Melangkah kan kaki nya menuju pintu utama bandara, Asya telah tiba di Indonesia pukul dua siang. Berdiri sembari memegang tas serta koper berisi pakaian yang ia bawa dari Jepang."Kemana sih dia, gue capek nih" Dumel nya, sedari tadi ia belum melihat barang hidung suami nya.
"Assalamu'alaikum ning" Shaka datang dengan nafas yang tak beraturan.
"Wa'alaikumussalam, kenapa nafas nya jadi gitu gus?" Asya menaikan satu alis nya sambil menatap lekat wajah suami nya yang bercucuran keingat.
"Saya abis lari ning, saya kira ning keluar dari pintu kanan" Jelas nya.
"Loh, saya kan dari pintu utama gus"
"Ning gak ada bilang keluar dari pintu mana!" Kata Shaka.
"Ya udah saya salah gus, saya minta maaf. Sekarang ayo pulang gus, badan saya udah capek banget nih" Ajak Asya. Shaka mengangguk lalu, merka berjalan menuju mobil.
Sepanjang perjalanan tak ada dari antara mereka yang membuka percakapan, Shala menyetel lagu Shalawat di mobil nya sementara Asya sibuk dengan bendah canggih nan pipih milik nya.
"Em.. Ning" Shaka akhirnya membuka suara.
"Kenapa?" Jawab Asya dengan tengah muka mengarah ke Shaka tapi mata tetap fokus ke ponsel milik nya.
"Gimana perjalanan nya? Lancar?"
"Lancar-lancar aja kok gus"
Shaka benar-benar tak tau cara mencari topik pembicaraan. Ya, sesuai dengan kepribadian nya yang dingin dan cuek, apalagi soal wanita, ia sama sekali ta pernah mendekati wanita. Ingat akan kata ibu mertua nya, kalau Asya tidak suka di cuekin, semaksimal mungkin Shaka berusaha mengubah kepribadian nya agar istri nya nyaman jika di dekat nya.
"Kok berhenti?" Aktifitas Asya terhenti, karna Shaka memberhentikan mobil nya, di depan sebuah taman, namun tampak banyak stand yang berdiri di sana.
"Kita jajan, kamu mau kan?" Tanya Shaka dengan senyum tipis nya.
Asya di buat binggung kenapa sikap suami nya sedikit berubah padahal dulu Shaka sangat dingin.
"M-mau" Jawab Asya terbata.
Shaka berlari memutar mobil nya, membuka kan pintu mobil sebelah Asya.
"Ayo, princess" Shaka mengulurkan tangan nya. Asya yang masih syok hanya mengikuti perlakuan Shaka saja.
Shaka menggengam tangan Asya, mereka berjalan sembari melihat stand penjual makanan dan lain nya.
"Kamu mau jajan apa ning?" Tanya Shaka.
"Em.. Kamu mau itu gak?" Kata Asya jari telunjuk kanan nya, menunjuk pada stand penjualan seafood.
"Enggak" Jawab Asya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
Roman pour AdolescentsSpin-of cerita yang sebelumnya!! Gak maksa kalian buat baca cerita pertama tapi kalau mau tau seluk beluk cerita ini, boleh mampir di cerita pertama!! Mulai: 18 Juli 2024