Chapter 14

1.2K 112 10
                                    

Terhitung sudah 5 hari setelah kejadian itu, dan sudah selama itu juga Jeno menjauhi Mark.

Jeno tidak memberikan satu kesempatan 'pun untuk Mark menjelaskan. Lagipula tidak ada yang perlu dijelaskan menurut Jeno. Semuanya sudah jelas waktu itu.

Ibunya benar, Jeno seharusnya tahu batasannya. Siapa Jeno berani memimpikan Mark? Ia hanya putra dari seorang pengawal dan tabib istana. Sedangkan Mark?. Dia adalah seorang Pangeran yang akan menjadi Raja Giryeo selanjutnya.

Mereka berbeda. Mark lebih pantas bersama Haechan. Submisive itu cantik, menggemaskan, menyenangkan, ramah, mudah bergaul, dan yang paling penting, dia adalah putra dari Raja Seonju yang terkenal itu.

Status Mark dan Haechan setara. Tidak seperti Jeno.

Jika Jeno terus berada disekitar Mark, maka dia tidak akan bisa melupakan perasaannya. Jeno harus membangun batasan antara dirinya dan Mark.

__

Sudah sangat malam tetapi Jeno masih berada diluar. Jeno tadi bilang ingin menginap di rumah Renjun. Doyoung yang melihat putranya beberapa hari ini murung 'pun hanya mengizinkan, berharap Jeno bisa merasa lebih baik bersama sahabatnya.

Namun, bukannya melangkahkan kaki menuju rumah Renjun, Jeno justru membelokkan kakinya ke arah danau.

Sudah 1 jam lamanya Jeno hanya duduk diam dipinggir danau. Matanya memandang kosong danau depannya.

Bisakah Jeno melupakan Mark? Bisakah Jeno menjauhi Mark? Bisakah Jeno membatasi diri dengan Mark? Dan...

Sanggupkah Jeno jika Mark menghilang dari hidupnya?

Semua pikiran itu memenuhi kepala Jeno.

"Kenapa kau masih berada diluar jam segini?"

Jeno menegakkan tubuhnya. Suara ini. Jeno kenal suara ini. Ia membalikkan tubuhnya ke belakang.

Ya. Mark. Dia sedang berdiri di depannya sekarang.

Hati Jeno terasa diremat sesuatu yang tak kasat mata saat melihat Mark saat ini. Entah kenapa ini terasa menyakitkan. Matanya memanas. Jeno berusaha menahan dirinya.

Jeno membungkukkan badannya memberi hormat pada Mark, sesuatu yang tidak pernah dilakukannya selama ini.

Mark mengernyit bingung, "Apa yang kau lakukan?"

"Maaf Pangeran, saya harus segera pergi." Jeno kembali membungkukkan badannya. Kemudian ia langkahkan kakinya untuk melewati Mark.

Namun, segera Mark mencekal tangan Jeno. Menghentikannya. "Ada apa denganmu?" Sungguh Mark bingung dengan tingkah Jeno sekarang.

"Maaf Pangeran, tapi saya harus bersikap hormat pada Pangeran. Ibu juga meminta saya untuk melakukannya." Jeno berkata sambil menundukkan wajahnya.

"Apa? Kita sudah sepakat untuk tidak bersikap formal, Jeno." Mark tidak nyaman diperlakukan seperti ini. Itu membuatnya merasa seperti ia dan Jeno adalah orang asing.

"Maaf Pangeran. Saya tidak bisa lagi melakukan itu. Saya harus pergi." Jeno mencoba menahan air matanya. Ia melepaskan cekalan Mark dan berjalan menjauh.

"Apa ini karena aku dan Haechan waktu itu? Aku akan menjelaskannya. Dengarkan aku dulu."

Jeno tetap melanjutkan langkahnya. Mengabaikan perkataan Mark.

Dan kalimat Mark selanjutnya sukses membuat kaki Jeno otomatis berhenti. Tubuhnya membeku, jantungnya berdetak lebih cepat.


"AKU MENCINTAIMU!"


Mark menghampiri Jeno. Membalik tubuhnya, "Aku mencintaimu." Ulangnya lagi dengan menatap kedua mata indah itu.

Jeno hanya mematung. Terlalu bingung dengan apa yang baru saja Mark ungkapan.

Mark mencintainya? Lalu Mark dan Haechan?

"Dengarkan aku Jeno.--" Kalimat Mark terpotong oleh Jeno

"Maaf Pangeran. Saya harus pergi." Jeno harus segera pergi sebelum semua pertahanannya runtuh. Jeno harus tetap pada pendiriannya. Jeno harus tetap pada batasnya.

Jangan sampai Jeno luluh dan melanggar perintah ibunya. Mark tidak mungkin mencintainya. Ya. Tidak mungkin.

Jeno mencoba melepaskan tangannya dari Mark, tapi tidak berhasil. Tenaga Mark lebih kuat.

"Kau belum menjawabku." Desak Mark kepada Jeno.

"Apa yang harus saya jawab? Pangeran 'kan sudah berhub--" Kalimat Jeno terpotong oleh Mark.

"Berhenti memanggilku begitu!" Mark frustasi dengan kelakuan Jeno saat ini. Setelah menjauhinya, sekarang Jeno malah bersikap seperti ini padanya!

Jeno mengusap air matanya kasar. Mendongak menatap mata yang lebih tua.

"Lalu apa?! Bagaimana aku harus bersikap?!" Jeno berteriak marah.

Bukan hanya Mark yang frustasi disini. Jeno bahkan lebih frustasi.

Mark melepas pelan cekalan tangannya pada tangan Jeno.

"Kau sudah memiliki hubungan dengan orang lain. Lalu kenapa kau malah menyatakan perasaanmu padaku?! Kau pikir aku mainan?!" Emosi Jeno tumpah malam ini.

Jeno sudah tertekan dengan perintah ibunya tentang batasan, batasan, dan batasan. Lalu setelahnya tentang Mark dan Haechan. Dan sekarang Mark bilang cinta padanya?! Sungguh, ada banyak emosi dalam hatinya.

"Dan aku hanya ingin bersikap formal padamu, seperti yang seharusnya dilakukan oleh rakyat biasa pada Pangerannya. Lalu kenapa kau mempermasalahkan itu?!."

"Aku mohonn. Jangan bersikap seperti ini padaku. Aku hanya ingin melakukan sesuatu yang seharusnya aku lakukan dari dulu." Ucapan Jeno melemah. Ia lelah dengan semua ini. Sungguh.

"Kau menghindariku 5 hari ini karena hal itu? Ingin menjaga batasanmu?" Tanya Mark kepada Jeno.

Jeno hanya mengangguk mengiyakan.

Dengan bersikap hormat, Jeno tahu dimana tempatnya. Dan dengan begitu ia bisa menjaga batasnya.

Wajah Mark menyendu, "Dan... Kau tidak mencintaiku?" Tanya 'nya dengan nada lemah.

Jeno dapat melihat raut sedih di wajah Mark, "Tidak." Ucapnya yakin dengan menatap kedua mata yang lebih tua.

Dadanya sakit mengatakan satu kata itu. Hatinya menjerit ingin mengatakan 'YA! AKU JUGA MENCINTAIMU!' dengan keras, menghambur ke pelukan yang lebih tua lalu menumpahkan tangisnya disana.

Tapi... Itu tidak mungkin. Jeno tidak mungkin melakukan itu.

"Baiklah. Jika itu yang kau inginkan." Mark bersuara setelah hening beberapa saat.

"Kau boleh bersikap formal padaku." Ujar Mark kemudian.

Mark mundur selangkah dari hadapan Jeno.

"Dan kau tidak perlu menjauhiku. Aku yang akan menjauhimu." Setelah mengatakan itu, Mark pergi meninggalkan Jeno di danau sendirian.

Jeno memandang punggung itu. Dadanya sesak. Pada akhirnya Jeno menangis disana. Menumpahkan segala emosinya yang sudah 5 hari ini ia pendam.







TBC







Nggak tau ah:(

Batasan | MARKNO [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang