Perampok Bank !

2.8K 266 28
                                    

Peringatan 21+ Keatas
.
Bagian ini mengandung unsur kekerasan dan kegiatan seksual, jika usiamu tidak sesuai dengan kategori diatas harap membaca cerita yang sepadan dengan usia anda.

Author tidak bertanggungjawab!
.
Enjoy for this part !

-Faye

Nenek akhirnya kembali setelah liburan panjangnya di Amerika, dan ternyata Ice ikut kembali bersamanya kerumah. Aku bersyukur adikku yang sangat tajam ketika berbicara itu ikut kembali kerumah.

Sudah lama sekali sejak nenek mengirimnya ke Amerika untuk mengurus bisnis keluarga kami disana aku dan ice tidak bertemu kecuali dihari natal setiap akhir tahun.

Pagi ini kami makan bersama untuk pertama kalinya sejak beberapa bulan lalu. Sebenarnya aku tidak menyukai makan pagi kali ini, karena aku tidak bisa merasakan masakan dari gadis kecilku.

Suasana makan pagi berlangsung hening tanpa ada obrolan, kami seolah sibuk dengan makanan kami masing-masing.

"Kulihat sepeninggalanku perusahaan berjalan dengan baik ditanganmu".

Nenek tiba-tiba membuka percakapan diantara kami dan itu membuatku tersenyum angkuh karena tentu saja itu adalah keahlian ku.

"Sepertinya nenek perlu memindahkan faye ke Amerika karena aku membutuhkan otak cerdas miliknya".

"Tutup mulutmu ice, itu adalah tanggungjawabmu".

Ice hanya tersenyum kecil meledekku, dan nenek hanya menggelengkan kepala memandang kami berdua yang bertingkah seolah seperti anak kecil namun usia kami sudah menginjak 30 tahun.

Usai makan pagi bersama, nenek memintaku dan ice untuk tetap berada dimeja makan karena ada sesuatu yang ingin dia bicarakan.

"Aku mengumpulkan kalian berdua disini karena ingin menyampaikan hal yang menurutku sangat penting, mengingat usiaku yang sudah sangat tua".

Nenek memandangku dan ice secara bergantian seolah ini adalah pesan darinya terakhir kali.

"Faye, kapan kau akan menikah?".

Aku langsung memandang nenek dengan tatapan yang mengesalkan. Seharusnya dia tetap berada di Amerika dari pada harus kembali kerumah.

"Mungkin sebentar lagi, tunggu saja".

Namun aku bersikap dingin atas pertanyaan itu karena menurutku ini adalah hal yang selalu berulang ulang dibahas olehnya.

"Menikah dengan pria, bukan wanita".

Nenek menekankan padaku pernyataannya seolah mengerti kemana arah pikiranku. Dia terasa semakin menyebalkan, mengapa harus terus menerus mengatur arah hidupku.

"Mau wanita atau pria itu adalah urusanku, dan itu adalah hak ku nek".

"Apa kau merasa bahwa perilakumu itu pantas dan benar?".

Kepalan tanganku yang sudah semula ada semakin keras karena menahan amarah atas perkataan nenek barusan.

"Dan kau ice.."

Kali ini giliran ice yang akan mendapat petuah dari nenek tua yang sangat diktator pada cucunya.

"Kau juga kapan akan menikah?, semua usaha keluarga yang berada di Amerika sudah nenek serahkan padamu sekarang nenek hanya meminta kalian berdua untuk segera mencari pasangan hidup".

"Aku menunggu giliran faye lebih dulu nek".

Ingin sekali aku memukul kepala adik kecilku itu, dia selalu menempatkanku lebih dulu dan mengambil kesempatan karena aku adalah kakaknya.

I'm Your Maid [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang