pilihan

1.1K 174 25
                                    

Paul yang baru saja menaruh putri ke kasur milik nabila. Dirinya saat ingin beranjak dari kamar tersebut,  Paul melihat foto foto nabila yang ada di dalam itu saat kecil.

Ada yang foto sambil main gitar bahkan, yang membuat Paul tertawa adalah melihat foto nabila yang sedang menjadi vokalis band cilik dengan gatau topi di miringin.

"Bisa nyanyi juga dia?". Tanya Paul pada dirinya sendiri dan sambil melihat foto itu dan menatap nya sambil tersenyum.

Paul pun yang merasa tidak enak di dalam kamar nabila terlalu lama. Ia pun keluar.

Saat Paul keluar, ternyata bukan rangga saja yang menjadi tamu nya keluarga nabila. Melainkan, ada keluarga inti Paul dan rangga.

Paul semakin bingung, apa tujuan rangga datang ke rumah nya nabila malam ini.

"Nak paul, sini nak. Kita bicara bersama sama". Abah nya nabila menyuruh Paul bergabung di tengah tengah mereka.

Bukan Paul saja yang bingung dengan keadaan saat ini. Tapi, nabila pun juga sama. Karena, mereka berdua belum tau apa yang akan di bicarakan.

Saat ini nabila duduk di antara orang tua nya. Begitu juga dengan Rangga dan Paul yang duduk di antara orang tua nya masing masing.

"Ada apa ini?. Kenapa semua nya tiba tiba ngumpul?. Ada mamah papah dan om tante juga?". Paul langsung bertanya.

"Bah, umah kenapa?'. Nabila juga bertanya.

"Ada yang mau meminang kamu. Tapi, itu semua abah serahkan ke kamu nak". Ucap abah nya nabila.

Mata Paul langsung tertuju kepada rangga yang kini menatap nabila penuh harapan. "Kak Rangga?". Tanya nabila. Dan hanya di jawab anggukan saja oleh abah dan umah nya itu.

"Kak rangga, kita baru ketemu beberapa minggu yang lalu". Nabila.

"Bener, kita baru beberapa minggu yang lalu. Tepat saat umah kamu masuk ke rumah sakit dan Paul menyuruh aku untuk langsung menangani umah kamu.  Dan disaat aku liat kamu, kesederhanaan kamu dalam hal apapun itu membuat aku jatuh cinta. Kesederhanaan itu nab, aku jatuh cinta dan langsung menetap kan pilihan aku ke kamu". Jawab lantang rangga.

Sedangkan Paul, dirinya masih menatap tajam ke arah rangga. Ada terselip tak rela di hati nya paul. Namun, Paul pun juga bingung atas apa yang ia rasakan itu.

"Aku....". Ucapan nabila di potong oleh Paul. "Nabila ga bisa, karena nabila udah di jodohin sama gua". Ucap tegas Paul ketika dirinya mendengar bahwa nabila ingin menjawab atas apa yang di ucapkan oleh rangga. Padahal, Paul belum tau apa yang akan di jawab oleh nabila.

"Nabila belum terima perjodohan itu. Jadi, gua masih bisa masuk". Tegas rangga yang terlalu pede.

Mata nabila tertuju kepada mata mamah nya Paul. Mata mamah nya Paul penuh harapan bahwa nabila menolak pinangan rangga.

"Nabila, saya juga mau meminang kamu". Paul malah bicara juga bahwa Paul ingin meminang nabila juga.

"Buat apa lu meminang nabila tapi hati dan pikiran lu masih ke giska?. Lu mau mainin pernikahan?". Rangga malah membuka masa lalu nya paul. Walaupun,  benar kata rangga bahwa Paul masih berada di masalalu nya itu.

"Kenapa lu bawa bawa giska?. Takut kalah dari gua hah?". Pertanyaan Paul yang begitu menohok.

"Tolong tenang ya. Kita disini ngomong secara baik baik. Dan keputusan ada di tangan nabila". Abah nabila angkat bicara karena dari aura wajah Paul dan rangga kini memanas.

"Nab ga bisa sama kalian berdua". Putus nabila. Membuat semua mata tertuju kepada nabila.

"Aku ga bisa milih. Aku belum siap menikah". Nabila.

"Sampe kapan nak, kamu ga siap menikah?". Lirih umah nya nabila.

"Umah, tapi nab belum ada niatan menikah. Nab, masih mau ngerintis karir nab". Padahal, nabila sedang menunggu action nya paul. Tapi, Paul malah hanya terdiam.

"Aku ga akan ngelarang apapun itu nab. Aku akan selalu dukung kamu apapun itu". Bukan Paul yang menjawab, tapi rangga.

"Tapi ini bukan soal itu aja kak rangga. Dan untuk kak ragga pun, kita baru kenal. Aku ga bisa mutusin gitu aja, aku sama kak rangga atau mas paul". Nabila.

"Setelah menikah kita bisa sambil kenalan nab". Rangga.

"Saya tidak pernah melihat putra saya seperti ini. Memohon kepada wanita manapun.  Kalau anak saya sudah seperti itu, saya jamin. Anak saya setulus itu. Dan saya yakin, pilihan anak saya itu yang terbaik". Ucap mamah nya rangga berjalan ke arah nabila dan memegang kedua pipi nabila.

"Saya engga ragu dengan pilihan anak saya. Saya bisa lihat, kamu orang baik dan tulus. Tolong, biarkan anak saya memperkenalkan dirinya kepada kamu. Kalau kamu butuh perkenalan, boleh. Tapi, saya yang akan jamin Kalau anak saya tulus sama kamu nak". Mamah nya rangga juga ikut bicara.

"Mah, pah, tante dan om. Saya juga serius dengan nabila. Saya bicara dengan lubuk hati saya paling terdalam. Mungkin saya bukan orang yang baik seperti rangga. Saya masih tenggelam dari masa lalu saya. Tapi, saya percaya dengan ucapan mamah saya. Bahwa nabila mampu menggantikan dia. Bahkan, lebih yang terbaik. Dan mungkin, sampai detik ini saya belum ada perasaan sedikit pun dengan nabila. Tapi, saya yakin juga. Perlahan saya pun juga bisa mencintai putri kalian". Ucap lantang paul sambil berdiri. Awalnya nabila sedikit tersenyum dengan kata kata Paul. Namun. Saat kata terkahir bahwa Paul belum mencintai nya membuat senyum nabila luntur.

"Kalau kamu tidak mencintai anak saya, untuk apa kamu berani meminang anak saya?". Tanya abah nya nabila yang mendengar ucapan itu membuat abah nya sedikit sakit hati atas perkataan Paul.

"Terkadang, yang di cintai bisa saja hilang rasa itu. Dan begitu juga sebaliknya nya. Yang di benci akan tumbuh menjadi cinta. Mungkin. Saya belum ada perasaan apapun kepada anak nya om. Tapi saya akan berusaha untuk mencintai nabila selayaknya istri saya nanti nya". Paul.

"Ga bisa begitu, kalau dari awal ga cinta. Seterusnya pun ga akan cinta". Ucap rangga.

"Kata siapa?. Yang benci bisa cinta. Yang cinta bisa aja benci. Kalau memang nabila untuk saya, Saya yakin Tuhan akan membuat saya jatuh cinta sama dia". Ucapan Paul membuat rangga tidak berkutik lagi.

Umah nya nabila pun membalikan tubuh anak nya itu agar menghadap ke arah nya. "Apapun keputusan nab. Umah akan selalu dukung kamu sayang. Ikutin apa kata hati kamu sayang. Umah, cuma pengin liat kamu bahagia". Umah nya nabila yang sudah sangat amat menginginkan anak perempuan nya itu menikah.

"Umah, nab belum bisa bahagiain umah dan abah. Mana bisa, nab merajut kebahagiaan diri sendiri sedangkan orang tua nab belum cukup bahagia atas apa yang nab lakuin untuk kalian". Nabila.

"Umah dan abah sudah benar benar bahagia. Terimakasih atas kebahagian yang kamu berikan untuk kita berdua. Sudah cukup sayang. Setelah ini, kamu yang harus bahagia". Umah.

"Nabila, mamah memang bukan orang tua kandung kamu. Mamah juga baru beberapa bulan ini kenal dan dekat sama kamu. Tapi mamah yakin, kamu sudah melakukan yang terbaik untuk orang tua kamu. Kamu anak baik, kamu anak yang tulus dan kamu juga anak yang insyaallah selalu berbakti sama orang tua kamu. Apapun keputusan kamu, kamu pilih anak mamah atau rangga. Mamah ikhlas, mamah ridho. Yang penting. Anak perempuan mamah ini bahagia. Karena, sekarang kamu itu anak mamah". Ucap mamah nya Paul lalu memeluk nabila dengan hangat.

Mamah nya Paul sudah pasrah akan jawaban nabila. Karena, mamah nya Paul pun mengakui seberapa baik nya rangga dan masa depan rangga pun sudah sangat amat cerah yaitu menjadi dokter. Walaupun, Paul pun seorang pengusaha sukses. Tapi gelar yang di miliki oleh rangga bisa membuat para wanita menginginkan rangga sebagai seorang istri dari dokter muda.

"Kak rangga, Terimakasih ya. Makasih akan tulus nya'. Ucap nabila setelah melepaskan pelukan itu dan berjalan ke arah rangga dengan senyuman manis nya.

Menata CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang