6 bulan telah berlalu sejak kepergian Ten. Dan banyak yang berubah dari 6 bulan itu.
1 bulan setelah kepergian sang Ratu, Giryeo benar-benar di serang habis-habisan oleh kerajaan musuh.
Begitu tahu kabar tentang meninggalnya Ratu dari Giryeo dan terpuruknya sang Raja, itu membuat pasukan musuh mengambil kesempatan untuk menyerang Giryeo. Mereka tahu, sistem pertahanan Giryeo sedang lemah saat itu.
Pertumpahan darah tidak bisa dihindarkan. Taeyong mati-matian mempertahankan Giryeo agar tidak sampai jatuh ke tangan musuh. Taeyong bahkan sampai turun ke medan perang langsung untuk menghalau musuh memenangkan pertarungan itu.
Taeyong sudah meminta bantuan ke berbagai kerajaan yang ia jalin kerja sama. Sama halnya dengan Seonju.
Namun, ditengah-tengah peperangan, para prajurit musuh justru kembali berdatangan, hal itu membuat jumlah prajuritnya kalah dengan jumlah prajurit musuh.
Dikondisi begitu, bantuan dari Seonju belum datang juga. Benar-benar membuat baik Taeyong, Jaehyun, maupun Mark kewalahan.
Mereka mencoba bertahan dengan tenaga yang tersisa, mereka berusaha keras untuk mempertahankan Giryeo. Sampai akhirnya pasukan dari Seonju datang juga untuk membantu mereka.
Giryeo menang, tapi... Giryeo kehilangan sang Raja dari peperangan itu.
Taeyong telah gugur di perang itu. Musuh menjebaknya, dan Taeyong dibunuh oleh mereka. Musuh berharap dengan sang Raja yang telah gugur, mereka bisa mengambil alih Giryeo lebih mudah lagi.
Namun, itu semua hanya harapan musuh yang dihancurkan oleh Mark. Emosi Mark memuncak saat itu juga. Belum lama kehilangan sang ibu, lalu kini sang Ayah ikut meninggalkannya karena musuh sialan itu?!
Mark menyerang mereka membabi buta, melampiaskan seluruh amarah dan emosi yang ia pendam sejak kepergian sang ibu. Seakan semua rasa lelahnya menghabisi musuh tadi itu tidak pernah ada, bahkan lebih dari setengah musuh, Mark sendiri yang menghabisinya. Benar-benar emosinya sudah berada diujung kepala.
Setelah peperangan usai, Mark resmi diangkat menjadi Raja. Apakah Mark bisa melakukan tugasnya dengan baik? Tentu saja. Taeyong mendidiknya sejak umur 7 tahun. Mark jauh lebih dari kata siap untuk menjadi Raja.
Diluar mungkin terlihat kuat, tapi di dalam sangat rapuh. Rasanya Mark masih belum bisa percaya ia kehilangan kedua orang tuanya dalam kurun waktu 1 bulan. Apakah Mark terpuruk? Tentu saja. Itu tidak perlu ditanyakan.
Namun, Jeno selalu ada bersama Mark di masa sulitnya, ia berusaha membantu Mark bangkit dari keterpurukannya. Jujur tidak mudah bagi Jeno mengembalikan Mark seperti dulu, tapi akhirnya Jeno berhasil membuat Mark bangkit dan kembali menjadi Mark yang dulu dalam waktu 5 bulan.
Dulu, saat Jeno pertama kali diangkat menjadi Ratu, banyak masyarakat yang meremehkannya. Biarpun begitu, Jeno tetap menunjukkan kemampuan yang ia bisa kepada masyarakat. Sampai akhirnya, masyarakat lambat laun mengakui tentang kemampuan Jeno, dan mereka bisa menerima Jeno sebagai Ratu mereka.
Hubungan Jaehyun, Doyoung, dan Mark kian membaik tiap harinya. Jika dulu Jaehyun dan Doyoung akan selalu lupa untuk bersikap santai pada Mark, sekarang mereka sudah terbiasa.
Bahkan sepertinya, Jaehyun sudah menjadi sahabat Mark. Ayah Jeno itu akan menjadi mata-mata bagi Mark jika Jeno sedang bertengkar dengan suaminya.
Sedangkan Doyoung, ia benar-benar menjadi sosok ibu kedua bagi Mark. Doyoung akan membela Mark jika ada yang meremehkan sang menantu. Ia juga akan memarahi Mark jika Mark berbuat salah. Doyoung juga akan menjadi penengah jika Mark dan Jeno bertengkar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Batasan | MARKNO [END]✔️
FanficPersetan dengan batasan. Jeno akan melewati batasannya malam ini. bxb! MARKNO Mark dom! Jeno sub! MPREG! Gak suka? Gak usah baca lah!