Tak terasa tidur paul nabila cukup panjang. Dari siang sampai matahari tenggelam.
Mungkin, kedua nya masih sama sama lelah. Di tambah lagi, mereka tertidur sambil berpelukan dengan hangat dan memberikan kenyamanan satu sama lain.
"Astagfirullah, jam berapa ini?". Tanya nabila yang terbangun dari tidur panjang itu dan melihat suami nya masih tertidur dengan posisi yang sama yaitu memeluk nya dengan erat.
Nabila pun langsung mengulurkan tangan nya untuk mengecek suhu tubuh suami nya.
Ternyata sudah membaik dan panas nya juga sudah mulai menurun. Nabila melihat jam di hp nya itu yang ia raih segala usaha nya karena paul sama sekali tak mau melepaskan nya walau pria itu sedang dalam keadaan tertidur.
"Love, kepala ku ko masih sakit banget ya". Ucap serak paul yang terbangun karena nabila bergerak habis mengambil hp nya dan paul terbangun juga karena merasa kepala nya sakit.
"Kepala nya masih sakit heum?". Tanya nabila terburu buru menggeletakan hp nya kembali di kasur tersebut.
Sedangkan paul hanya menganggukan kepala nya dan wajah nya semakin tenggelam di leher istri nya itu.
"Mau aku panggilin kak rangga?. Biar di periksa sama kak rangga". Seketika mood paul rusak karena di tengah kemanjaan nya itu. Nabila malah ingin memanggil rangga untuk memeriksa nya.
"Ga usah cemberut gitu. Kan aku manggil kak rangga buat periksa kamu mas". Nabila yang paham dengan raut wajah suami nya itu. Dan menjauh dari nabila lalu memunggungi nabila.
Nabila hanya menggelengkan kepala nya saja. Lalu, dia memeluk suamu nya itu dengan badan yang bersandar di dipan kasur tersebut.
"Atau mau minum obat pusing aja?. Tapi, kalau pusing nya ga reda. Mau gamau kita panggail kak rangga ya?. Atau kamu punya kenalan dokter disini yang bisa di panggil?". Nabila mode lembut nya dan tangan nya terulur mengusap kepala suami nya yang kini mode ngambek.
"Aku udah sembuh". Jawab sebal paul yang masih saja nabila menyebut nama pria itu.
"Jangan ngambek terus ah. Aku kaya tadi, karena aku gamau kamu menjadi pribadi yang emosi dengan hal belum tau kejelasan nya seperti apa mas. Dan tadi kak rangga bilang ke aku, kalau dia kesini mau mata matai giska kesini. Dan giska ga tau, kalau rangga pun ngikutin dia". Penjelasan nabila yang tiada henti nya memanjakan suami nya itu dengan usapan tangan nya.
"Terus kamu percaya?". Paul.
"Ga sepenuh nya aku percaya. Tapi, aku masih waspada". Nabila.Paul membalikan badan nya untuk menghadap nabila dan wajah paul terlihat lesuh.
"Minum obat ya?. Abis itu, aku masak sebentar terus kita makan malam". Nabila.
Bukan nya menjawab. Paul malah memeluk nabila lagi..seperti, tempat ternyaman paul memang berada di dekapan istri nya itu.
"Gamau, gini aja. Nanti juga sembuh". Paul.
"Ga bisa mas, harus minum obat dan makan dulu. Abis itu kalau mau istirahat lagi ya gpp. Akupun juga laper tau". Nabila.
"Pesen aja, nanti aku yang pesen. Yang penting kamu jangan kemana mana". Paul.
"Gamau". Nabila.
"Kenapa?. Gamau aku peluk peluk lagi?". Paul."Bukan begitu!. Makanan disini rasanya aneh, aku ga suka". Nabila yang merasa makanan disana aneh karena tak pernah makan makanan luar itu. Sedangkan paul, masuk masuk saja di lidah nya karena memang sering keluar negri membuat nya terbiasa dengan makanan asing itu.
"Kenapa ga bilang dari kemarin?. Yaudah, kita cari makan di luar aja. Disini ada lestoran yang nyajiin masakan Indonesia. Mau?". Paul.
"Masak aja ya?". Nabila.
"Mau masak apa sayang?. Disini pun bahan bahan makanan nya beda juga". Paul.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menata Cinta
Teen FictionJika aku bukan yang kamu inginkan. maka, biarkanlah aku untuk berusaha agar aku menjadi seseorang yang kamu dambakan.