingga dia Reflek membanting orang itu.
Brugg
Arghh
Astaga. Mark mengenali suara itu.
Tiba tiba lampu di ruangan itu menyala dia melihat Haechan yang masih terbaring dengan memegangi punggungnya kesakitan karena ulahnya.
"Haechann" Mark khawatir serta panik karena ternyata orang yang telah dia banting tadi adalah adiknya Haechan.
"Hyunggggg!! Sakit tauuu!!"
Mark membantu Haechan bangun. Dia melihat di dekat pintu masuknya tadi terdapat Renjun, Jaemin, Jeno, Lucas serta Jungwoo di sana.
"Chann, you're okay?" Jaemin menghampiri Haechan dan membantu anak itu berdiri.
"Ada apa ini??" Mark bingung melihat orang orang di ruangan itu di lanjut menatap Jungwoo tajam.
"Ahh itu emm" Jungwoo gelagapan kala di tatap oleh Mark. Arghh seharusnya Jungwoo tidak menuruti kemauan bocah itu hanya karena supaya mendapatkan maaf dari mereka.
"Aku hanya membantu"
"Aku juga"
Jeno dan Lucas mengangkat kedua tangannya seakan tak merasa bersalah.
"Hyung" Haechan mengalihkan pandangan Mark saat Mark masih menatap tajam mereka semua, Haechan sebenarnya juga takut!!
"Pulang" Mark menarik Haechan membawa anak itu pulang ke massionnya.
"Ahh aku seharusnya tidak menuruti ide anak itu" Renjun mencibir.
"Hihhhh aku hampir mati kehabisan nafas tadi" Lucas mendramatis.
"Kenapa aku selalu mendapatkan cobaan seperti ini" Jeno pun mengikuti Lucas yang juga menderamatis.
"Rest in place Haechan" Jaemin membungkuk menatap kepergian Haechan.
"Lalu bagaimana dengan ku? Kalian bilang Mark akan memaafkanku??" Jungwoo pasrah kala melihat keempatnya menggedikkan bahu acuh lalu meninggalkan tempat itu. Kasihan Jungwoo ini.
"Heyyy aku akan jadi teman kalian kan?" Teriak Jungwoo sambil berlari menyusul Renjun, Jaemin, Jeno dan Lucas yang meninggalkannya.
•
•
•Flashback
"Kau sihhh!! Kan sudah ku bilang, lebih baik bilang saja sama Mark Hyung dari awal" Omel Renjun kepada Haechan yang menunduk. By the way Haechan menceritakan semuanya kepada Renjun dan Jaemin saat pulang sekolah dan di sinilah mereka sekarang di massion Seo Johnny lebih tepatnya di kamar Haechan.
"Ihhh injunn jangan mengomel terus! Kasih saran dong kan Echan jadi pusing dengerin Omelan Injun terus dari tadi" Haechan melengkungkan bibirnya kebawah dan itu membuat Renjun memutarkan bola matanya.
"Udahh njun kasihan echan" Jaemin dengan kelembutannya mengusap pundak Haechan dengan sayang.
"Cihh bisa bisa nya Mingyu memilih lawan yang cengeng seperti ini" Renjun terus menggoda Haechan membuat Haechan semakin melengkungkan bibirnya kebawah ingin mengangis.
Jaemin hampir saja menyemburkan tawa nya bila tidak ada sepasang mata yang menatap nya tajam.
"Sekali kamu ketawa bakal aku masukin mulutmu dengan ini" Haechan memperingati Jaemin dengan mengangkat gelas minuman yang ada di sana membuat Jaemin menutup mulutnya rapat rapat.
"Dan kau!!" Haechan menunjuk kan jarinya pada Renjun dan mendapat delikan tajam dari Renjun. Haechan pun menurunkan jarinya gelagagapan.
"Ja-jangan begitu" Ucap Haechan dengan angkuh namun sebenarnya dia itu takut dengan anak pendek di depannya ini. Mulutnya sangat pedas kalian tau.
"Lagian Chan, Mark Hyung kan selalu memaafkan kesalahanmu? Kamu tinggal meminta maaf pasti dia memaafkanku" Ucap Jaemin enteng.
Tuk
"Mudah sekali mulutmu berucap. Tapi benar juga si"
Jaemin memagangi kepalanya yang di sentil oleh Haechan dengan memajukan mulutnya. Bagaiamana Haechan ini, tadi memakinya lalu sekarang membenarkan ucapannya. Heran Jaemin.
"Ahh tapi.."
"Ahh jangan memperumit nya!!" Renjun memotong ucapan Haechan.
"Kan aku mau bermain main sedikit" Cicit Haechan.
"Benar juga njun, pasti seru!!" Jaemin berucap dengan gembira.
"Benar!!" Haechan bertos ria dengan Jaemin.
Renjun hanya memandang keduanya dengan sinis.
"Jadi apa maumu?" Tanya Renjun.
"Kita butuh Jungwoo Hyung"
"Kenapa harus bersama dia? Mark Hyung tidak akan suka kau berurusan dengan dia" Ucap Jaemin serius.
"Kita bisa memanfaatkannya, aku lihat beberapa hari lalu dia menghampiri Mark Hyung untuk meminta maaf"
"Kita perlu Jeno Hyung dan Lucas hyung juga"
"Jadi apa rencanamu?" Tanya Renjun dan Haechan mengisyaratkan ketiganya untuk mendekat.
"Bagaimana jika kita membuat adegan seakan akan aku di culik?"
•TBC.
Baiklah kawan kawan mari kita lanjutkan cerita ini!
Sebenernya rada kureng si menurutku tapi moga klean suka ya!
Jangan lupa vote sama komen!!
Stayy Tunedd~~
Payy payy~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Blind Space | Mark & Haechan
Short StoryDari kecil mereka tumbuh di sebuah tempat penampungan anak, tapi itu bukan sekedar tempat penampungan anak biasa banyak hal kelam yang ada di tempat itu banyak tangisan, jeritan, penyiksaan. Mereka tidak pernah keluar dari tempat itu. Mereka di perk...