**
"Bee.. kamu tahu tidak?"
"Tidak.."
Taehyung terkikik, memeluk Jennie dari belakang. Istrinya itu sedang memilihkan pakaiannya untuk bekerja. Ini telah menjadi kebiasaannya untuk beberapa waktu, dan Taehyung terbiasa menerima setelan yang dipilihkan Jennie.
"Aku kalau bekerja, terus melihat pakaianku, aku selalu teringat kamu.."
Jennie tertawa, "Aneh.. bagaimana bisa?"
Mencium leher Jennie, Taehyung tersenyum, "Mm, soalnya kamu yang memilihkannya. Jadi, kalau pikiranku buntu, aku bisa semangat lagi.."
"Wah, hebat sekali.."
Jennie menggantungkan celana panjang berwarna cokelat susu tua dan atasan hitam, lalu dibalut dengan jas senada berwarna sama dengan celananya. Ketika membayangkan Taehyung memakainya, itu akan terlihat sangat sempurna dan menawan.
"Adek semakin besar, Papa jadi susah kalau mau peluk-peluk.." celetuk Taehyung.
Jennie keluar dari pelukan Taehyung, dan memberikan setelan yang dipilihnya. "Pakai ini, ya, Papa.."
"Iya, Mama.."
Segera, Taehyung mengenakan pakaian yang dipilihkan Jennie, dan berkaca. Selalu sempurna, pilihan istrinya selalu sempurna. Jennie tersenyum puas, lalu menarik Taehyung pergi ke meja makan mereka, untuk menikmati sarapan.
**
"Tadi, Ibu meneleponku.."
Taehyung menggunakan garpunya untuk memakan daging, lalu mendongak, "Ada apa?"
Wajah Jennie menjadi lebih cerah, "Katanya, kalau di Vietnam, itu ada tradisi mengadakan semacam perayaan begitu, ya? Ibu ingin kita merayakannya juga.. untuk Adek yang mau lahir."
Taehyung tersenyum, "Hm.. Setuju. Tapi, aku tidak mau kalau kamu ikut campur masalah perencanaan, Bee.."
Jennie yang hampir saja mengusulkan untuk ikut merancang acara itu, segera menekuk bibirnya. Ia memegang tangan Taehyung dan memohon, "Tapi, aku mau ikut."
"No, no.." tegas Taehyung, langsung. Ia menunjuk perut Jennie, "Ingat.. Adek tidak bisa diajak bekerja berat-berat. Kamu jangan bandel, ya? Lagipula, kita bisa memesan EO untuk mengatur semuanya. Ibu juga ada Minnie yang biasa mengatur semua keperluan keluarga.. jadi, jangan ikut campur. Aku tidak mau kamu capek."
Tentu saja, Taehyung pun tahu, kalau Jennie sudah bercerita sesuatu, artinya ia pun ingin terlibat. Apalagi, ini acara perayaan untuk menyambut anak mereka.. tentu saja, dia bersemangat. Namun, Taehyung kekeuh, kesehatan Jennie serta bayinya lebih penting dibandingkan apapun.
"Taehyung, pokoknya aku mau ikut.. aku kan yang mau melahirkan, aku pun ingin menyiapkan perayaan.." rengeknya, tapi, Taehyung tetap menggeleng tenang, tidak mengizinkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀 𝐏𝐑𝐄𝐆𝐍𝐀𝐍𝐓 𝐁𝐑𝐈𝐃𝐄
Fanfiction"Itu karena aku tidak sempurna.. Aku hina dan hancur, aku begitu memalukan!" "Then, why? I wanna be yours.." Jennie menggeleng, "David benar, aku tidak pantas untukmu!" "Tidak, kamu satu-satunya yang pantas untukku." Menggeleng lagi, wanita itu meng...