"Bangsat!". Amarah paul ketika dirinya melihat langsung keberadaan rangga yang di hotel sama dengan nya.
Dan tidak itu saja, paul melihat rangga berjalan di belakang giska.
Saat melihat itu semua dengan kepala matanya sendiri. Ia menarik kencang rangga dan membawa nya menjauh dari giska. Dan seperti nya, giska tidak melihatnya rangga di tarik oleh paul karena wanita itu terus berjalan tanpa menoleh ke belakang.
"Bangsat!". Amarah paul lagi yang ingin melayangkan pukulan nya ke wajah rangga. Namun, di tahan oleh rangga.
"Lu kenapa pul!". Bentak rangga karena dirinya terkejut melihat perilaku paul yang kasar dengan nya dan menghempaskan kepalan tangan paul yang berhasil ia tahan.
"Ga usah pura pura tolol!. Gua tau akal busuk lu bangsat!. Seharusnya gua ga pernah percaya sama ucapan lu itu. Gua tau, lu punya banyak dendam sama gua karena gua rebut papah dan nabila dari lu. Tapi, kelakuan lu gua hampir kehilangan nabila kemarin!". Teriak paul dengan nada emosi nya. Sedangkan rangga masih dengan nada bingung nya.
Untung saja, ketika paul ingin melayangkan pukulun itu lagi. Nabila datang dan berteriak kencang. "Maspullll stopppp". Teriak nabila dengan nada melengking nya.
"Bisa ngomong baik baik ga?!". Nabila malah bentak paul karena emosi paul yang tak terkontrol itu.
"Kamu kenapa bela dia?!. Dia hampir bunuh kamu nab". Paul yang kini emosinya tak stabil, membuat paul tak sadar bahwa dirinya sudah bernada tinggi dengan istri nya.
"Lu gila pul!. Mana ada gua mau bunuh nabila!. Sedikit pun gua ga ada terlintas di pikiran gua kaya gitu!". Kini rangga mulai emosi dengan ucapan paul.
"Terus maksud lu apa dateng kesini bareng giska?. Gua udah tau semuanya. Lu kerjasama sama dia kan buat hancurin gua sama nabila?!". Pernyataan paul benar benar membuat Rangga terkejut.
Dia memang mengikuti nabila paul ke swiss namun bukan bertujuan untuk menghancurkan liburan mereka berdua. Melainkan, dirinya mendapatkan informasi dari orang suruhan nya. Bahwa, giska dan para antek antek nya itu sudah menyusun rencana kembali untuk menggali liburan pengantin baru itu.
"Mas, bisa tenang dulu ga?. Kita bisa omongin baik baik. Apa yang kita liat belum tentu apa yang kita pikirin ". Nabila mencoba membuat situasi nya tetap tenang. Akan tetapi, paul malah menganggap nabila malah berpihak kepada rangga.
"Kamu sendiri yang bilang sama aku nab. Jangan terlalu percaya sama orang terdekat karena orang terdekat bisa aja menjadi musuh kita. Terus, kita udah ada bukti kalau dia musuh dalam selimut. Kamu malah bela dia nab?. Serius???". Paul bicara dengan nada menggebu gebu.
"Ga gitu mas, aku cuma bilang. Kita butuh penjelasan dari kak rangga. Biar kita ga menerka nerka apa yang sebenarnya terjadi". Nabila.
"Lu emang punya bukti apa pul, kalau gua kerjaaama dengan giska?. Lu ga bisa fitnah gua gitu aja". Rangga yang tak terima dengan tuduhan paul itu.
"Lu perlu bukti apa lagi rang?. Apa semua nya ga jelas apa yang gua liat tadi?. Lu jalan di bekalang nya giska dan kalian satu hotel yang sama. Terus, mau apa lagi kalian kesini kalau cuma mau ganggu gua sama nabila?". Paul.
"Lu salah paham pul. Gua ada alasan nya kenapa gua bisa disini". Rangga mencoba menjelaskan nya.
"Apa alasan lu kesini?. Lu mau recokin gua sama nabila kan?". Emosi paul benar benar.
"Mas, bisa tenang dulu ga si?. Ga semua nya pake emosi dan otot". Nabila dengan nada sedikit meninggi membuat paul tambah kesal.
"Kamu mau bela dia?. Silahkan nabila, saya ga larang itu. Dan kalau terjadi sesuatu sama kamu, silahkan minta perlindungan sama pria yang kamu bela saat ini". Dengan perasaan cemburu karena nabila membela rangga dan juga kesal menjadi satu. Paul pun pergi dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menata Cinta
Teen FictionJika aku bukan yang kamu inginkan. maka, biarkanlah aku untuk berusaha agar aku menjadi seseorang yang kamu dambakan.