"Amelie, berhenti di sana sebentar."
Ucapan yang persis, Amelie dalam hati mencibir sikapnya yang begitu licik. Tanpa menampilkan raut bencinya pada Alina Figura, Amelie menepikan mobil, dia sengaja melepaskan seatbelt yang dia kenakan sebelum Alina angkat bicara dan Alina yang melihat Amelie membuka seatbelt, tersenyum lebar tanpa merasa bersalah.
"Kamu peka sekali, tahu saja kalau aku memang mau gantian menyetir agar kamu tidak kecapekan." Alina ikut melepas seatbelt, "Kamu turun ya Amelie, aku mau langsung pindah ke balik kemudi dari sini saja."
Tanpa membantah, Amelie keluar dari dalam mobil, dia memutari mobil untuk menepi, hanya melipat kedua tangannya di depan dada saat mobil yang Alina kendarai telah pergi. Bahkan perempuan itu sengaja menekan klakson panjang, mengejek Amelie dengan tingkat kecepatan mobil di atas rata-rata.
Amelie geleng-geleng kepala melihat tingkahnya, dia pun melihat jam di pergelangan tangannya. "Conrad, minta Matt kirimkan satu mobil ke tempatku."
'Perintah di laksanakan.'
Hanya dalam waktu 4 menit, sebuah mobil mewah berwarna hitam berhenti di depan Amelie. Kaca jendela pun dia turunkan, "Let's go, Amelie."
Amelie tersenyum manis, "Thank you, Matt!"
"Hm,"
Amelie masuk ke kursi samping kemudi, mereka pun pergi menuju gedung acara bersama. "Kau tidak datang bersama pimpinan, Amelie?" Sejenak Amelie menoleh ke arah sampingnya, "Tidak. Temanku sudah berinisiatif berangkat bersama denganku, lagi pula, acara ini milik pimpinan, tidak mungkin aku yang mendampingi."
Pria tersebut terkekeh pelan, "Kau benar. Beruntung sekali, saat Conrad memberi sinyal, aku sedang melewati jalan ini. Jadi bisa menjemputmu dengan cepat,"
"Hum! Terima kasih banyak, Matt. Lain kali aku akan membalasmu, aku traktir makan ya!"
Dia tertawa sembari mengangguk, tak lupa mengusap gemas puncak kepala Amelie. "Matt! Aku sudah menata rambut dengan cantik, kenapa kau buat berantakan?"
"Tidak ada yang berantakan, kamu tetap cantik."
Amelie tersipu malu, "Bagaimana jika kita mampir sebentar di butik dalam hotel? Aku ingin ganti gaun, gaun ini sangat jelek."
Sangat jelek? Matthias memperhatikan pakaian yang Amelie kenakan, "Cantik gaunnya."
"Aku mau yang lebih cantik dari ini gaunnya, Matt."
"Sesuai keinginanmu,"
Matthias memarkirkan mobil langsung di basemen tanpa memberhentikan di lobi seperti yang lainnya. Dia turun lebih dulu, memutari mobil, membukakan pintu bagian Amelie seperti biasanya. "Silakan Tuan putri,"
"Terima kasih, Matt tampan!"
Matthias tak pernah lelah terkekeh jika bersama Amelie, mereka berdua pun berjalan beriringan masuk ke dalam lift. Menekan angka 3, langsung pergi ke sebuah butik yang memang ada di sana. "Mau baju model apa, hm?"
"Menurut, Matt, yang cantik yang mana?"
"Apa pun yang kamu kenakan pasti cantik,"
"Dasar gombal!"
Pilihan Amelie terjatuh pada gaun hitam panjang semata kaki dengan belahan di satu sisi sampai ke pahanya, begitu indah di tambah memperlihatkan lekuk tubuhnya. "Ini cantik dan seksi kan, Matt?"
Matthias mengangguk, "Cantik dan seksi tapi aku saran kan jangan memakai gaun itu."
Kening Amelie berkerut, "Kenapa?"
"Dia memakai gaun yang sama denganmu,"
Mendengar kata dia, Amelie cemberut sebal. Dia pun memberikan gaun tersebut pada pelayan yang sejak tadi mengikutinya. Pada akhirnya, pilihan Amelie terjatuh pada gaun yang juga warna hitam karena dress code acara ini memang hitam untuk perempuan dan para laki-laki memakai kemeja putih tanpa jas, kecuali pemilik acara yang memang di haruskan memakai jas hitam dengan kemeja putih di dalamnya.
Jika tadi panjang dan membentuk lekuk tubuh tanpa lengan, kali ini, Amelie mengambil yang juga tanpa lengan namun di bagian belakang, memperlihatkan sedikit bagian punggungnya tanpa belahan di satu sisi seperti gaun tadi. Dia memakai anting dan kalung senada dengan bahan dasar berlian, tak lupa mengikat rendah rambut panjangnya dengan menyisakan sedikit helai rambut di sisi kiri kanan wajahnya.
Dia berputar-putar di hadapan Matthias, "Bagaimana, Matt? Aku cantik?"
Matthias meraih pinggangnya, dia tersenyum dengan posisi mereka saling berhadapan. "Sangat cantik,"
"And, kamu suka aku?"
Dia mengangguk tegas, "Ya. Suka,"
"Yeay! Ayo kita ke pesta! Pimpinan pasti sudah menunggu,"
Matthias mengangguk, mereka berjalan beriringan dengan Matthias yang merangkul mesra pinggang rampingnya. "Jika aku memakai jas, sudah aku sampir kan jasku untuk menutup punggungmu."
"Kenapa gitu? Ini modelnya sangat cantik,"
"Iya cantik, tapi terlalu seksi."
Amelie mengangkat bahunya acuh tak acuh, membicarakan tentang Matthias. Dia, Matthias Stiles─ Tangan kanan sekaligus asisten pimpinan Alpha Gray. Mereka dekat sejak kali pertama Amelie menjadi sekretaris, asisten Matt juga yang mengayomi Amelie. Mengajarinya dengan begitu sabar meski Amelie banyak membuatnya kesal.
Karena itu, Amelie selalu menganggap asisten Matt sebagai Kakak sendiri. Asisten Matt yang sabar, ramah, juga royal. Siapa yang tidak betah dekat-dekat dengannya? Begitu juga dengan Amelie, dia senang dekat dengan asisten Matt. Apalagi, tak ada kenangan buruk antara dirinya dengan asisten Matt, dia terlalu baik sampai tak pernah Amelie menemukan satu pun kesalahan dirinya.
Tak lama, mereka tiba di lantai tempat acara di selenggarakan. Dengan tangan tetap merangkul pinggang ramping Amelie, keduanya berjalan menjadi pusat perhatian apalagi penampilan Amelie yang tak biasa. Dia biasanya selalu tampil formal atau semi formal, baru kali ini tampak lebih .... Seksi? Dengan bagian punggung yang terlihat meski tak seluruhnya.
Dan di bagian lain, Alina Figura tampak berbincang dengan rekan kerja satu divisinya. Dia kadang kala tertawa kecil membalas obrolan teman-temannya hingga obrolan memantik ke hal lain, tepatnya mengarah pada yang baru saja datang. Dia datang terlambat, tapi mendapat decak kekaguman.
"Lihat! Itu bukannya sekretaris Elysia? Dia cantik sekali, sangat seksi juga!"
Mendengar nama sahabatnya disebut, Alina pun menoleh. Dia membulatkan mata melihat Amelie yang datang dengan penampilan berbeda, bahkan datang bersama asisten Matthias. Sebab tebakan Alina, Amelie akan datang di penghujung acara, dia akan diomeli habis-habisan oleh pimpinan karena datang terlambat tapi kenapa datang di waktu yang tepat?! Bahkan dengan penampilan memukau!
"Aura Borjuisnya sangat terasa, dia terbawa gaya kehidupan para penguasa sepertinya."
"Aku setuju, terbiasa bergaul dengan yang berpengaruh, dampak positifnya menguar sekali."
Alina mengepalkan tangannya dengan kuat, "Dia biasa saja! Jangan berlebihan,"
Mereka beralih menatap ke arah Alina Figura, "Kenapa kamu kesal, Alina? Bukankah kamu sahabatnya sekretaris Elysia? Dia kan memang cantik, wibawa dan keanggunannya juga sangat tampak jelas."
"Jangan-jangan, kamu merasa tersaingi ya? Sekretaris Elysia sangat cantik sedangkan kamu standar,"
"Apa kamu bilang?! Jelas-jelas lebih cantik aku!"
Yang lain beralih mencibir Alina yang sangat percaya diri, bahkan terang-terangan menatap tak suka ke arah Amelie yang tersembunyi tipis menyapa sapaan orang-orang berpengaruh.
Amelie hanya beruntung.
***
Spam koment yaa!!
Sampai jumpa di next part yaa!!
![](https://img.wattpad.com/cover/373579935-288-k662357.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kelahiran Kembali Amelie Elysia (Hiatus)
FantasyAmelie Elysia pikir, hidupnya akan indah seperti alur novel. Tapi kenyataannya berbanding terbalik, dia terombang-ambing dengan segala badai masalah yang akhirnya .... Membawa dia kembali ke masa lalu sebelum perubahan utama dalam hidupnya terjadi...