Rangga saputra adalah seorang dokter ahli bedah jantung. Kemampuan nya sudah tidak di ragukan lagi.
Pria tampan itu adalah sahabat terbaik nya Paul saat ini. Tidak hanya dekat dengan Paul saja, tapi rangga sudah dianggap anak sendiri dengan orang tua Paul karena memang sudah sedekat itu.
Rangga juga pria sholeh. Tak hanya bergelar sebagai dokter saja. Tapi, rangga sudah termaksud hafiz Qur'an karena saat SMA dulu rangga pernah belajar di pesantren yang fokus dengan hafalan Al Qur'an.
Paul juga sempat pesantren bersama rangga. Namun, hanya beberapa bulan saja di karenakan Paul tak betah dan selalu kabur ke rumah membuat orang tua Paul menyerah dengan kelakuan anak nya itu.
"Terimakasih dokter". Ucap lembut seorang wanita yang memberikan segelas es coffe kepada rangga yang kini sedang duduk di kantin rumah sakit sendirian setelah melihat dan mendengar bahwa cinta pandangan pertama nya itu kandas. Karena, nabila akan di jodohkan dengan sahabat nya itu.
"Eh mba nabila". Yap, yang kasih es Coffee itu adalah nabila. Dengan senyuman yang membuat siapa saja yang melihat nya terasa adem.
"Jangan panggil mba nabila dok. Panggil saja saya nabila. Boleh ikut duduk?". Tanya nabila.
"Eh iya nab, duduk aja. Silahkan". Rasa senang di campur grogi membuat Rangga sangat amat campur aduk.
Nabila pun duduk di bangku. Dan posisi nya berhadapan dengan rangga.
"Sekali lagi saya ucapkan terimakasih. Berkat dokter. Ibu saya sudah membaik". Ucapan terimakasih kembali nabila kepada rangga yang sudah menyelamatkan umah nya.
"Itu udah tugas saya. Dan satu lagi, jangan panggil saya dokter. Panggil aja rangga". Rangga mulai luwes bicara dengan nabila.
"Jangan, ga sopan. Yaudah, saya manggil kamu kak aja gimana?. Kaya kamu lebih dewasa". Nabila mempehalus ucapan nya.
"Boleh'. Sambut hangat angga. "Btw, makasih ya es coffe nya. Tapi, saya ga bisa minum coffe karena punya lambung". Lanjut ucapan rangga.
"Maaf, saya ga tau kak. Yaudah, saya ganti yang lain aja. Mau?". Nabila.
"Ga usah, disini aja. Mendingan kita ngobrol dari pada ngabisin waktu hanya untuk ngantri beli minuman?". Ucapan manis rangga membuat nabila tersenyum.
"Ga sampai berjumpa jam ko kak. Saya pesenin jus mangga aja mau?". Nabila.
"Ga usah, kalau ga di ganti makan siang besok aja gimana?. Saya jemput kamu deh". Seperti nya rangga tidak jadi mengundurkan diri nya.
"Waduh saya belum bisa jawaban atas tawaran kak rangga". Nabila.
"Harus izin dulu ya sama Paul?". Tanya rangga.
"Ko dia?. Apa hubungan nya aku sama dia'". Nabila.
"Bukan nya kalian Mau di jodohin?". Rangga.
"Kita memang mau di jodohin. Tapi kita berdua belum ada jawaban mau atau engga nya". Nabila sambil mengaduk aduk jus mangga nya dengan sedotan nya.
"Kenapa begitu?. Banyak loh yang Mau sama dia. Karena, dia pria kaya raya dan usaha nya menjelit dengan sukses". Rangga.
"Kaka udah sahabatan lama sama dia ya?". Nabila.
"Aku sama Paul itu sudah sahabatan dari kecil. Bahkan, kita pernah di masukin pesantren bareng. Tapi, dia kabur kuburan di pesantren. Akhirnya dia keluar dan aku lanjut sampai lulus". Nabila tercengang ternyata makhluk yang menyebalkan dimata nabila itu. Pernah pesantren.
"Kaka ko bisa si temenan sama makhluk kaya dia?". Nabila.
"Hahahahaha.. kamu belum kenal aja sama dia nab. Dia baik dan asik ko asli nya. Orang yang belum kenal sama dia pasti ngira nya dia sombong dan berhati dingin. Tapi nyata nya engga. Dia manusia yang paling peduli dengan sesama manusia". Nabila menjadi mengingat kejadian beberapa jam waktu lalu. Dimana, Paul ikut sangat amat khawatir dengan keadaan umah nya. Dan juga mencoba menenangkan nabila tadi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Menata Cinta
Fiksi RemajaJika aku bukan yang kamu inginkan. maka, biarkanlah aku untuk berusaha agar aku menjadi seseorang yang kamu dambakan.