" liat sudah mulai! " seru saka, seakan mengalihkan pembicaraan, dan berhasil, kai langsung kembali fokus menonton membuat saka dan daniel bernafas lega.saka dan daniel tidak menanggapi ucapan kai, mereka berdua bingung bagaimna menanggapi nya.
" tuan muda, ini permen nya "
daniel menoleh kearah suster nya, menerima permen yupi dari tangan suster nya sembari tersenyum.
" terimakasih sus "" tentu tuan muda "
daniel membuka bungkus permen nya lalu mengeluarkan semuanya, membuka satu untuk kai.
" enak kan? tapi tidak boleh terlalu banyak "" kenapa? " tanya kai.
" nanti sakit gigi " jawab saka, kai mengangguk mengerti.
" kak niel, sepertinya luka dipunggungku sudah kering, tolong buka kan perban nya boleh? "
" ini tidak nyaman " lanjut ucapan saka.
daniel tersenyum sembari mengangguk kearah saka.
" tentu saja, ayo ke kamar ku "" kai kau mau ikut ke kamarku atau tetap disini? "
tanya daniel." em, aku ikut ke kamar deh " jawaban kai terlihat ragu.
" kau boleh tetap disini untuk menonton, tidak perlu takut, suster reina akan menemanimu "
" ah klo gitu aku gajadi ikut "
setelahnya saka dan daniel berjalan kerah tangga menuju lantai dua, tempat kamar nya daniel berada.
" kak, ayahku tidak mencariku ya dari semalam? " tanya saka, saat keduanya masuk kamar saka langsung saja duduk disofa.
" sepertinya tidak, mungkin ayahmu belum pulang dari rumah "
" mengapa? kau terlihat tidak betah tinggal bersama ku "
" bukan seperti itu, aku cuman takut ibu tiriku berkata yang tidak tidak pada ayah, bagaimana klo ternyata aku diusir dari rumah? "
" aku tidak punya rumah untuk pulang selain ke rumah ayah, dan ayah juga satu satunya keluargaku "
daniel mengerti perasaan takut yang dirasakan temannya, itu wajar karna memang ibu tiri dari saka memang sering merencanakan sesuatu untuk mengusir saka.
" ibu mu masih ada saka " ucap daniel sembari berjalan kearah saka dengan kotak p3k ditangannya.
" aku sudah menganggapnya tidak ada, dia tidak pernah mau melihatku sedari berpisah dengan ayah "
" entah kenapa ibuku jadi tidak menyukai kehadiranku, sepertinya aku salah karna sudah terlahir ke dunia "
sontak saja ucapan saka membuat daniel menekan luka dipunggung nya.
" sshh, kau gila? sakit kau tau, jika tidak bisa biarkan saja, aku akan meminta tolong pada tante emly "
" maaf itu refleks, lagian perkataan mu tidak enak di dingar makanya aku tekan lukamu "
saka mensengus pelan, " refleks mu buruk, kau bisa membuat luka ku kembali basah "
" maaf saka "
saka tidak menjawab, keheningan terjadi diantara mereka karna daniel sibuk dengan luka di punggung saka, hanya terdengar suara AC dan suara jarum jam.
beberapa saat kemudian daniel sudah selesai, daniel berjalan kearah lemari untuk mengambil baju nya yang akan ia pakaikan ke tubuh saka.
saka tidak protes lantaran ia memang butuh bantuan untuk memakai baju.
KAMU SEDANG MEMBACA
Five Forever
Teen Fiction" Aku capek, kapan aku sembuh? " ~ Gavin " aku disalahkan karna lahir, padahal aku tidak pernah meminta untuk dilahirkan " ~ Saka " Kapan mereka berhenti menuntutku? apa aku hidup hanya untuk membuat mereka bangga? " ~ Keano " Aku capek, tapi ak...