"Max, panggilkan Amelie."
'Sekretaris Amelie tidak ada diruangannya, Tuan.'
Kening Jarden berkerut, "Max, buka layar."
'Dilaksanakan, Tuan.'
Jarden mengambil remot di laci mejanya, dia melihat layar tak kasat mata di depannya, dia mengecek seluruh CCTV gedung hingga memperbesar bagian di depan lift khusus lantai dasar. Dia memiringkan kepala, melihat gadisnya yang tengah berdebat dengan Gisele Beer.
Melihat bagaimana Gisele ingin menampar gadisnya, Jarden langsung berdiri dari duduknya, dia berjalan dengan langkah lebar keluar ruangan, masuk ke dalam lift dengan tatapan sedingin kutub Utara. Selama di dalam lift, kedua tangannya terkepal begitu erat, Jarden marah saat Gisele berniat menyakiti gadisnya.
"Ada apa ini?"
Lift terbuka, Jarden langsung mendekat, dia menarik lembut pinggang gadisnya hingga berdiri disisinya. Melihat apa yang Jarden lakukan pada Amelie alih-alih melakukan pada dirinya, kedua tangan Gisele yang melayang di udara terkepal, dia menatap cemburu pada tangan kekar Jarden di pinggang Amelie.
"Jarden sayang! Kamu kenapa peluk-peluk dia di depan aku?! Aku yang calon istri kamu!!"
Jarden menatap datar Gisele, "Sudah berkali-kali saya katakan, Gisele. Saya tidak bisa menikahi kamu tapi kamu kekeuh ingin saya nikahi, jadi nikmati konsekuensi yang saya pernah katakan dan jangan pernah memasang wajah menjijikkan itu di depan saya."
Tak hanya Gisele yang terkejut akan jawaban sarkas Jarden, karena Amelie, kedua pengawal, juga karyawan yang menonton ikut terkejut. Mereka tak menyangka, jika hubungan yang sebentar lagi resmi menjadi suami istri tak memiliki kedekatan. Bahkan sang pria tampak tak suka dengan wanita yang akan dia nikahi ini.
"Jarden! Kamu .... Kamu mempermalukan aku!"
"Saya tidak peduli, Gisele. Selagi kamu tidak mengganggu gadis saya, saya tidak akan menyinggung kamu."
Deg.
Keterkejutan kedua kembali hadir saat Jarden terang-terangan mengakui Amelie sebagai gadisnya, Amelie juga sampai mendongak, menatap Jarden tak percaya sedangkan Jarden, dengan tampang tak berdosa, dia menunduk, mengecup begitu lembut kening Amelie. Semakin terkejut mereka semua saat ini.
"JARDEN!!"
Menghela napasnya berat, Jarden menatap Gisele. "Banyak yang menonton dirimu di sini, Gisele. Lebih baik kembali, saya dan kamu tidak akan pernah menikah."
"Tidak! Kamu harus jadi suami aku!!"
"Saya yang tidak bisa menjadi suami kamu,"
"Tidak Jarden!! Kamu hanya milikku!"
"Dan saya hanya milik gadis saya," Jarden ingin membawa Amelie masuk ke dalam lift tapi Gisele lagi-lagi menahan dengan mata memerah menahan tangis. "Lepas, saya tidak suka di sentuh tanpa izin saya."
"Tidak mau! Aku tetap berhak menyentuh kamu, kamu calon suami aku, Jarden!!"
"Saya calon suami Amelie, sudah cukup jelas sampai di sini? Kalau sudah, saya harus segera pergi."
Dengan wajah memerah padam, Gisele tiba-tiba menarik rambut panjang Amelie, membuat gadis itu memekik kaget juga Jarden yang refleks menepis tangan Gisele dengan kasar. "Saya tidak ingin menyakiti perempuan, Gisele. Jangan buat saya menyakiti kamu,"
![](https://img.wattpad.com/cover/373579935-288-k662357.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kelahiran Kembali Amelie Elysia (Hiatus)
FantasyAmelie Elysia pikir, hidupnya akan indah seperti alur novel. Tapi kenyataannya berbanding terbalik, dia terombang-ambing dengan segala badai masalah yang akhirnya .... Membawa dia kembali ke masa lalu sebelum perubahan utama dalam hidupnya terjadi...