17. Japan II

525 98 37
                                    

Flash back on:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Flash back on:

"Pak Jungkook ngga punya pacar ya?" Seokjin melontarkan pertanyaan yang seharusnya dia simpan saja di dalam hatinya.

"..."

"Jawab kek," protes Seokjin karena dosen muda di depannya ini tidak juga menjawab.

"Kenapa nanya-nanya hal pribadi?" Jungkook tentu saja merespon dengan ketus.

Semester kedua tidak membuat Seokjin bisa lepas dari Jungkook dan mereka masih bertemu di kelas lain. Masih dengan nilai Seokjin yang buruk dan perlu bimbingan. Karena Seokjin menunda kelas tambahan mereka, Jungkook memberinya waktu di luar kampus untuk bertemu.

Seokjin menyanggupi jika mereka bertemu di salah satu café terkenal dekat kampus mereka. Dan Jungkook wajib mentraktirnya jajan.

Kurang ajar!

"Ah ketauan ini dari reaksinya kalau jomblo!" Seokjin dengan puas menunjuk wajah masam Jungkook.

"Kamu fokus aja kenapa sih sama bimbingan kita," Jungkook memarahi,

"Ini weekend loh pak, bukannya pacaran malah ngajak mahasiswinya bimbingan," Seokjin melihat sekeliling dan di antara mereka banyak sekali pasangan tengah menghabiskan waktu bersama. Ya kecuali mereka berdua yang malah melakukan bimbingan belajar.

Jungkook meliriknya tajam,

"Kamu itu mahasiswi terakhir yang saya bimbing karena saya mau fokus sama kuliah S2 saya setelah ini," jawabnya masih ketus saja.

"Kok mau sih masa mudanya abis buat belajar, ngga rugi pak? Pacaran kek kaya orang-orang biar ngga kaku gitu," Seokjin dengan santai mengatakan semua itu dari mulutnya,

"Seokjin," Jungkook memperingatkan,

"Kan saya cuma ngasih saran loh pak, mau di terima engga sih terserah saja,"

Jungkook menghela nafasnya. Untung sabar.

"Dari semester awal sampai sekarang harusnya kamu paham gimana saya," ucap Jungkook.

Maksudnya biar Seokjin paham, kalau jadi mahasiswanya itu tidak hanya datang dan ikut mata kuliahnya saja tanpa benar-benar belajar dan mengerjakan tugasnya dengan baik.

"Engga tuh, pak Jungkook banyak nutupin sesuatu. Ngga jujur, bahkan selalu ngehindar kalau di tanyain gimana perasaan bapak. Saya pernah nanya ke bapak soal gimana perasaan bapak dapet label dosen galak dan selalu musuhan sama satu mahasiswinya. Eh bapak bilangnya, mana saya peduli,"

"Cerewet,"

"Sekampus sampai tahu loh, apa karena itu bapak selalu ngasih saya nilai jelek? Masa gagal terus. SP terus, sekarang bimbingan terus. Gila! Bapak punya dendam apa sama saya?" cerocos Seokjin,

"Kamu curhat?" tanya Jungkook masa bodoh.

"Pakkk..., saya frustasi loh ini. Udah dianggep mahasiswi caper sama bapak. Mikirin dong perasaan saya,"

Still 17 (KOOKJIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang