Sejak kejadian di gedung kosong itu bukannya Mark memaafkan Haechan malah berbanding sebaliknya. Sudah tiga ini Mark mendiami Haechan dan itu berhasil membuat Haechan frustasi.
Setiap hari Haechan kan membuntuti Mark kemanapun setelah pulang sekolah. Johnny yang melihat kedua anaknya seperti itu hanya diam membiarkan Haechan mempertanggung jawab kan apa yang sudah dia perbuat.
"Daddyy~~" Panggil Haechan dengan nangis yang tertahan.
Kini Haechan berapa di kantor Johnny, Haechan lelah meminta maaf dengan Mark tetapi Mark sama sekali tidak melihat kehadirannya. Dia ingin mengadu pada Johnny.
Johnny yang melihat anaknya dari tempat dirinya duduk kini mengisyaratkan Haechan untuk duduk pada pangkuannya.
Haechan langsung menubruk tubuh Johnny dan menangis dalam dekapan Johnny. Johnny hanya diam memberian ruang bagi Haechan untuk menumbuhkan tangisannya "Sudah?" Tanya Johnny kala Haechan sudah tak menangis seperti sebelumnya.
Haechan mengangguk menjawabi dengan mengusap bekas air matanya yang jatuh "Jadi, kenapa menangis?"
Haechan menggeleng dan itu berhasil membuat Johnny terkikik gemas "Dengar kan Daddy"
Haechan menyandarkan kepalanya pada dada bidang Johnny "Baby tau kan apa kesalahannya Baby?" Tanya Johnny yang sekali lagi mendapat anggukan dari Haechan.
"Mark Hyung benar benar marah dengan Echan terus sekarang Mark Hyung sudah benci dengan Haechan" Kata Haechan dengan suara selesai menangis yang masih terdengar jelas. Ahh Haechan ingin menangis lagi rasanya.
"Kenapa bilang seperti itu?" Pancing Johnny.
"Echan kan sudah meminta maaf ke Mark Hyung tapi Mark Hyung malah cuekin Echan terus" Adunya.
"Mark Hyung seperti itu karena dia sayang dengan Echan, Echan tau tidak seberapa khawatirnya Mark Hyung saat tau Echan di culik?" Haechan terdiam mendengar ucapan Johnny.
"Mark Hyung sangat khawatir bahkan Mark Hyung tidak perduli dengan kesehatannya supaya menyusul Echan di sana tapi ternyata apa yang Mark Hyung dapat? Dia di permainkan dan sayang nya yang mempermainkan nya adalah adiknya sendiri. Sekarang bayangkan sekecewa apa Mark Hyung dengan Echan?"
"Sangat kecewa" Lirih Haechan.
Johnny lagi lagi terkekeh dengan kelakuan anaknya ini "Benar, Mark Hyung sangat kecewa, Dia hanya butuh waktu. Bisa Echan beri Mark Hyung waktu?" Tanya Johnny.
"Apa jika Echan memberi Mark Hyung waktu, Mark Hyung tidak semakin jauh dengan Echan?" Haechan menatap Johnny dengan puppy eyes nya.
"Hmm?? Apa Mark Hyung terlihat seperti akan meninggalkan Haechan?"
Benar, selama ini Hyung nya itu hanya mendiami nya tetapi setiap Haechan memerlukan Mark, Hyungnya itu akan selalu sigap membantu dan selalu berada di sisinya. Kenapa Haechan tidak menyadari itu? Ahh sekarang dia semakin merasa bersalah.
Haechan menunduk "Echan akan beri Mark Hyung waktu dan ruang untuk sendiri" Walaupun berat Haechan akan mencoba saran dari Daddy nya.
"Apa perlu Daddy bantu?"
"Tidak! Ini kesalahan Echan, Echan akan bertanggung jawab!"
"Walaupun harus di temani Daddy" Lanjutnya dengan lirih.
"Tidak papa?" Tanya Haechan yang menatap Johnny.
"Daddy akan selalu bersama Baby, jika baby butuh Daddy, Daddy akan selalu siap" Haechan tersenyum lalu memeluk Johnny.
"Thank you so much dad! I love you"
"I love you too baby bear"
•
•
•Saat ini Haechan benar banar melakukan apa yang di bilang Johnny. Memberi Mark ruang supaya kembali ke Mark yang sebelumnya. Mark yang tidak akan mendiami nya seperti saat itu.
Seperti saat ini. Mereka sedang makan malam seperti biasa tetapi ada yang berbeda di sini. Tak ada Haechan yang menempelnya seperti biasa. Tak ada Haechan yang cerewet. Haechan diam menikmati makanannya.
Mark melihat gerak gerik Haechan, kemana adiknya yang selalu menempelinya? Kemana adiknya yang selalu cerewet? Kenapa dia diam saja? Apa sudah menyerah?
Ahh kemana ini? Tiba tiba saja Haechan mendiami nya?
Belum genap dua puluh empat jam Haechan mendiami Mark kini sudah membuat Mark kebingungan serta terasa tidak betah??
Di malam itu juga Mark berniat menghampiri kamar adiknya.
Tok tok
Beberapa saat tak ada jawaban dari sana tetapi seketika pintu kamar itu terbuka, memperlihatkan Haechan dengan piyama tidurnya "Kenapa Hyung?" Tanyanya dari balik pintu.
"Boleh Hyung masuk?" Haechan membukakan pintu nya lebih lebar mempersilahkan Mark untuk masuk ke kamarnya.
Mark menduduki pinggiran ranjang adiknya sedangkan Haechan mendudukan dirinya di kursi meja belajarnya dengan melanjutkan kegiatannya tadi yang sempat tertunda yaitu belajar.
Sedangkan Mark hanya diam memandangi Haechan "Haechan kenapa?" Tanya Mark dengan tiba tiba.
Haechan hanya menggeleng dengan masih melanjutkan belajarnya.
Mark beranjak dari duduknya dan menuju ke tempat Haechan duduk lalu tangannya mengusap Surai sang adik.
Haechan terdiam. sudah tiga hari ini Mark tidak mengusap rambutnya lagi tetapi kali ini Mark melakukannya lagi itu membuat Haechan meneteskan air matanya.
"Haechan kenapa? Kenapa menangis?" Tanya Mark lagi dengan panik.
"Ada yang menganggu Haechan lagi?" Sungguh Mark panik kala melihat adiknya yang tiba tiba menangis.
Haechan memeluk pinggang Mark dengan posisi Mark yang berdiri dan dirinya tetap duduk. Dia tenggelamkan wajah itu di perut berotot Mark "Hyung maafkan Echan ya?" Ucap Haechan dengan lirih.
"Maafkan Echan sudah membuat Mark Hyung kecewa, sungguh Echan tidak bisa jika Mark Hyung mendiami Echan. Tiga hari ini sungguh sangat menyiksa!"
Mark dongakkan muka Haechan guna melihat wajah sembab adiknya "Jangan menangis" Ucap Mark dengan mengusap sisa sisa air mata Haechan.
"Hyung tidak marah dengan Echan, hanya sedikit membalas? Maafkan Hyung ya?" Sesalnya.
Haechan menggeleng brutal "Tidak! Hyung tidak salah! Jangan meminta maaf. Echan yang sudah keterlaluan, Maafkan Echan ya Hyung? Jangan diami Echan lagi" Lirih Haechan dengan rasa bersalahnya.
"Baiklah, sekarang kita bermaafan?" Ucap Mark dengan senyum manis di bibirnya.
Haechan mengangguk "Humm!"
"Apakah drama nya sudah selesai?" Tiba tiba Johnny memasuki kamar Haechan. Sebenarnya sejak tadi Johnny melihat kejadian di depannya ini. Dia sengaja tidak masuk menunggu kejadian seru apa yang akan terjadi.
"Dad"
"Daddy" Ucap mereka berdua dengan bersamaan.
"Pemandangan seperti ini yang Daddy rindukan" Johnny ikut memeluk kedua anaknya yang sedari tadi tidak lepas untuk berpukan.
"Ahh daddy sesakk" Seru Haechan.
"Tidak papa! Biarkan seperti ini! Daddy rindu tau"
Pada akhirnya mereka berdua hanya pasrah menikmati pelukan satu sama lain.
•TBC.
Semoga suka!
Jangan lupa vote sama komen!
Stayy Tunedd~~
Payy Payy~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Blind Space | Mark & Haechan
Short StoryDari kecil mereka tumbuh di sebuah tempat penampungan anak, tapi itu bukan sekedar tempat penampungan anak biasa banyak hal kelam yang ada di tempat itu banyak tangisan, jeritan, penyiksaan. Mereka tidak pernah keluar dari tempat itu. Mereka di perk...