Festival Yeondeunghoe sudah dimulai. Jeno hanya berjalan mengelilingi desa sendirian, sambil netranya memandangi lentera berbentuk teratai yang dinyalakan di sepanjang jalan, danau dan sungai-sungai kecil yang ada.
Sebenarnya semua rakyat saat ini sedang berada di paviliun sekitar pintu gerbang istana. Mereka semua menyaksikan penampilan lentera teratai yang dinyalakan disana. Jeno yakin Raja dan para anggota kerajaan juga pasti sedang ada disana.
Jeno memilih untuk tidak ikut kesana, ia ingin sendiri dan menenangkan pikirannya.
Langkah Jeno berhenti diatas jembatan sebuah danau yang letaknya tak jauh dari istana. Netranya memandang puluhan lentera yang tampak indah terapung di danau itu.
Pikirannya melayang ke saat Renjun menceramahinya tadi pagi.
Haruskah dia mengikuti kata hatinya?
Tadi Jeno sempat berpapasan dengan Mark. Mark terlihat sedang berjalan bersama Haechan, sepertinya mereka habis jalan-jalan. Entahlah, itu hanya perkiraan Jeno.
Dan seperti sebelumnya, Mark hanya melihat Jeno sekilas lalu melanjutkan langkahnya bersama Haechan tanpa mempedulikannya.
Jeno samar-samar mendengar percakapan mereka, "Kalian bertengkar?" Tanya Haechan.
Kemudian dijawab oleh Mark, "Tidak. Kami hanya melakukan yang seharusnya dilakukan."
Deg!
'Aku hanya ingin melakukan sesuatu yang seharusnya aku lakukan dari dulu.' Jeno teringat perkataannya pada Mark waktu itu.
Eughh... Rasanya Jeno menyesal mengatakan itu.
Jeno menoleh kala mendengar langkah kaki yang mendekat ke arah jembatan.
Jeno membeku, orang itu adalah orang yang memenuhi pikirannya sekarang.
Mark melihat Jeno, "Maaf. Aku tidak tahu kau ada disini." Ucapnya kemudian berbalik dan berniat pergi meninggalkan tempat ini.
Dada Jeno seakan dihantam batu besar melihat kejadian barusan, rasanya nyeri, sakit dan sesak. Sungguh ia tidak ingin menjadi seperti ini dengan Mark. Jeno tidak kuat.
Jeno menghembuskan napas kuat-kuat. Wajahnya mengeras.
Sudah cukup! Jeno tidak sanggup menyakiti hatinya lebih dalam lagi!
Persetan dengan batasan. Jeno akan melewati batasannya malam ini.
"HYUNG!" Jeno berteriak memanggil Mark.
Mark berhenti, namun dia tidak berbalik.
Jeno berlari menghampiri Mark, dan berhenti di hadapannya.
Jeno menarik Gonryongpo biru yang dikenakan Mark, berjinjit sedikit lalu..
Cupp!
Jeno mencium Mark.
Mark terkejut. Matanya membulat. Ia menatap mata Jeno yang terpejam. Bibir mereka memang hanya menempel, namun itu sudah cukup membuat jantung Mark berdegup kencang.
Sesaat setelahnya, Jeno menjauhkan bibirnya dari bibir Mark.
Jeno menatap lekat obsidian hitam yang lebih tua.
"Aku mencintaimu." Ucapnya kemudian.
Mark berkedip beberapa kali. Ia tidak salah dengar 'kan?!
"Aku mencintaimu, hyung." Ulang Jeno.
Setelah mendengar itu, Mark menarik pinggang Jeno mendekat dan mempertemukan kembali bibirnya dengan bibir Jeno. Memangut lembut bibir merah alami itu. Menyalurkan seluruh afeksinya kepada Jeno lewat ciumannya.
Jeno memejamkan matanya. Cengkraman tangannya pada Gonryongpo biru Mark mengerat. Jeno mencoba membalas ciuman Mark, ia tidak berpengalaman dalam hal ini, Jadi Jeno hanya mengikuti instingnya saja.
Mark tersenyum disela ciumannya. Ia menarik tubuh Jeno semakin mendekat ke arahnya. Menahan tengkuk Jeno dan memeperdalam ciumannya.
Jeno mengalungkan kedua lengannya ke leher Mark. Ikut terhanyut dalam permainan yang lebih tua.
Setelah dirasa yang lebih muda mulai kehabisan oksigen, Mark melepaskan tautan bibir mereka tanpa menjauhkan wajahnya. Bahkan hidung keduanya masih bersentuhan.
Mark bertanya, "Bisa aku mendengarnya sekali lagi?"
Jeno mengeratkan tangannya pada leher Mark. Sambil berusaha meraup oksigen yang terasa semakin menipis, Jeno menjawab, "Aku mencintaimu." Bisiknya tepat dihadapan bibir Sang Putra Mahkota.
Mark kembali membawa Jeno ke dalam ciuman lembutnya. Menghiraukan bisa saja ada orang yang tiba-tiba lewat dan memergoki mereka. Mark tidak peduli. Hatinya dipenuhi kembang api yang meletup-letup.
Jantung Jeno berdetak sangat kencang. Perutnya terasa seakan diisi oleh jutaan kupu-kupu. Perasaannya membuncah.
Renjun benar. Lakukan hal yang bisa membuatmu bahagia.
Berlatarbelakang pemandangan danau yang dipenuhi lampion, mereka menyampaikan perasaannya masing-masing lewat ciuman manis itu.
TBC
•Gonryongpo adalah jubah yang biasa dipakai oleh raja dan putra mahkota. Perbedaannya terletak pada warna dan lambang naga. Raja memakai warna merah yang memiliki gambar naga lima cakar, sedangkan putra mahkota memakai warna biru yang memiliki gambar naga empat cakar.
•Yeondeunghoe (Festival Lentera Teratai) adalah festival agama Buddha yang diselenggarakan di Korea.
Lucuuuu!!😭😭🤏
Siapa yang kemaren nonton live nya merekaaa??!😭😭
KAMU SEDANG MEMBACA
Batasan | MARKNO [END]✔️
Fiksi PenggemarPersetan dengan batasan. Jeno akan melewati batasannya malam ini. bxb! MARKNO Mark dom! Jeno sub! MPREG! Gak suka? Gak usah baca lah!