Amelie menatap tangan Jarden yang ada di pinggangnya, "Tuan─ Tidak, maksudku, Jarden. Bisakah lepas?"
Satu alis pria itu terangkat, "Untuk apa?"
"Tidak enak jika ada yang melihat, ini acara kamu dan Nona Beer tapi kamu malah merangkul pinggangku."
"Mereka tidak memiliki hak ikut campur dalam kehidupan pribadiku, sayang. Jangan pikirkan ucapan mereka, oke?"
Amelie akhirnya mengangguk, lift pun berdenting, di susul pintu yang terbuka. Dengan merangkul pinggang Amelie di sampingnya, Jarden melangkah keluar lift tanpa menyadari kehadiran Berlin yang baru keluar dari pintu tangga darurat di ikuti seorang wanita yang mendorong bahunya.
"Kenapa kau berhenti mendadak?! Tidak tahukah kalau aku ini sudah sangat lelah? Aku butuh istirahat!"
Berlin diam tak menjawab dia terus menatap seorang pria yang tak asing di matanya, atau bahkan, memang dia kenal. Jarden, ya! Berlin melihat Jarden menggandeng seorang wanita setelah keluar dari dalam lift, dia juga membawa wanita itu masuk ke dalam salah satu kamar di sana, wanita itu jelas sekretaris Elysia.
"Kau melihat apa sih?!"
Suara Gisele di belakangnya menyentak Berlin ke kenyataan kembali, dia pun menoleh ke arah Gisele. "Lift sudah benar, tadi ada seseorang yang keluar dari lift."
"Serius? Kenapa tidak dari tadi sih? Kakiku seperti mau lumpuh menuruni anak tangga sejak tadi!" Gisele berjalan mendahului Berlin yang masih terpaku di tempat, bahkan dia melupakan keringat yang bercucuran di keningnya.
"Sepertinya dugaan aku tepat sasaran,"
Tak lama setelahnya, Berlin menyusul langkah Gisele yang sudah masuk ke dalam lift.
Sedangkan di dalam sebuah kamar yang baru didatangi Amelie juga Jarden, pria itu tampak duduk di tepi ranjang dengan sang gadis yang sibuk membersihkan diri. "Max, katakan pada Matt, kirimkan satu set piyama tidur untuk gadisku dan satu set pakaian untukku."
'Perintah dilaksanakan,'
Tak butuh waktu lama dengan bekal di gedung yang sama, asisten Matt bisa langsung menaiki lift menuju lantai tempat pimpinannya berada. Pria dengan perawakan yang sama tegap itu, berdiri di depan pintu, membiarkan sensor mengenai dirinya hingga alarm di dalam ruangan berbunyi.
Jarden langsung berdiri, dia berjalan membuka pintu. "Ini, Tuan. Jika saya boleh tahu, pakaian perempuan ini untuk siapa?"
"Tidak perlu tahu, pergilah, Matt."
Asisten Matt mengangguk, menunduk segan sebelum berlalu pergi meninggalkan Jarden juga Amelie yang baru keluar dari dalam kamar mandi dengan handuk kimono yang dia gunakan. "Itu apa, Ar?"
"Pakaian untukmu dan aku, pakai yang ini, sayang."
Amelie tersenyum manis, "Terima kasih, Ar."
"Apa pun untukmu, sayang. Aku membersihkan diri dulu ya, kamu langsung istirahat saja."
Amelie mengangguk, saat Jarden masuk kamar mandi, dia langsung memakai pakaian yang sudah di siapkan setelahnya, berbaring manis di atas ranjang. Amelie awalnya ingin tidur menunggu Jarden selesai mandi, tapi siapa sangka, rasa kantuk yang teramat membuatnya tertidur dengan cepat.
Dan Jarden yang melihat gadisnya tertidur dengan cepat, tersenyum begitu tulus. Dia pun menarik napas dengan yakin, "Max, katakan pada Matt untuk mengurus berkas pernikahanku dengan Amelie Elysia."
'Telah di sampaikan, Tuan.'
"Max, kerja bagus."
Di gedung yang sama namun berbeda lantai juga ruangan, asisten Matt terdiam mendengar perintah pimpinannya yang dia tahu dari Max─ sistem canggih besutan perusahaan Alpha Gray. Berkas pernikahan dengan Amelie Elysia? Bukankah seharusnya, Jarden menikah dengan Gisele Beer? Kenapa jadi Amelie Elysia?!
KAMU SEDANG MEMBACA
Kelahiran Kembali Amelie Elysia (Hiatus)
FantasyAmelie Elysia pikir, hidupnya akan indah seperti alur novel. Tapi kenyataannya berbanding terbalik, dia terombang-ambing dengan segala badai masalah yang akhirnya .... Membawa dia kembali ke masa lalu sebelum perubahan utama dalam hidupnya terjadi...