Semua barang-barangku yang telah aku kemas mulai aku letakkan tepat didepan mess satu persatu.
Aku berpamitan pada atasanku Thor pemilik cafe tempatku bekerja, tidak lupa dengan teman-teman yang lain dan terakhir bank.
Teman sekaligus saudara laki-laki untukku, dia memandangku dengan mata cokelat yang berkaca-kaca.
"Kita bertemu terlalu singkat Yoko, dan kau sudah ingin pergi dari sini".
"Singkat tapi memiliki kenangan hebat bukan?".
Aku memeluk bank sebagai tanda perpisahan kami, bank membawakanku banyak sekali makanan ringan sehingga aku sedikit kesulitan membawanya.
"Jika kau lapar, jangan lupa untuk memakannya!".
"Tentu my bank bank boy!".
Dia menunjukkan ekspresi kesal karena memanggilnya dengan sebutan seperti itu. Angkutan kecil yang akan membawa ku terminal telah tiba, aku segera menaiki angkutan itu menuju terminal keberangkatan bus yang akan membawaku ke surat thani.
"Yoko, berhati-hati lah disana, jaga dirimu!".
"Terima kasih bank!, selamat tinggal!".
Mobil kecil itu berjalan menjauh dari sana, menyenangkan bekerja disana namun aku harus pergi mengingat akan semakin sulit bagi nona faye untuk melupakanku.
Jalan hari ini lebih sunyi dari biasanya, waktu juga terasa lebih lambat berjalan. Aku hanya memandangi dari jendela angkutan ini dan menatap apa saja yang telah melewatiku.
Kilasan memori kemarin mengingatkanku kembali, terutama saat kemarin malam ketika wanita itu membawaku keluar dan berjalan dimalam hari.
Flashback on
"Ini.."
Nona faye memberikan mangkuk kecil yang berisikan takoyaki panas yang baru iya beli.
Seharian di penginapan membuat kami bosan, aku akhirnya mengajak wanita itu keluar berkeliling diarea walking street untuk menghibur kami berdua sejenak.
Kami berdua memilih untuk duduk disalah satu kursi disana.
"Jangan makan terburu-buru sayang".
Wanita itu memperingatiku karena melihatku memakan takoyaki itu dengan amat cepat.
"Ini terlalu enak untuk dinikmati".
Aku tersenyum seperti anak kecil yang baru saja memakan es krim favoritnya.
"Kau juga sangat enak saat aku nikmati.."
"Uhuk..uhuk".
Wanita ini terus menggodaku, dan membuatku tersedak. Sontak iya memberikanku air mineral yang telah kami beli sebelumnya.
Malam ini suasananya sangat hangat dan ramai, orang-orang disini menghabiskan waktunya untuk menghibur diri mereka dan mencoba setiap kuliner yang ada disini.
Aku terkejut ketika nona faye tiba-tiba menggenggam tanganku.
"Berjanjilah untuk tidak pergi lagi dari hidupku.."
Mata indah itu memohon dengan penuh belas kasih. Namun aku hanya terdiam, dan memberikan senyuman karena tidak mampu menjawab dan berjanji akan hal itu.
"Nona faye, aku ingin bertanya sesuatu".
"Tentang?".
"Tentang kau dan nenekmu, mengapa kau begitu membencinya?".
Senyuman hangat itu seketika berubah menjadi ekspresi dingin. Dia selalu begini apabila berbicara soal nyonya kaekai.
"Aku tidak pernah membencinya Yoko".
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Your Maid [END]
Romance"Yang hanya bisa kau lakukan adalah menuruti perintah ku" -Faye "Dan yang bisa kulakukan hanyalah menuruti kemauanmu" -Yoko Yoko yang dijual oleh ayahnya sendiri terpaksa harus menjalani hidupnya dengan menjadi pengasuh Faye seorang wanita berusia 3...