Bahagia?

1.2K 157 21
                                    

Paul langsung membawa giska pergi dari rumah nya itu. Karena, mamah nya benar benar tau suka dengan wanita cantik itu.

Di pertengahan jalan. Otak Paul berkecamuk. Padahal, giska sedang sibuk bicara ini itu tentang dirinya selama di luar negri tersebut.

Giska bercerita sambil bersandar di bahu Paul dengan manja. Dan Paul, mulai risih akan hal itu.

Padahal dulu, Paul sangat amat senang. Jika perempuan itu bermanja dengan nya. Namun, ketika diri nya bertemu dengan nabila. Dirinya menjadi tau, batasan antara laki laki dan perempuan harus seperti apa jika mereka belum ada ikatan halal.

"Gis sorry, jangan kaya gini. Aku risih'. Ucap Paul sambil menyingkirkan giska agar tidak bergelayut pada nya.

Giska pun bingung dengan sikap Paul saat ini. Karna, yang giska kenal. Paul adalah tipekal orang yang sangat amat senang jika dirinya bermanja dengan nya.

"Kamu kenapa?. Ko gitu?". Raut wajah giska berubah menjadi bingung saat Paul seperti itu.

"Gis, aku beneran ada kerjaan mendadak di kantor". Paul malah menghiraukan pertanyaan giska dan menepikan mobil nya ke pinggir jalan. "Itu disana udah ada taksi yang aku pesan tadi. Jadi, kamu turun dulu ya. Nanti,.kalau waktu aku udah senggang. Aku pasti kabarin kamu". Giska benar benar melihat berbeda dari Paul yang dulu dan Paul sekarang. Paul benar benar dingin kepada nya.

"Kamu ngusir aku Paul?. Aku dateng buat kamu loh". Ucap giska dengan nada heran nya.

"Aku ga ngusir gis. Aku emang ada kerjaan". Paul mencoba bicara agar giska mengerti.

Giska menatap Paul dengan penuh kekerasan. Dan tanpa bicara apa lagi. Dirinya pun turun dari mobil Paul dan pindah ke taksi tersebut.

Giska berharap Paul turun dari mobil nya itu dan membujuk giska agar balik lagi ke mobil nya. Akan tetapi tidak, Paul malah melaju kan mobil nya itu untuk mendahulu giska. Membuat giska semakin kesal dengan sikap Paul saat ini yang bodo amat dengan nya.

...

Sementara itu, nabila akhir nya ke butik. Dan benar saja, di butik itu ada fitri. Ternyata benar, Paul sudah memiliki nomor hp fitri.

"Loh nab, kata nya engga kesini". Ucap fitri melihat kedatangan sahabat nya itu.

"Dateng ko, maka nya kalau ada yang wa bilang aku ga ke butik berarti itu bohong ya fit. Oh ya, kamu kalau mau pulang. Pulang aja, gpp ko". Nabila.

"Tapi, kak paul sendiri yang kasih tau aku kalau kamu ga bisa kesini karna mau pergi sama dia". Fitri.

"Ga jadi fitri". Nabila dengan nada lembut nya dan sambil tersenyum kecil.

"Yaudah, aku tetap disini aja nab. Soal nya di kosan pun ga ngapa ngapain". Fitri.

"Yaudah terserah.  Aku mau ke ruangan ku dulu ya. Mau naruh tas". Nabila.

"Silahkan ibu owner". Ucap fitri sambil hormat tegap ke arah nabila. Dan nabila hanya tertawa saja.

Nabila pun masuk ke dalam ruangan nya untuk menaruh tas nya. Lalu, balik lagi ke depan untuk membantu fitri di tokoh tersebut yang kini sudah mulai ramai.

"Nab, kamu mau makan apa?. Aku Mau pesen makan siang nih". Fitri.

"Engga lah fit, gampang. Nanti aja". Nabila.

"Heummm yaudah kalau gitu. Aku makan di luar aja ya?. Boleh ga?". Fitri.

"Iya boleh. Sana, santai aja fit". Nabila.
"Makasih ya ibu owner ku". Fitri pun langsung pergi untuk mencari makan siang.

Dan nabila mulai sibuk dengan butik nya itu. Sampai sampai di tidak sadar, bahwa dia melewati jam makan siang nya itu.

"Kerja boleh, tapi jangan lupa istirahat dan makan juga". Ucap seseorang yang membuat fokus nabila bayar kala sedang menggambar desain baju baju yang akan ia jual itu.

Menata CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang