Polos

1.2K 102 1
                                    

Wonyoung melangkah masuk ke ruang kelas dengan percaya diri. Matanya langsung tertuju pada Renjun yang sedang duduk di bangkunya. Dengan ponsel di tangan, Wonyoung tersenyum lebar saat memperlihatkan sebuah foto kepada Renjun.

"Ini kau kan?" Wonyoung bertanya sambil menunjukan ponselnya yang menampilkan foto Renjun dengan pakaian maid. "Serius, Renjun? Kau memakai baju maid?"

Renjun, yang merasa sedikit malu, hanya bisa mengangkat bahu. "Aku kalah taruhan," jawabnya dengan nada menyesal, "hukumannya mengenakan kostum itu saat Festival sekolah kemarin."

"Ah, aku menyesal tidak berangkat kemarin, aku jadi tidak bisa melihatmu memakai pakaian itu. Kalau boleh tahu, bagaimana rasanya mengenakan baju maid di depan banyak orang?"

Renjun memutar mata, "Jangan tanya. Aku hanya berusaha bertahan sampai acara selesai."

"Kau tampak manis." Perkataan dari wanita itu membuat Renjun merona malu. "Tapi lihat dibagian bawah, kakimu tidak cocok sama sekali," lanjut Wonyoung sambil tertawa.

Renjun melirik foto itu sekali lagi, melihat betapa kontrasnya kaki maskulinnya dengan pakaian maid yang dikenakannya. "Ya, itu wajar karena aku laki-laki," jawabnya dengan sedikit canggung.

"Renjun sangat cocok menurutku. walaupun kakinya terlihat kekar, itu karena dia sedang memindahkan bangku. Banyak foto yang lain, kenapa kau hanya fokus di foto yang ini?" Haechan muncul tiba-tiba, tatapannya tajam dan penuh perhatian, menarik atensi kedua orang yang sedang mengobrol tadi.

"Haechan, dia hanya mengatakan lelucon," kata Renjun, berusaha meredakan situasi.

"Renjun benar, itu hanya lelucon," tambah Wonyoung, mengangguk dengan senyum.

Haechan mengangkat alis, terlihat skeptis, "terserah kalian saja kalau begitu."

Tiba-tiba, teman sekelas mereka, Jisoo, mendekat dan menyampaikan, "Wonyoung, kau harus menemui wali kelas sekarang. Tadi dia memanggilmu ke ruang guru."

Wonyoung menatap Renjun, lalu berdiri. "Aku harus pergi sekarang. Kita lanjutkan nanti ya?" Setelah itu, dia berbalik dan pergi tanpa menghiraukan Haechan.

Setelah Wonyoung pergi, Haechan mencibir, "kau menjodohkan Jaemin dengan wanita sepertinya?"

"Jangan membahasnya lagi. Lagipula ada apa denganmu? Kau hatersnya atau bagaimana? terlihat sangat tidak suka padanya." Renjun membuka buku catatan dan menyiapkan beberapa alat tulisnya.

"Mana aku tau. Hanya mengikuti naluri ku saja," jawab Haechan dengan acuh, lagipula dia memang tidak menyukainya. "Beruntung sekali dia bertemu denganmu. Orang seperti itu mungkin sulit bertahan di dunia yang keras ini."

"Apa maksudmu?" tanya Renjun dengan rasa penasaran, sambil menoleh ke arah Haechan yang sedang bersandar santai di kursi sebelah.

"Kau ini kelewat polos atau memang bodoh?" sindir Haechan tanpa memberi kesempatan Renjun untuk membalas. "Apa kau tidak tahu kalau dia dijauhi semua orang? Hanya kau yang bodoh yang mau menerima dia."

"Dia juga yang menyuruhmu untuk melakukan hal bodoh seperti menjodohkannya dengan Jaemin," katanya lagi.

Renjun tidak bisa menghitung berapa kali Haechan mengatakan 'bodoh', kenapa setiap kalimatnya mengandung kata 'bodoh'?

"Jika dia menyukai Jaemin, harusnya dia melakukannya sendiri. Kenapa dia harus melibatkanmu?"

Renjun baru menyadari bahwa tidak hanya Jaemin, Haechan juga sangat cerewet! Bagaimana dengan Jeno? Dia lebih sering terlihat diam. Hebat juga bisa berteman dengan orang yang banyak omong seperti mereka.

Kalau diingat lagi, mereka sekelompok yang memiliki banyak penggemar disekolah ini. Berdasarkan rumor, mereka tidak banyak bicara.

Tidak mungkin kan mereka seperti itu hanya kepada Renjun saja?

Renjun menghela napas. "Haechan, sepertinya kau perlu melihat Wonyoung dari sisi lain. Dia..." Renjun menjeda sebentar, mencari kata-kata yang tepat. "Dia selalu jujur, apa adanya. Ketika dia bicara, kau tahu dia tidak menyembunyikan apa pun. Mungkin kadang terdengar kasar atau tidak dipikirkan dulu, tapi setidaknya kau tahu itu datang dari hati."

Renjun tetap menjelaskan, meski Haechan tampak enggan mendengarkan. "Kejujurannya itu adalah hal yang langka. Di dunia yang penuh kepalsuan, dia adalah seseorang yang bisa kau andalkan untuk mendapatkan kebenaran. Bahkan jika itu bukan yang ingin kau dengar, dia akan tetap mengatakannya."

Renjun menatap Haechan dengan serius. "Dia adalah orang yang transparan dan tulus. Apa yang terlihat di luar adalah apa yang ada di dalam hatinya. Meskipun blak-blakan, dia tidak punya niat buruk. Dia hanya ingin menjadi dirinya sendiri tanpa berpura-pura."

Haechan menggelengkan kepala, tidak setuju. "Renjun, dunia ini keras. Orang seperti Wonyoung, yang bicara tanpa filter, tidak akan bisa bertahan. Selain kau, tidak ada yang mau memaklumi sifatnya itu. Dia akan terus menghadapi masalah karena perkataannya yang terlalu terang-terangan."

Renjun mengangguk perlahan. "Aku mengerti, Haechan. Kita bisa membantunya secara perlahan."

"Maaf saja, aku tidak berminat. Dan juga, itu bukan urusanku. Sejujurnya, seseorang seperti Wonyoung sangat menyebalkan. Mereka hanya orang egois yang tidak memikirkan perasaan orang lain."

Setelah mengatakan itu, Haechan pergi. Awalnya dia berniat bertemu Jaemin, namun temannya itu entah berada dimana. Ketika mengunjungi kelasnya, dia mendengar perkataan Wonyoung yang menggangunya.

Sementara Renjun, dia merasa tidak nyaman. Dia jadi berpikir apakah selama ini ia melakukan hal yang salah?

*:..。o○ ○o。..:*

Haloooooo adakah yang menanti kelanjutan cerita iniiiii???

Maaf aku baru update sekarang 😞

Aku sedang membuat novel baru tema transmigrasi-regresi, sedang on going di Noveltoon

pakah ada yang punya akun di Noveltoon? Mampir ya heheYang belum punya akun, bisa download aplikasinya dulu terus daftar! Aku ingin minta tolong kepada kalian semua, orang-orang dermawan untuk baca ceritaku yang itu🤧 (nanti aku kasih linknya di k...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

pakah ada yang punya akun di Noveltoon? Mampir ya hehe
Yang belum punya akun, bisa download aplikasinya dulu terus daftar!
Aku ingin minta tolong kepada kalian semua, orang-orang dermawan untuk baca ceritaku yang itu🤧 (nanti aku kasih linknya di kolom komentar)

Gratissss kok 😉

Di bayarnya pake vote sama komen kalian hehe

Ohiya, terimakasih untuk kalian semua yang menyempatkan waktu untuk membaca ceritaku sampai bab ini
Vote dan komen kalian selalu memberiku semangat loh!

Jadi, kalo ketemu orang kayak Wonyoung, kalian lebih setuju sama Renjun atau Haechan?
Komen ya 👉

Preman Sekolah dan Targetnya | JaemrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang