24 - Darah Dagingnya

2.4K 199 5
                                    

"Aw! Jarden, pelan-pelan!"

Dengan wajah polos tanpa dosa yang berbanding dengan isi kepalanya, dia mendongak, menyengir lucu ke arah Amelie dengan bibir melepas tautan pada puting kemerahan buah dada istrinya. "Nanti kalau kita punya anak, berikan susu formula saja ya, sayang. Yang ini ...." Jarden menjeda sembari mengusap bongkahan padat kesukaannya selain yang di bawah sana.

".... Ini khusus punya aku, aku tidak mau berbagi dengan siapa pun termasuk anak kita."

Amelie mendelik, dia dengan gemas menarik hidung mancung suaminya. "Sama anak kok perhitungan? Lagian susu yang paling baik itu ya air susu Ibu, masa aku bisa mengeluarkan asi dan anak kita minumnya susu formula? Big no! Harus minum asi aku,"

"Aku enggak rela berbagi, sayang."

"Sama anak sendiri, astaga, sayang."

"Pokoknya, semua yang ada di kamu itu punya aku! Tanpa terkecuali!"

Amelie geleng-geleng kepala mendengar segala sifat posesif suaminya ini. "Ya sudah, kamu awas, aku mau mandi."

"Sekali lagi, sayang."

Jarden kembali menyerang Amelie sedangkan diluar sana, Gisele telah berputar-putar mencari bagian VVIP yang pasti ditempati Jarden namun tak kunjung ketemu. Ya tidak akan ketemu, sebab Jarden memakai kamar biasa tanpa embel-embel VVIP atau naratama. Jelas untuk menghindari gangguan seperti ini yang sudah Jarden duga.

Tadi sebenarnya sempat di kamar naratama, lalu Jarden tahu kedatangan asistennya dan berakhir pindah ke kamar lain.

"Sial! Mereka di kamar lantai berapa?!"

"Lain kali, jangan terlalu niat untuk mengacaukan rumah tangga orang lain."

Deg.

Gisele berbalik badan, dia melihat seorang pria berdiri dengan kedua tangan terlipat di depan dadanya. Dia tersenyum sinis, membuat Gisele terdiam kaku. "J-Jayden?"

"Hm? Sudah puas mencari keberadaan kamar Adikku dan istrinya? Kalau sudah puas, silakan tinggalkan gedung ini. Jangan membuatku bertindak kasar padamu, Nona Beer."

Gisele mengepalkan kedua tangannya yang ada di sisi tubuh, dia tak suka Jayden yang selalu membuatnya merinding ketakutan. "Aku hanya ingin menemui suamiku dan menyeret pelakor itu pergi!"

Satu alis Jayden terangkat, "Kau gila? Sejak kapan kau menikah dengan Adikku? Sejak kapan kau jadi iparku? Bahkan aku tidak sudi menganggap dirimu sebagai ipar."

"Tapi aku─"

"Enyah sekarang atau kau .... Mau berakhir sama seperti Adriana? Tidak di terima di negara ini?"

Gisele yang takut pada ancaman Jayden akhirnya pergi, sementara Jayden setelah kepergian Gisele, kini memijat pelipisnya yang berdenyut, dia mengingat perdebatannya dengan Hera yang tadi kembali berlanjut sebelum akhirnya, Jayden pergi meninggalkan Hera usai melihat banyak panggilan tak terjawab dari Adiknya.

Jayden hanya takut sesuatu terjadi pada Adiknya.

Beberapa saat lalu sebelum kedatangan Jayden ke gedung hotel ini.

"Jayden, sudah!"

Hera mencoba mendorong dada bidang Jayden dari atas tubuhnya, namun pria itu tetap bergeming dengan tatapan lurus. "Bisakah berhenti berlagak menolakku, Hera?"

Wanita cantik itu terkekeh sinis mendengarnya, "Berlagak? Aku jelas menolak dirimu, Jayden! Gara-gara kamu, hidupku berantakan selama enam tahun! Semua ini karena kamu! Jadi tolong, pergilah dari kehidupanku!!"

Kelahiran Kembali Amelie Elysia (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang