04 - Tak Bisa Menikahinya

4.5K 332 108
                                    

Suasana sempat canggung hanya karena Jarden yang tiba-tiba menyampirkan jas hitamnya di kedua bahu Amelie, menutup punggung Amelie yang terekspos. Apalagi, di tambah bisikan Jarden dengan suara rendah, membuat Amelie semakin tak berkutik. Dia banyak menerka-nerka tapi takut kecewa sendiri, dia pun memilih untuk membenarkan letak jas di bahunya, tak ingin membuat Jarden marah merasa di tolak.

"Saya sedikit terkejut, tak menyangka jika kedekatan sekretaris Elysia dengan pimpinan Alpha Gray begitu serasi. Melebihi apa yang pernah media massa sampaikan," Berlin berceletuk membuat Amelie tersenyum kikuk ke arah dirinya. "Saya yang sudah lancang menganggap pimpinan seperti Kakak untuk saya, Nyonya. Makanya kami tampak akrab," jawab Amelie.

"Benarkah? Saya rasa, selain menjadikan pimpinan Alpha Gray pasangan, menjadikannya Kakak juga tak kalah beruntung."

Amelie dan Nyonya Berlin larut dalam obrolan seputar Jarden yang memang berada di samping Amelie. Tak lama kemudian, acara akan segera di mulai. Amelie juga dengan sopan melepas jas Jarden dari tubuhnya, "Calon istri Anda akan tiba. Saya tidak ingin membuat rumor buruk, mari saya bantu memakaikan jas Anda kembali."

Benar, alasan di kehidupan pertama kenapa Amelie tak mengatakan kehamilannya pada Jarden karena malam mereka melewati semua itu adalah malam pelepasan masa lajang Jarden juga calon istrinya. Berbeda dengan pesta lajang lainnya, keluarga Grayson turun temurun akan melakukan pesta lajang seperti pesta pertunangan dalam nuansa begitu megah.

Amelie di kehidupan pertama tak ingin mengganggu pernikahan pimpinannya yang baru seumur jagung, makanya dia mengikuti saran dari Alina Figura. Tapi kali ini, biarkan Amelie melakukan yang tidak dia lakukan di masa lalu.

"Tetap di sisi saya, Amelie." Ucapnya dengan memakaikan kembali jasnya ke tubuh Amelie, "Jangan di lepas. Atau kau, memang senang mempertontonkan punggung?"

Amelie mendelik, "Calon istri Anda akan menaruh curiga pada saya, Tuan. Juga, mempertontonkan punggung memang salah satu tujuan saya."

"Kau sekretaris saya, jangan banyak bertingkah apalagi sampai mempertontonkan punggung!"

"Semua orang tahu itu, Tuan. Saya pamit bergabung dengan para sekretaris yang lainnya, saya─"

"Tetap di sini!"

Amelie mengatupkan bibirnya, dia pun patuh berada di sisi sang pimpinan dengan jas yang tetap menutup punggungnya. Kalau begini, untuk apa dia memakai gaun yang memperlihatkan punggungnya? Sia-sia saja karena akhirnya tetap di tutup jas kebesaran milik Jarden yang seperti menelan tubuhnya.

"Tuan, di sana calon istri Anda."

Di sisi lain, calon istri Jarden tampak berbincang dengan teman-temannya namun teralih saat seorang temannya ada yang menyinggung tentang calon suaminya. "Gisele, lihat di sana, calon suamimu membiarkan jasnya di pakai sekretarisnya. Apa kau akan diam saja?"

Gisele mengikuti arah pandang temannya, raut wajahnya pun berubah kesal. "Lancang sekali, dia hanya sekretaris tapi berani memakai jas calon suamiku."

Dengan langkah sebal, Gisele Beer menghampiri Jarden yang didampingi Amelie alih-alih di dampingi dirinya yang berstatus calon istri dari pria tampan itu. "Jarden sayang," Gisele dengan gaya manjanya memeluk lengan Jarden, semakin sebal saat melihat satu tangan pria itu merangkul mesra pinggang Amelie.

Dan Jarden yang lengannya di peluk tiba-tiba tak bisa menolak, dia hanya diam dengan lengan kanan di peluk Gisele Beer dan tangan kirinya merangkul pinggang Amelie. Kalau seperti ini, Jarden tampak seperti pria serakah yang kurang hanya dengan satu wanita. Ck! Bukan Jarden Nyx Grayson sekali kalau begini.

Juga Amelie yang merasa situasi tak nyaman untuknya, melepas tangan kiri Jarden dari pinggangnya. Dia ingin melepas jas Jarden tapi tatapan dingin Jarden, membuatnya agak ketar-ketir. Berlin juga ikut kikuk melihat ketiganya yang tampak seperti cinta segitiga.

"Sepertinya saya harus ke sana bersama teman-teman saya, saya duluan, pimpinan Alpha Gray, Nona Beer, dan sekertaris Elysia."

Kepergian Berlin membuat Amelie semakin tak nyaman di situasi yang merugikan ini, dia mendongak, menatap Jarden yang ternyata sedang menatapnya. "Biarkan saya bergabung dengan para sekretaris yang lain, Tuan."

"Sudah, Jarden sayang. Biarkan saja dia bergabung dengan sesama sekretaris, kamu kan sudah ada aku." Gisele Beer merasa cemburu, tak suka kedekatan calon suaminya dengan sekretaris Elysia.

Tak ada pilihan lain, Jarden membiarkan Amelie pergi bergabung dengan para sekretaris yang lain tanpa memakai jasnya kembali. Jarden juga enggan berdebat dengan Gisele Beer, membiarkan saja saat Gisele membantunya memakai jas kembali. "Jarden sayang, lain kali, jangan terlalu royal padanya. Dia hanya sekretaris, nanti bisa besar kepala jika kamu perhatian seperti ini padanya."

Amelie sebenarnya enggan merusak kebahagiaan perempuan lain karena dirinya pun sama perempuan, tapi mengingat bagaimana Gisele Beer memperlakukannya dengan buruk sejak awal mengumumkan pertunangan Gisele dan Jarden, Amelie tak bisa jika tak menyimpan kekesalan padanya. Dia terlalu angkuh, iya tahu, pantas angkuh jika akan menjadi istri penguasa tapi bisakah bersikap lebih baik?

Dia jauh dari kata baik, sangat suka memerintah tanpa kenal waktu, dia suka memaki-maki dirinya, jika Amelie membantah, Gisele akan mengancam. Akan mengatakan jika kerja Amelie tak becus sebagai sekretaris, lebih baik di pecat saja. Karena Amelie butuh pekerjaan ini dan tak mudah masuk ke perusahaan ini, dia terpaksa meminta maaf meski bukan kesalahannya.

"Kenapa ada perempuan sepertinya? Dia terlalu tak berperasaan pada sesama perempuan, aku juga dulu tak minat pada calon suamimu itu tapi tidak dengan sekarang. Jika kamu bisa seenaknya hanya karena akan dinikahi Tuan Grayson, maka aku akan melenyapkan rencana tersebut. Tak akan ada pernikahan dengan Tuan Grayson yang hanya akan membuatmu semakin angkuh."

Di sisi Jarden dan Gisele, keduanya berdekatan dengan Gisele yang tetap memeluk lengan Jarden. Mereka berjalan menghampiri keluarga Grayson dan Beer yang tengah berbincang. "Ibu!"

"Gisele sayangnya Ibu," Wanita baya dengan pakaian kelewat nyentrik memeluk anak perempuannya yang selalu membanggakan. "Cantik sekali, kau senang dengan acara ini, Gisele?"

Gisele mengangguk, "Senang, Bu. Akan lebih senang setelah menjadi istri Jarden, iyakan Jarden?"

Jarden hanya meliriknya sekilas tanpa menjawab apa pun, raut wajahnya tetap datar dengan tatapan tajam yang menjurus ke setiap sudut ruangan. "Jarden, calon istrimu sedang bicara loh. Masa kamu diam saja?"

Mendengar suara Nyonya besar Grayson, Jarden hanya menghela napasnya gusar. "Saya tidak bisa menikahinya,"

Sepasang mata Nyonya besar Grayson membulat, "Jarden! Apa yang kamu bicarakan, Nak? Tolong di koreksi, tak enak bisa jadi salah paham di sini karena di sini banyak orang."

"Sekali saya bilang tidak bisa, maka tetap tidak bisa, maafkan saya, Bu."

"Jarden, Ibu tahu, kamu hanya sedang keliru. Tidak apa-apa, kamu mau kumpul dengan para sepupumu? Kumpul saja, Gisele akan Ibu yang menenangkan."

Jarden tak peduli pada apa pun, alih-alih menemui para sepupunya, dia malah pergi ke halaman belakang gedung ini.

***

Guys! 100 komentar kalau mau double up yaa!!

Sampai jumpa sengku!!

JANGAN LUPA VOTE YAA🤩❤️‍🔥

Kelahiran Kembali Amelie Elysia (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang