26 - Mirip Jarden

2.1K 148 4
                                    

"MOMMY!"

"My beloved son!"

Hera menerima terjangan hangat berupa pelukan dari sang anak, di balas tak kalah erat oleh putranya yang memiliki wajah serupa dengan Jarden alih-alih mirip dengan Ayahnya sendiri. Jika disandingkan antara Jarden kecil dengan Nyx, maka mereka akan seperti pinang dibelah dua.

Hera saja bingung, yang jelas Ayah kandung Nyx itu Jayden tapi wajahnya malah serupa dengan wajah Jarden kecil. Jarden yang memiliki wajah persis seperti mendiang Ibunya sedangkan Jayden diturunkan wajah tegas Ayahnya 100 persen. Jadi Kakak beradik satu ini, memiliki wajah yang persis seperti orang tuanya, Jarden memiliki wajah Ibunya dan Jayden wajah sang Ayah.

"Mommy, I keep thinking about you non-stop! How can you be so good at manipulating the contents of my head?"

(Mommy, Aku terus memikirkanmu tanpa henti! Bagaimana bisa kau begitu pandai memanipulasi isi kepalaku?)

Hera tertawa mendengar ucapan lugu putranya, "Apa semua itu benar, sayang?"

"Of course! Do I need to open my chest to see a proof of honesty?"

(Tentu saja! Apakah aku perlu membuka dadaku untuk melihat bukti kejujuran?)

"Pandai sekali lidahmu berkata manis, meniru siapa kamu?"

Pandangan Nyx beralih ke arah pintu utama, dia mendelik. "Mom! Why is that ugly man here?"

(Mom! Kenapa ada pria jelek itu di sini?)

"Mulutmu! Ingin aku sobek, heh?!"

Sambil menahan tawa, Hera menggeleng pelan. "Jangan bicara tak sopan, sayang. Kamu juga, Jayden. Jangan suka mengancam dengan kalimat kasar,"

"Anakku duluan, Hera. Dia banyak sekali bicara manis padamu lalu bicara buruk padaku."

"As I like!"

"Cih! Tidak bisa bahasa negara sendiri saja banyak bicara manis! Wajah pun persis anak tengil itu padahal aku yang usaha berjam-jam memproses dirimu agar bisa lahir,"

"Mommy, that ugly man is noisy."

(Mommy, pria jelek itu berisik)

Jayden memelotot, "Hera! Bisakah kita tukar tambah bocah nakal itu? Tukar tambah sekalian dengan Olaf!"

Tawa Hera akhirnya pecah, "Sudah! Berhenti berdebat, ini bukan meja mediasi tapi ini kediaman! Nyx, sudahkah kamu mandi, Nak?"

"Huum!"

"Kalau begitu, masuk kamar dulu ya, ini sudah sangat malam, besok kita sarapan bersama."

"Okay, good night, Mom. I love you!"

"Love you too, sayang."

Setelah Nyx pergi ke kamarnya, Hera membawa Jayden menuju kamar yang biasa mereka tempati. Jayden duduk di tepi ranjang dengan Hera membelakanginya, tengah menatap cermin sembari menghapus sisa riasan di wajahnya menggunakan cairan pembersih wajah dan kapas.

"Kau sudah mencoba mengajarinya bahasa negara kita, Hera?"

Melirik Jayden melalui pantulan cermin, Hera mengangguk kan kepalanya. "Sudah, tapi Nyx lahir dan besar di negara yang berbahasa Inggris, membuatnya lebih nyaman berbahasa Inggris sehari-hari. Aku juga tidak memaksa untuknya memilih bahasa saat bicara,"

"Baiklah, sini."

Hera mencepol asal rambut panjangnya, dia berjalan mendekati Jayden, ditarik pinggangnya lembut untuk duduk di pangkuan Jayden. Memeluk mesra pinggangnya, Jayden mengecup beberapa kali leher jenjang Hera. "Kau tidak ingin sesuatu? Kau sedang hamil,"

"Untuk saat ini tidak, tidak tahu nanti."

Jayden mengangguk, "Jarden akan bulan madu ke Italia. Mau ikut denganku saja ke Italia?"

"Bagaimana dengan Nyx? Aku tidak tega meninggalkannya dalam waktu yang lama, dia akan terus menjadiku kecuali dia bisa kita ajak."

"Tidak mungkin mengajak Nyx, aku ingin puas-puas bersama dirimu di Italia tanpa gangguan."

Hera menggeleng pelan, "Aku menunggu saja di sini. Kamu hati-hati ke Italia,"

"Baiklah, kamu juga baik-baik di sini dengan anak kita, aku akan sangat merindukan kalian. Sini cium dulu," Jayden mencium bibir wanitanya di balas serupa oleh Hera yang mengalungkan kedua tangannya ke leher Jayden.

***

"Mereka akan ke Italia?"

"Iya, benar."

"Ini tidak bisa terjadi!!"

Jika tak mengingat ancaman Jayden, Gisele sangat ingin mengacaukan rencana Jarden dan Amelie untuk pergi bulan madu ke Italia. Mereka tidak boleh pergi bulan madu! Gisele tak akan pernah rela seumur hidupnya!

"Aku harus melakukan sesuatu untuk mengacaukan keberangkatan mereka,"

"Apa yang ingin kau lakukan?"

"Intinya, membuat rencana mereka untuk bulan madu gagal."

Gisele tersenyum miring, tidak ada kata kapok dalam hidupnya, dia akan semakin semangat ingin mengacaukan pernikahan Jarden dan wanita yang dia sebut sebagai penghancur itu.

Sementara, di tempat lain. Tepatnya di dalam sebuah kamar, adegan panas yang mengubah suasana dingin kamar kembali terjadi. Berkali-kali Jarden mengatakan kalimat penuh cinta, menyatakan betapa dia selalu puas dengan semua yang ada pada istrinya.

Amelie di bawah Kungkungan tubuh besar Jarden pun tiada henti bersuara erotis, merasakan tekanan lembut yang semakin cepat di bawah sana, di pusat tubuhnya yang paling sensitif.

"Ugh, Ar. Pelan-pelan!"

"Tidak bisa, sayang. Kamu selalu berhasil membuatku gila,"

Amelie melengkungkan tubuhnya, tak tahan dengan segala gerakan Jarden di bawah sana yang membuatnya terus menerus meremas seprei. Semakin cepat gerakan Jarden, Amelie membawa kedua kakinya melingkari pinggang Jarden. Membuat penyatuan di antara keduanya semakin tak terelakkan.

Setelah 15 menit, Jarden berpindah ke sisi samping wanitanya. Menarik Amelie ke dalam dekapannya dengan begitu erat, "Istirahat, sayang. Besok kita akan lebih intim saat pergi bulan madu,"

Amelie menepuk pelan bibir Jarden yang bicara frontal, "Ih jangan buat aku malu, Ar."

"Malu kenapa, sayang? Aku sudah melihat dan merasakan segalanya tentang dirimu berkali-kali."

"Iya tahu! Tapi aku tetap saja merasa malu,"

Jarden terkekeh gemas, mengecup berkali-kali pipi Amelie yang kini beralih menunduk, mengecup perut wanitanya beberapa kali. "Cepat hadir kesayangannya Papa, baik-baik di dalam sana ya, Nak, saat kamu sudah hadir nanti."

"Amin, Papa!"

***

Maaf dikit yaa, malam ini ada malam puncak 17-an, sebagai kartar, aku sangat sibuk guess dari kemarin. I'm so sorry!

Next aku akan up lebih panjang, hehe.

Bye bye!

Selamat pagi dan selamat beraktivitas!

Kelahiran Kembali Amelie Elysia (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang