Harap bijak dalam membaca cerita ini. Mungkin ada adegan yang tidak seharusnya layak di baca anak dibawah Umur
***
Lagipula dia dan si kutub hanya dua orang asing yang sama-sama terbelenggu dalam ikatan suci dan menjalaninya karena sebuah keterpaksaan, bukan cinta.
Jadi wajar saja jika kini dirinya cemburu dengan kemesraan yang ditunjukkan oleh kedua orangtuanya saat ini. Tanpa sadar Rhea menghembuskan nafas kasar. Tak mau terlalu berlarut dalam suasana sendu, Rhea lalu kembali menyusun kentang juga tomat kedalam food container untuk nantinya disimpan di kulkas .
"Arga mana yah?"
Rhea sedikit mendongak saat ibunya tiba-tiba menanyakan keberadaan pria itu. Sejak kepulangannya lima belas menit lalu, dia memang belum melihat si kutub disekitarnya.
"Sepertinya masih sibuk dengan kerjaannya Bu. Lebih baik kita tidak usah mengganggu dulu. Biarkan dia menyelesaikan pekerjaannya,"
Abimana memberitahu, menyesap sisa kopi yang tersisa sembari menonton berita di tv.
"Benar yah," Ratna membawa buah yang telah dikupasnya tadi di meja depan tv. Tak berselang lama, Arga keluar dari balik pintu ruang kerjanya. Dia ikut bergabung dengan Abimana dan mendaratkan tubuhnya pada sofa single samping pria itu.
"Sudah selesai, Ga?" Seakan mengerti dengan yang ditanyakan ayah mertuanya, Arga mengangguk,"
"Sudah yah,"
"Kamu pasti haus kan ga, soalnya dari tadi sibuk kerja. Ini ibu bikinin jus buah. Diminum dulu,"
"Terimakasih Bu, jadi ngerepotin,"
"Nggak kok, kebetulan ibu buatin untuk ayah juga, jadi sekalian aja,"
Mendapat perhatian dari Ratna, tentulah Arga tersenyum senang. Tanpa menunggu lama, Arga segera meneguk jus yang diberikan padanya.
Tapi baru mencoba sedikit minuman buatan ibu mertuanya, Arga sudah merasakan lidahnya agak sepat.
Ini bukan seperti jus yang kebanyakan dia minum. Rasanya perpaduan antara manis dan asam, Warnanya juga lebih pucat dari biasanya.
"Ini jus apa, Bu" tanya Arga sedikit ragu.
"Itu kan buah kesukaanmu Nak! Kata Rhea kamu paling suka sama manggis, jadi ibu jadikan jus, sekalian nge stok juga yang banyak," sahut Ratna dengan enteng, mengulas senyum terbit kemudian berbalik menuju dapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗜𝗺𝗽𝗿𝗼𝗽𝗲𝗿 𝗠𝗮𝗿𝗿𝗶𝗮𝗴𝗲 [ TERBIT ]
SpiritualPernikahan harusnya menjadi momen sakral membawa kebahagiaan bagi dua insan manusia yang akan menjalani babak baru dalam sebuah hubungan serius. Namun sayangnya hal itu tidak berlaku bagi Argadana Bramantyo dan Rheana Elmira yang justru menganggap i...