Nabila Paul memutuskan untuk tidak menggelar pesta pernikahan mereka yang sudah mereka laksanakan akad itu 1 bulan yang lalu.
Keputusan itu sudah di setujui oleh paul maupun kedua orang tua mereka atas permintaan nabila yang tidak mau melaksanakan pesta pernikahan itu. Namun, hanya mengadakan pengajian kecil kecilan dan mengundang keluarga terdekat saja.
Dan kabar giska dan david bagaikan di telan bumi kedua orang itu. Bahkan, polisi pun tak bisa melacak keduaa orang itu. Namun, 1 bulan terakhir itu juga rumah tangga paul nabila kini sudah adem tanpa adanya pengganggu dari siapapun.
Sedangkan nasib butik nabila sudah di tutup. Bukan paksaan dari paul, melainkan keinginan nabila sendiri yang ternyata melayani suami nya dari menyiapkan baju kerja sampai menyambut pulang suami nya kerja membuat nya sudah cukup bahagia. Dan soal materi, nabila rasa sudah cukup yang di berikan oleh paul.
Untuk rumah singgah masih berjalan dengan semestinya. Tetapi, saat ini sudah lebih baik lagi karena paul ikut campur dalam hal itu dan membuat sekolah sederhana itu menjadi banyak pengikut nya. Karena, paul membuka sekolah gratis bagi anak anak yang kurang mampu.
"Lagi banyak kerjaan ya di kantor?". Tanya nabila di sela sela menyuapinkan suami nya sarapan sebelum berangkat ke kantor dan kegiatan itu adalah salah satu kewajiban nabila untuk melayani suami nya.
"Iya nih, soal nya ada beberapa proyek yang harus di ulang dari awal". Paul yang akhir akhir ini sangat amat sibuk. Berangkat pagi, pulang bisa saja tengah malam.
"Kalau udah ngantuk dan cape ga usah nunggu aku pulang ya. Kaya tadi malem, nungguin aku sampai ketiduran di sofa. Mana ga pake selimut lagi". Tegur paul yang beberapa hari ini melihat istri nya ketiduran di sofa karena menunggu nya pulang dari kantor.
"Kamu juga, jangan pulang malem terus. Kalau udah cape tuh istirahat, masih banyak waktu untuk ngerjain tugas kantor mas. Kalau sakit gimana?. Tuh mukanya udah kaya cape banget karena kurang tidur". Nabila mengusap wajah suami nya yang sedikit berkeringat.
"Iya sayang, lagian jam istirahat aku sempetin istirahat di dalam ruangan ko". Paul memcoba membuat istri nya tidak khawatir dengan nya.
"Minum vitamin mau ga?. Aku takut kamu jadi sakit mas, muka nya udah cape banget". Nabila.
"Boleh". Saat nabila bilang vitamin. Paul malah mendekati wajah nya ke wajah nabila dan nabila pun memundurkan wajah nya ke bekalang. "Lah kenapa?. Ko gitu?". Nabila dengan nada bingung nya.
"Katanya mau kasih aku vitamin. Ya aku mau dong". Paul dengan tatapan menggoda nya.
"Terus kenapa maju maju?. Aku ambil vitamin nya dulu". Nabila yang masih tak nyambung dengan apa yang di ucapkan oleh suami nya itu.
Padahal, maksud suami nya itu. Vitamin suami nya adalah dirinya.
"Ga usah di ambil sayang, vitamin aku ada di depan aku sekarang ini". Nabila mulai mengerti maksud dari ucapan suami nya itu.
"Pagi pagi udah modussss ajaaaa". Ucap nabila sambil menutupi wajah suami nya dengan telapak tangan nya itu dan paul pun berhasil menjaili istri nya dan tertawa puas.
"Ihh malah ketawaaa.. emang dasar isengggg". Kesal nabila sambil mencubit pinggang suami nya itu. Untung saja, piring yang nabila pegang sudah ia taruh di meja kecil itu.
"Hahaha beneran tau, vitamin aku ya kamu sayang. Apa lagi, hampir satu minggu aku pulang kerja kamu udah bobo. Padahal, aku pengin di manja. Pengin di pijitin sama kamu". Dengan wajah melas nya paul yang selalu berandai andai jika pulang sesudah pulang dari kantor dia akan mendapatkan perlakuan manis dari istri nya. Tapi apa daya, istri nya selalu terlelap duluan karena dirinya selalu pulang hampir tengah malam karena pekerjaan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menata Cinta
Teen FictionJika aku bukan yang kamu inginkan. maka, biarkanlah aku untuk berusaha agar aku menjadi seseorang yang kamu dambakan.