Go

2.5K 307 80
                                    

"Pergilah yang jauh, dan jangan sampai dia menemukanmu".

Air mataku terus menetes mendengar hal itu, bukan karena nyonya kaekai memintaku pergi melainkan apa aku sanggup untuk pergi dari hidup orang yang aku cintai.

Hidupku dipenuhi dengan penderitaan, pengkhianatan ayahku membuatku sulit percaya pada orang lain. Namun nona faye berhasil masuk dan membuatku percaya bahwa aku sangat dicintai.

Nyonya kaekai memberiku selembar cek kosong dengan tanda tangan yang telah ia bubuhi diatas cek itu.

"Isilah cek itu dengan nominal sesukamu, setelah itu segera kemasi barang mu".

Aku menatap cek kosong itu, apakah aku serendah itu sehingga orang-orang dengan mudahnya mengukurku hanya dengan uang.

"Terakhir, jangan sampai faye melihatmu pergi dari rumah ini jika kau butuh untuk diantarkan aku akan menyediakan supir untukmu".

Perlahan aku mengambil cek itu, lalu memandang nyonya kaekai dan mendekatinya. Aku meletakkan cek itu ditangannya, lalu berlutut sejajar dengan posisinya yang tengah duduk dan memandangku dengan ekspresi dinginnya.

"Nyonya, aku berterimakasih padamu karena telah menyelamatkan hidupku".

Nafasku yang terasa sesak karena menahan tangis terdengar jelas saat berbicara padanya. Aku lalu meletakkan cek itu diatas tangannya, mencium tangannya layaknya aku menghormati nya sebagai majikanku.

"Aku tidak memerlukan cek ini, apabila dengan aku pergi kau akan memaafkanku, aku bersedia pergi tanpa membawa apa-apa dari rumah ini".

Aku menarik nafasku lalu menghembuskannya dengan lembut. Ini berat namun aku harus mengatakan hal ini untuk kebaikan semuanya.

"Nyonya kaekai... Maafkan aku".

Perlahan aku menjauh darinya, bergegas keluar dari kamar ini. Langkah kaki terasa berat, dan aku menangis sejadi-jadinya.

Tepat berada didepan pintu kamarku, aku memandang kamar nona faye yang gelap. Kaki kecilku membawaku menuju kamar itu dan membukanya, kupandangi seluruh isi kamar ini.

Kilasan bagaimana aku pertama kali datang kesini begitu terlihat jelas. Entah mengapa dadaku terasa sesak, tangisanku tidak berhenti.

Aku mencium aroma bantal miliknya, menghirup lebih lama seperti aku yang sangat merindukannya. Demi tuhan aku sangat mencintai wanita ini, namun dia tidak ditakdirkan untukku.

Usai puas melepaskan semua perasaanku, aku segera kembali kekamar milikku, membuka lemari pakaianku dan mulai menyusun barang-barangku.

Esok atau lusa aku harus pergi dari sini, namun aku ingin meninggalkan kenangan baik padanya. Meskipun dia mengingatku sebagai mimpi buruk baginya.

Aku membuka ponsel milikku, melihat foto-foto kami ketika bersama. Mengapa cinta terasa sesakit ini, tapi aku sadar bahwa cinta tidak harus saling memiliki.

Sejauh apapun aku pergi, jika dia adalah milikku maka dia akan menemukanmu bagaimana pun caranya.

Usai mengemas sebagian barangku, aku tidak sanggup lagi melanjutkannya. Maka dari itu aku memilih untuk terlelap dan berharap dipagi hari semua akan baik-baik saja.

.
.

Esoknya aku mendengar derap langkah kaki berjalan kearah kamar ini dan aku yakin itu pasti nona faye. Dengan cepat aku segera membuka pintu kamarku dan benar wanita itu berada disana berjalan dengan sempoyongan di papah oleh adiknya nona ice.

Aku segera menghampiri mereka berdua, karena ice seperti kesulitan membawanya yang masih sempoyongan.

"Padahal kemarin kau pulang bersamaku, dan sekarang kau berakhir mabuk seperti faye, kau sangat menyusahkanku".

I'm Your Maid [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang