"Apa yang membuatmu menangis sambil memeluk Nyx, hm?"
Nyx sudah tertidur di atas ranjang, Jarden sengaja membawa istrinya ke sofa, dia berbaring saling bersisian dengan lengannya sebagai bantalan kepala Amelie. Dan Amelie yang di tanya, kini dia mendongak menatap sang suami. "Tidak ada,"
"Kamu masih takut tentang rem blong?"
"Bukan,"
"Lalu?"
"Jangan tanyakan apa pun dulu, Ar."
"Baiklah, mau tidur di sini denganku?"
"Tidak, aku mau bersama Nyx."
Amelie menjauhi sofa, dia berbaring di samping Nyx, memeluknya dengan perasaan tak menentu. Dan Jarden melihatnya, hanya diam dengan pemikirannya yang mulai bercabang. Kedekatan Amelie dan Nyx tampak aneh di matanya, mereka seperti menyembunyikan sesuatu atau bahkan, seperti menyembunyikan kedekatan mereka yang terjalin dari lama.
Mengusap wajahnya pelan, Jarden berjalan keluar kamarnya menuju dapur untuk mengaliri tenggorokannya dengan air dingin di dalam kulkas. Alih-alih mendinginkan otak, dia malah harus berpapasan dengan Jayden yang juga baru keluar dari kamar tamu di kediaman ini. Pria jelek di mata Jarden itu hanya memakai boxer tanpa atasan.
Jarden berdecak, "Tubuh jelek saja dipamerkan!"
Mendengar itu, Jayden menepuk dadanya bangga. "Kenapa? Iri? Bilang dong,"
"Tcih! Siapa juga yang iri?!"
"Ya kau lah! Tidak bisa bercinta kan? Emang enak!"
"Kurang ajar!"
Jarden bersiap ingin menendang Jayden, dia berlari mendekati Jayden yang ikut berlari menghindari dirinya dari kejaran. "Berhenti, Jayden!"
"Tidak akan! Terus! Terus kejar! Haha!"
Tanpa sadar, mereka berdua tertawa lepas. Melepas segala penat dan jarak dikarenakan usia di antara mereka berdua.
***
"Kalian siapa?!"
Gisele terus beringsut mundur, melihat beberapa pria dengan jubah hitam mendekatinya. "PERGI! JAUH-JAUH!!!"
"Ssttt, santapan harus patuh."
Gisele semakin gemetar ketakutan, "Jangan! Jangan mendekat!!"
Mereka tertawa, semakin mempermainkan Gisele dengan terus mendekatinya. Gisele yang tak lagi bisa mundur, hanya gemetar ketakutan di tempatnya. "Tolong! Tolong aku! Siapa pun tolong aku!!"
"Tidak akan ada yang bisa menolongmu di sini, Gisele."
"Siapa kalian?! Kenapa kalian mengenalku?!"
"Kau paham makna tanam tuai? Mungkin ini yang akan terjadi,"
"BERHENTI!! JANGAN MENDEKAT!!"
Melihat Gisele mulai menjambak rambutnya sendiri, para pria berjubah hitam itu melangkah mundur, mereka meninggalkan ruangan temaram dengan Gisele yang gemetar ketakutan.
"Ibu, Ayah, tolong .... Tolong aku ...."
***
"Bagaimana, Ayah? Sudah ada kabar dari anak kita?"
Tuan Beer menggelengkan kepalanya, dia akhirnya tak datang ke rumah sakit karena mendapat kabar jika putrinya tidak juga pulang ke rumah yang bahkan tidak bisa di hubungi sama sekali. "Sabar, Bu, Ayah masih terus berusaha untuk menghubungi Gisele."
"Aku takut sesuatu terjadi pada anak kita, bagaimana kondisinya sekarang? Apa dia sudah baik-baik saja?"
Tuan Beer membawa istrinya ke dalam dekapan, dia sama khawatirnya mengenai Gisele yang pergi begitu saja. "Aku akan menghubungi Jarden, semoga Jarden mau membantu kita."
"Amin, cepat hubungi Jarden, Yah."
Tuan Beer mengangguk, bergegas dia pergi menjauh untuk menghubungi nomor Jarden. "Jarden?"
"Ya, Tuan Beer. Ada yang bisa saya bantu?"
"Jarden, kau tahu sesuatu tentang Gisele? Dia tak bisa dihubungi,"
Di seberang sana, Jarden langsung bisa menebak kenapa Gisele tak bisa dihubungi. "Saya akan mencari tahu sesuatu, nanti saya kabari."
"Terima kasih banyak, Jarden. Maafkan membuatmu repot,"
"Ya,"
***
"Jayden!"
"Ada apa?"
"Di mana kau mengurung Gisele?"
"Memangnya kenapa?"
"Ayahnya menghubungiku, memintaku untuk membantunya mencari Gisele."
"Lalu kau luluh?"
Jarden mengusap wajahnya dengan begitu gusar, "Aku merasa tak enak hati pada Tuan Beer. Beliau berjasa banyak untukku, Jayden."
"Aku paham, makanya aku hanya sedikit menggertak Gisele."
"Apa yang kau lakukan padanya?"
"Bukan hal yang berat, dia akan baik-baik saja atau mungkin sedikit depresi."
"Kau tak membuatnya dilecehkan kan?"
"Aku tidak sebajingan itu, aku hanya ingin membuatnya kapok dan memiliki ketakutan dalam hidupnya."
"Kembalikan dia ke keluarganya, Jayden."
"Setelah aku puas membuatnya gemetar ketakutan,"
***
Huhuhu
Aku lagi mode stuck ide guys!!
Ayo dong bantu aku semangat untuk ngetik dengan cara perbanyak vote juga komentar.
Maaf ya sedikit, next akan lebih banyak kalau udah mulai semangat untuk ngetik lagi. Hehe, bye bye!
KAMU SEDANG MEMBACA
Kelahiran Kembali Amelie Elysia (Hiatus)
FantasíaAmelie Elysia pikir, hidupnya akan indah seperti alur novel. Tapi kenyataannya berbanding terbalik, dia terombang-ambing dengan segala badai masalah yang akhirnya .... Membawa dia kembali ke masa lalu sebelum perubahan utama dalam hidupnya terjadi...