08. Grocery

707 106 21
                                    

Seokjin bangun lebih awal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seokjin bangun lebih awal. Memilih pakaian yang cocok dia gunakan untuk pergi ke apartemen 'mereka". Kata 'mereka' saja membuat dhati Seokjin berbunga-bunga. Ini kali pertama, kesempatan Seokjin bisa ke luar rumah dan main, ya kecuali ke rumah sakit untuk memeriksa kesehatannya beberapa waktu sebelumnya.

Apalagi Seokjin pergi dengan suaminya tercinta yang selalu membuat hatinya dugun-dugun tak karuan setiap saat.

Jungkook masih tidur di tempat tidurnya. Beberapa kali tidur bersama memang tidak membuatnya terbiasa, walaupun Jungkook kalau tidur sangat tenang. Justru Seokjin yang ketar ketir karena tidurnya berisik dan tidak bisa diam.

Pernah dia tanpa sengaja menendang perut Jungkook dan menindih lengannya dengan kakinya. Seokjin lebih takut pada dirinya sendiri dari pada perlakuan Jungkook padanya. Tapi kalau pindah kamar, dianya kan yang rugi sendiri.

"Hehehe,"

Sepertinya dalam kondisi ini, yang apes itu suami Seokjin karena sudah menikahi Seokjin yang ceroboh dan bar-bar saat tidur.

"Kenapa lama banget?" gedoran di pintu kamar mandi Seokjin menyadarkannya dari lamunan.

Seokjin sampai lupa kalau Jungkook menunggunya untuk memakai kamar mandi di kamarnya.

"Iya bentar, sabar!" teriak Seokjin dalam kamar mandi.

Mereka bergantian mandi dan Seokjin turun dulu dari kamar karena ibunya memanggil.

"Jangan repotin Jungkook disana, terus jangan rewel juga. Kalau ada apa-apa bilang ibu," ibu Kim menasehati.

"Kan aku bukan anak kecil lagi bu," protes Seokjin, lagian dia pergi dengan suaminya, bukan dengan orang lain.

Tapi memang sepertinya orang-orang lebih mencemaskan keadaan Jungkook berkat ada dia di sekeliling suaminya itu. Mereka pikir, Seokjin akan mengigit atau sejenisnya.

"Ngga usah nginep kalau bisa," ibu Seokjin berdeham,

"Loh kenapa?" Seokjin protes lagi, sedikit nadanya tinggi,

"Kamu masih kecil," jawab sang ibu, tidak menatap ke arah Seokjin.

"BU!! Katanya aku 24 tahun!" Seokjin tidak terima,

"Ya ngga boleh, pokoknya ngga boleh,"

"Ibuuu~~~~"

"Akhh, tetap saja. Pokoknya kamu itu anak kecil untuk ibu," tegas ibunya, wajahnya sedih.

Seokjin nyengir, memeluk singkat ibunya. Lalu mencium di pipi.

"Iya, aku selalu jadi anak kecilnya ibu kan?" rayu Seokjin.

Jangan-jangan ibunya yang kangen kalau Seokjin tidak pulang ke rumah. Ibu Seokjin kan walau tsundere tapi sayang sekali anak satu-satunya ini.

Ibu Kim tersenyum,

Still 17 (KOOKJIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang