6.

69 15 0
                                    


" eunghh "

daniel membuka matanya, jam menunjukan sekitar pukul 5sore, yaampun! daniel tertidur terlalu lama, ia melewatkan makan siang.

daniel bangun dari tidurnya, ia melihat kebawah disana ada gavin yang tengah menonton kartun di iPad nya sembari memakan puding coklat.

daniel menatap temannya bingung, sejak kapan gavin ada di kamarnya?? mengapa tidak membangunkannya??

daniel menyugar rambut nya kebelakang, ehh ia menyadari sesuatu, ada coolfiver didahi nya, pantas saja suhu tubuhnya jauh lebih baik dari sebelum tidur.

daniel turun dari ranjang, duduk disamping gavin sembari bersandar kekasur.
" nonton apa? "

pertanyaan daniel membuat gavin menoleh kearahnya dengan senyum bahagia.
" ah sudah bangun?? bagaimana keadaan kak niel?? "

tanya gavin sembari memeluk daniel, danie terkekeh pelan, " jauh lebih baikk, sejak kapan kau disini?? "

" orangtua mu tau kau disini kan?? diantar siapa kesini nya?? " pertanyaan beruntun dari daniel membuat gavin melepas pelukan nya.

gavin menatap temannya dengan wajah ditekuk, daniel yng peka pun mengusap pipi temannya pelan.

" maaf ya gavin, aku membuatmu menunggu jawaban ku tempo hari, aku juga tidak datang sore kemarin karna aku tau kau akan sulit dibujuk saat marah dan berakhir bertengkar lebih parah "

gavin menghela nafas pelan dengan kedua tangan dilipat didepan dada, " kau menyebalkan, seperti bukan laki laki "

daniel menatap datar kearah temannya, lihatlah! ia sudah menduga hal ini akan terjadi.

gavin selalu mengajak ribut jika dirinya punya salah, orng lain mengajak ribut karna yang salah tidak mau minta maaf, tapi temannya mengajak ribut setelah daniel meminta maaf dan mengakui kesalahan nya.

" kau juga seperti bukan laki laki! saat temanku yng perempuan marah padaku dia sama sepertimu, tidak mau mendengar penjelasan ku dulu! "

gavin berdiri dari duduk nya dengan kedua tangan masih dilipat didepan dadanya, " maksud kak niel apa? aku seperti perempuan?? "

daniel terpancing untuk membalas, daniel memang paling dewasa diantara teman temannya, namun sedewasa apapun daniel tetaplah anak kecil yang masih labil.

" aku tidak mengatakan kau seperti perempuan! kau menuduhku " balas daniel playing victim, hal itu jelas membuat kedua telinga gavin sedikit memerah karna marah.

" hei! kau memutar balik kan fakta? ck, idiot! "

kedua mata daniel membulat sempurna, hei? daniel itu anak yng cerdas, dia peringkat 1 sedari tk sampai kls 5 sd, bisa bisanya dikatai idiot!

" Hei!! kau memang seperti perempuan! huu perempuan! " daniel menjulurkan lidahnya mengejek gavin.

gavin yang marah lengsung menyerang temannya, memukul nya dengan sekuat tenaga, daniel yng kaget tidak bisa melawan selain mencegah kepalan tangan gavin, mencegahnya agar tidak  mengenai wajah tampan nya.

" aw sakit, hei aku juga masih anak kecil, pukulan mu menyakitkan! "

" berhenti gavin! " seru daniel sembari berusaha fokus menangkis pukulan gavin.

" kau menyebalkan! kau idiot! "

" aku tidak akan berhenti! ayo lawan aku!! jangan seperti laki laki lemah! "

daniel terpancing emosi, dia mulai membalas pukulan gavin, sembari menangkis pukulan gavin.

ceklek...

Five Forever Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang