16 - Ancaman Gisele

2.3K 184 11
                                    

"Cepat katakan padaku! Di mana suamiku!!"

Matt menatap datar pada wanita glamor di hadapannya yang tidak lain calon istri sang Tuan, "Bahkan Anda belum menikah, lantas siapa yang Anda sebut suami?"

Gisele Beer mengeram marah, dia menatap nyalang asisten Matt. "Kau berani membantah ucapanku? Cepat beritahu di mana suamiku!!"

"Sekali lagi saya tanya dengan sopan, Nona. Siapa suami Anda?"

"Fuck you!" Gisele mengacungkan jari tengahnya ke hadapan asisten Matt, setelah itu, dia melihat dua pengawal di depan lift khusus petinggi yang tak pernah pergi, sudah seperti patung saja dia di sana. "Max, di mana suamiku."

Tak ada jawaban.

Gisele menahan malu dengan wajah memerah, sedangkan asisten Matt mengulum senyum. "Max, laporan Minggu ini tolong kirim ke email pimpinan."

'Dilaksanakan, asisten Matt.'

Gisele rasanya sangat ingin mencakar Max namun tahu dia tak berwujud layaknya manusia yang bisa di cakar. Dia pun melangkah pergi dengan rasa malu yang membelenggu, asisten Matt? Pria tampan itu menggeleng pelan, dia menatap dua pengawal sembari menganggukkan kepala yang dibalas tundukan penuh segan, dia pun masuk ke dalam lift khusus petinggi menuju ruangan Tuannya.

Dia sengaja berinteraksi dengan Max di depan Gisele yang tak memiliki akses berinteraksi dengan Max, tentu saja tujuan gelapnya untuk mempermalukan Gisele. Setibanya di lantai teratas gedung Alpha Gray, asisten Matt langsung masuk ke dalam ruangan sang Tuan karena selain Tuannya, asisten Matt memiliki akses bebas masuk ke dalam ruangan.

Dia duduk di meja yang memang miliknya namun ada di ruangan sang Tuan, mulai sibuk dengan segala pekerjaan Tuannya namun harus dia yang menyelesaikan karena Tuannya mengambil cuti. "Max, hubungkan nomorku ke nomor pimpinan."

'Terkoneksi,'

Asisten Matt mengangguk puas mendengarnya, "Selamat siang, Tuan."

"Ada apa?" Di seberang sana, suara Jarden terdengar lebih berat dari biasanya yang berhasil membuat asisten Matt meringis pelan.

"Apa saya mengganggu Anda, Tuan?"

"Jelas, cepat katakan, ada hal apa yang harus kau sampaikan padaku?"

"Tentang perbaruan sistem bulan ini, Tuan."

"Ada kendala?"

"Saya dan tim satu tidak menemukan kendala namun ada sedikit kejanggalan,"

"Kita bicarakan di perusahaan nanti,"

"Baik, besok Anda sudah datang ke kantor?"

"Ya,"

Tanpa mengatakan hal lain, Jarden langsung memutuskan panggilan, membuat asisten Matt menggeleng pelan. "Pekerjaanku banyak sekali," gumamnya dengan tatapan muak, melihat betapa pekerjaan sang Tuan menanti untuk dirinya selesaikan.

"Amelie lagi apa ya?"

Dia tersenyum tipis, terlepas dari gosip kedekatan Jarden dan Amelie dari pekerja di perusahaan, asisten Matt tetap tak ingin mundur begitu saja. Dia pun mengambil ponselnya, mencari nomor pribadi Amelie lalu menghubunginya dengan jantung berdebar-debar.

Sementara itu, di apartemen Amelie. Si empunya tengah memeluk punggung tegap sang pria dengan erat sembari mengatur napas yang memburu, "Berhenti dulu, sayang."

Jarden menatap sayu wajah cantik kekasihnya, "Kenapa, sayang?"

"Kamu mau buat aku kehabisan oksigen?! Menciumku seperti yang tidak pernah menciumku," gerutunya dengan bibir maju beberapa senti.

Kelahiran Kembali Amelie Elysia (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang