Setelah bicara dengan mamah nya Paul. Nabila berjalan ke arah Paul yang saat ini menatap lekat ke arah nabila. Dan nabila tidak mengerti arti tatapan Paul itu apa kepada nya.
Saat nabila sudah berada di depan nya paul. Mereka saling menatap, mata mereka saling bertemu satu sama lain.
"Aku bukan seorang yang bisa menyembuhkan atas segala rasa sakit yang mas rasain saat ini. Dan aku bukan obat yang mampu dan bisa untuk membuat mas lupa sama dia. Memilih mas itu seakan akan aku harus mendaki gunung untuk mencapai keindahan. Tapi, aku ga sanggup akan hal itu. Masa lalu yang sulit di lupakan itu sama aja aja aku harus bersaing dengan masa lalu yang sudah pergi tapi masih berada di benak nya kamu. Seharus nya kamu bisa melupakan dia dengan cara kamu sendiri, tapi sepertinya sudah tidak ada cara untuk kamu bisa melupakan dia. Karena, dia sudah abadi di hati kamu". Ucap nabila dan membuat orang tua Paul semakin pasrah akan keputusan nabila. Terutama mamah nya Paul, diri nya sudah sangat amat pasrah dan harus menerima bahwa Rangga yang akan di pilih oleh nabila.
"Kasih saya waktu. Saya pun lelah menyimpan nya dengan harapan. Tapi harapan itu ga pernah menjadi nyata". Jawab Paul yang mata nya tak pernah lepas dari pandangan nabila.
"Maaf, saya ga bisa. Mulai dengan mu penuh resiko". Kata nabila kembali membuat Paul bungkam. Dan nabila pun berjalan ke arah rangga. Dan rangga menyambut nabila dengan senyuman.
Kini nabila sudah berpindah ke hadapan nya rangga. Dan berbeda dengan Paul tadi, nabila menatap rangga dengan senyuman kecil nya namun masih terlihat manis di mata rangga.
"Nab". Ucap rangga dengan senyuman. "Saya tulus sama kamu. Tulus saya, memutuskan untuk langsung jadikan kamu pendamping hidup saya". Lanjut ucapan rangga.
"Terimakasih atas tulus nya kak rangga. Padahal, kita baru beberapa minggu bertemu. Tapi, kak rangga sudah tulus sama nab. Sekali lagi nab ucapkan terimakasih". Saat nabila bicara seperti itu. Entah kenapa, Paul rasanya ingin sekali pergi dari sana. Paul seperti tidak ingin mendengarkan perkataan nabila selanjutnya.
"Kamu mau kan terima pinangan aku ini nab?". Pertanyaan rangga dengan nada penuh harapan.
"Aku bahagia dan seneng bisa kenal sama kak rangga. Bahagianya banget, karena kak rangga beda dari laki laki yang aku kenal selama ini. Kak rangga baik, humble, sopan dan santun. Tapi, apa pantes nab jadi pendamping hidup nya kak rangga yang bergelar sebagai dokter?". Pertanyaan nabila itu sungguh membuat Paul ingin sekali pergi dari sana. Dirinya sudah tau jawaban nabila atas permintaan rangga tersebut.
"Pantes nab. Bahkan, ga ada yang lebih pantas di dalam hidup aku kecuali kamu. Cuma kamu nab yang aku mau". Rangga tersenyum sumeringah. Dirinya sudah benar benar pede bahwa nabila akan menerima nya.
"Itu menurut kak rangga, buat nab. Nab jauh dari kata itu. Nab, ga bisa mendampingi kak rangga. Karena, nanti nya akan ada orang yang jauh lebih baik lagi dari nab untuk mendampingi kak rangga". Awal nya rangga yang tersendiri kini senyuman nya pudar. Dan Paul yang awal nya kepala nya tertunduk, kini kepala dan badan nya tegap setelah mendengar ucapan nabila.
"Kamu tolak aku nab?". Lirih rangga.
"Maaf kak bani, aku ga bisa". Nabila dengan nada lembut nya. "Aku tolak kak bani, bukan berarti aku pilih mas Paul. Karena, tujuan ku sekarang bukan pernikahan. Tapi, membuat orang tua ku bahagia". Bukan para pria itu saja yang kecewa akan ucapan nabila. Melainkan, orang nabila sendiri pun kecewa. Ternyata, anak nya itu benar benar teguh atas pendirian nya.Tanpa adanya pamitan apapun, umah nya nabila langsung masuk ke kamar nya. Dan di susul oleh abah.
Nabila paham, unah nya saat ini kecewa akan hal keputusan nya. Tapi, nabila tidak bisa memilih antara kedua nya. Walau, nabila mulai berharap kepada salah satu nya itu. Tetapi, ucapan nya membuat nabila memilih tidak memilih siapapun diantara kedua nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menata Cinta
Teen FictionJika aku bukan yang kamu inginkan. maka, biarkanlah aku untuk berusaha agar aku menjadi seseorang yang kamu dambakan.