03 - Jas Yang Disampirkan

4.8K 400 103
                                    

"Kau tampil memukau malam ini, membuat semua pasang mata berpusat dan sulit berpaling dari dirimu, Amelie."

Amelie menoleh, dia menggoyangkan gelas anggur yang ada di tangan kanannya. "Tapi itu fakta kan? Aku memang memukau,"

Rasa percaya diri Amelie yang meningkat drastis membuat asisten Matt menggeleng pelan, "Ya, tetap percaya diri seperti itu, Amelie."

"Dengan senang hati,"

Mereka menikmati segelas anggur bersama, sampai tak lama, pembawa acara mengatakan jika acara inti yang harusnya sudah dilaksanakan, terpaksa harus di undur sebab pemilik acara belum tiba. Mendengar itu, kening Amelie berkerut bingung, dia menatap asisten Matt. "Yang belum datang pimpinan atau siapa?"

"Aku tidak tahu,"

Sama-sama tak tahu dan malas mencari tahu, mereka pun memilih menyelesaikan minum, berbaur dengan tamu yang hadir di acara malam ini. Amelie sebenarnya malas mendekati Alina tapi perempuan itu memanggilnya dengan suara keras, jika tak mendekat, dia akan semakin menjadi untuk mempermalukan dirinya.

Mau tak mau, Amelie mendekati Alina. "Ada apa?"

"Kenapa datang terlambat? Kan kita sudah janji untuk datang lebih cepat dari pimpinan,"

Satu alis Amelie terangkat, "Kau tuli? Pembawa acara mengatakan, pemilik acara ini belum datang, itu artinya pimpinan belum datang. Kedatanganku jelas lebih cepat dari pimpinan kan?"

Mata Alina membulat, dia merasa terjebak dengan pertanyaannya sendiri sedangkan teman-teman Alina saling pandang. Tak memperdulikan Alina, mereka memusatkan mata pada Amelie. "Sekertaris Elysia, kenapa Anda bisa sangat cantik?"

Amelie terkekeh, "Tuhan yang memberikan semua ini padaku."

"Benar juga, tapi kenapa Tuhan tidak membuatku cantik seperti Anda?"

"Bagaimana jika tanyakan langsung pada Tuhan?"

"Oh no! Aku belum siap bertemu Tuhan secepat ini,"

Mereka pun tertawa, tak sadar mengabaikan Alina yang semakin mengepalkan tangannya dengan kuat. Dan Amelie belum puas mengerjai Alina, "Ah iya. Alina, kenapa kamu meninggalkan aku di pinggir jalan seperti tadi?"

"Omo! Benarkah Alina meninggalkan Anda di pinggir jalan, sekretaris Elysia?" Tanya seorang perempuan dengan wajah cantik khasnya.

"Iya benar, aku sedih sekali. Tak menyangka jika sahabatku meninggalkan aku begitu saja, beruntung ada orang baik yang mau mengantarku ke sini."

"Alina, kau jahat sekali! Sekretaris Elysia sudah mau menganggap dirimu yang hanya staf sebagai sahabatnya, tapi ini balasan kamu?"

Di cecar teman-temannya, Alina semakin merasa malu. Dia pun meninggalkan mereka semua, termasuk Amelie yang tersenyum miring. Ini baru permulaan, Alina. Akan semakin banyak kejadian yang membuatmu menahan emosi lebih besar lagi, tunggu ya.

"Sekretaris Elysia!"

"Oh halo, Nyonya Berlin."

Seorang wanita dengan pakaian glamor, ya tidak hanya dia, semua wanita di sini juga berpakaian glamor serta nyentrik, berusaha memusatkan perhatian hanya pada diri mereka semuanya. "Kau datang sendiri?" Nyonya Berlin ini salah satu kolega bisnis pimpinannya, dia cukup ramah dan murah senyum, tak ada salahnya bersikap baik pada Nyonya Berlin karena dia pun tak memiliki kenangan buruk dengannya.

Juga, teman-teman Alina tadi lebih memilih menyingkir, segan jika bergabung dengan orang-orang berpengaruh. Berbeda dengan Amelie yang memang sudah biasa dengan acara megah seperti ini atau pun berinteraksi dengan orang-orang berpengaruh, karena dia, terbiasa mendampingi pimpinannya sebagai sekretaris serba guna.

Kelahiran Kembali Amelie Elysia (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang