-Yoko
"jika kau ingin mendapat ciuman aku akan memberikannya padamu, jauh lebih hebat dari padanya hanya sekedar ciuman dipipi dari gigolo sialan itu..".
Nona faye terlihat sangat kesal atas apa yang terjadi barusan, dia lantas menghampiriku dan menarikku lalu menghimpit tubuhku di antara dinding kamar ini. Mendekatkan wajahnya padaku seolah ingin menciumku kembali membalas perbuatan gigolo itu.
Namun aku mendorongnya perlahan, aku merasa sangat tidak pantas dan ini sudah terlalu jauh.
"Nona faye tolong hormati aku".
Aku mengatakannya dengan bergetar, dan tanpa kusadari air mataku sudah menggenang dikelopak mataku. Dia menatapku dengan perasaan bersalah, perlahan dia memegang wajahku, menghapus air mataku dan menarikku dalam pelukannya.
Sangat hangat dan mengapa aku merasakan kenyamanan saat ini.
"Maafkan aku, aku terlalu memaksamu".
Dia berusaha menenangkan ku agar berhenti menangis.
"Aku ingin tidur".
Seolah mengerti akan kemauan ku dia melepaskan ku dan pergi meninggalkan kamar kami. Saat dia pergi aku merasa sangat hampa, aku ingin dia berada disini tapi aku merasa ini sangat tidak pantas jadi aku membiarkannya pergi dari kamar ini.
-Faye
Aku merasa sangat bersalah telah membuat gadis kecil itu menangis, dia merasa tidak nyaman atas tindakanku dan aku merasa sangat terluka ketika dia menangis dalam keadaan takut padaku. Pada akhirnya aku membiarkannya untuk tidur didalam kamar dan memilih kembali kedalam acara tadi.
Aku melihat Abigail masih berada disana ditemani dengan pria tampan yang sangat seksi menggoda. Abigail tampak sedang mabuk namun dia masih terlihat dalam keadaan sadar.
"Faye !, kemari lah"
Aku menghampirinya ketika dia memanggilku, kemudian duduk disebelahnya.
"Jangan terlalu banyak minum Abigail".
Dia tertawa kecil namun tetap menuangkan Vodka kedalam gelas.
"Minumlah faye, ini adalah hari terakhirku melepaskan masa lajangku, dan aku ingin menikmatinya".
Abigail memberikan segelas Vodka itu padaku dan aku mengambilnya, dia benar harusnya kami bersenang-senang disini.
"Dimana pacar kecilmu tadi"
Aku terkejut mendengar perkataannya, dan seolah ekspresiku seperti kunci jawaban atas semua hal yang aku tutupi.
"Tidak perlu panik, aku sudah tau, aku melihatmu berciuman dengannya di balkon".
Aku tidak bisa membantah lagi kali ini, namun aku tetap bersikap seolah itu biasa saja.
"Aku memintanya tidur didalam kamar".
Abigail menepuk bahuku dan meminum kembali Vodka itu.
"Kau sangat beruntung faye, kau memiliki keberanian dalam menentukan cintamu".
"Kau terlalu berlebihan".
"Tidak-tidak, aku bukan memujimu tapi aku salut akan hal itu, tidak sepertiku, sosok pengecut yang tidak berani mengambil keputusan".
"Kau sebentar lagi juga akan menikah".
Dia menarik nafas dan menghembuskan dengan perlahan.
"Pernikahan itu bukanlah hal yang kumau".
Aku terkejut mendengarnya, lalu mengapa dia memilih untuk menikahi pria itu?.
"Tapi mengapa kau setuju akan hal itu jika kau tau bahwa itu menyakitkan".
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Your Maid [END]
Romance"Yang hanya bisa kau lakukan adalah menuruti perintah ku" -Faye "Dan yang bisa kulakukan hanyalah menuruti kemauanmu" -Yoko Yoko yang dijual oleh ayahnya sendiri terpaksa harus menjalani hidupnya dengan menjadi pengasuh Faye seorang wanita berusia 3...