***
Jennie selalu menikmati saat-saat ia berkunjung ke rumah Ibu. Ia akan menggendong Darren, sementara Taehyung membawa tas berisi pakaian ganti, popok, dan peralatannya. Ketika mereka memasuki rumah, sambutan keluarga selalu membuat Jennie merasa hangat, bagaimana Minji, Ibu, atau keluarga besar jika sedang berkumpul, berlomba-lomba mendapat giliran untuk menggendong si kecil.
Saat itulah, Jennie bisa melihat sifat posesif Taehyung, ketika dia memperingatkan untuk tidak menggendongnya sembarangan, atau berbicara keras di sekitar telinganya. Jennie menikmati saat mereka semua mencibir Taehyung karena terlalu protektif, Taehyung terlihat seperti Papa yang kejam.
"Huh, bagaimana aku harus memberitahu Minji? Dia memperlakukan anakku seperti boneka." Geram Taehyung, Jennie memukul lengannya, mencegahnya merusak kebahagiaan keluarga, "Apa, ya, Taehyung? Mereka hanya bermain, dan Darren menikmati."
"Sebenarnya dia kesal, aku bisa membaca hatinya." jawab Taehyung konyol.
"Unnie, tolong kendalikan Taehyung.. dia seperti singa hutan." sindir Minji, "Aku hanya bermain dengan Darren, tapi, dia menatapku seolah aku penculik."
"Taehyung.."
Kalau saja Ayah tidak memanggilnya, ia sudah menyiapkan 1000 jawaban untuk adiknya yang menyebalkan!
"Pergilah, Ayah memanggilmu.. Darren aman, ada aku." Jennie tertawa, sementara Taehyung memelototi Minji.
**
Ayah sedang berdiri di depan rak buku, membaca buku yang sedang dipegangnya. Ketika mendengar ruang belajarnya, ia membalikkan tubuhnya, menoleh dan mendapati Taehyung tersenyum lebar. Anaknya datang, memeluknya sebentar.
"Apa kabar, Ayah?"
"Baik, Taehyung.." Ayah menggandeng Taehyung untuk duduk santai di sofa. "Bagaimana denganmu? Selama ini, Ayah jarang menemuimu, ya, saat berkunjung ke sini.. Semuanya baik-baik saja? Pekerjaan dan keluargamu?"
Menghela napas lega, wajah Taehyung berubah menjadi sumringah. Menjadi orang tua memang menyenangkan, lebih menyenangkan karena ia berpasangan dengan Jennie. "Hmm.. menyenangkan, Ayah.. Sebenarnya, sejak dulu, sejak aku menikah dengan Jennie, aku sudah merasa hidupku lebih menyenangkan."
Mereka belum pernah membicarakan hal ini dari hati ke hati. Kesibukan Taehyung sejak pernikahan, juga tugas yang dibebankan Ayah untuk mengambil alih proyek yang terancam bubar, belum lagi urusan Taehyung sendiri..
"Apa, ya.." Taehyung menggaruk pelipisnya dengan jari telunjuknya, berpikir, matanya menyipit, mengingat-ingat hal menyenangkan dalam hidupnya, "Setiap hari, aku punya alasan untuk melakukan hal terbaik.. Aku merasa, bersama Jennie dan Darren, hal terkecil yang aku lakukan akan mendapat apresiasi dari mereka.. pun, ketika mereka merasa bangga denganku, aku jadi merasa beruntung."
Ayah tertawa, menyetujui kata-kata Taehyung. Dulu, ketika dia awal menikah dan memiliki anak, banyak hal-hal kecil yang dulunya biasa saja, tiba-tiba menjadi sesuatu yang istimewa.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀 𝐏𝐑𝐄𝐆𝐍𝐀𝐍𝐓 𝐁𝐑𝐈𝐃𝐄
Hayran Kurgu"Itu karena aku tidak sempurna.. Aku hina dan hancur, aku begitu memalukan!" "Then, why? I wanna be yours.." Jennie menggeleng, "David benar, aku tidak pantas untukmu!" "Tidak, kamu satu-satunya yang pantas untukku." Menggeleng lagi, wanita itu meng...