***
"Tuan, dia sudah menunggu bahkan sejak tadi malam, dia di sini. Kami sudah memintanya pergi, tapi, dia tidak mau." Petugas keamanan menghadap Ayah, melaporkan David yang ada di sana, membuat Ayah pening.. anaknya, lagi-lagi datang.
Terakhir bertemu, David membuat kekacauan di rumah ini, pada menantu barunya. Melihat kemarahan istrinya dan Taehyung tempo hari, serta kondisi Jennie yang lemah, Ayah berpikir, tidak mungkin memberi tahu keluarga, atau lagi-lagi, kekacauan akan terjadi.
"Aku akan menemuinya. Setelah ini, aku akan berangkat kerja. Mobilku akan berhenti di pos dan menemuinya."
"Siap, Tuan.." petugas itu pergi beberapa saat kemudian.
Ayah memegang ujung meja.. selalu, David akan datang meminta uang. Namun, pria itu tidak pernah memikirkan orang lain. Dia terlalu egois dan ingin memenuhi kebutuhannya sendiri, yang menjadi masalah, kebiasaannya tidak berubah bahkan ketika pria itu tumbuh semakin dewasa. Jika suatu saat nanti, kalau Ayah pergi, pada siapa lagi dia bergantung?
Ayah bukannya tidak adil pada anaknya. Namun, sejak remaja, David tidak pernah mau mengikuti aturan, dan memilih bermain dengan dunianya sendiri. Di sisi lain, Taehyung bekerja keras untuk mewujudkan mimpinya. Dan ketika beranjak dewasa, Taehyung telah mampu bekerja sendiri, sedangkan David, menyalahkannya karena membuka jalan untuk Taehyung. Kenyataannya, David tidak pernah mampu di bidang apapun.. dan ketidakpeduliannya berlanjut hingga dewasa. Ayah tentu saja murka sekaligus sedih, karena anaknya menjadi sosok yang tidak bertanggungjawab, bahkan menjadi ketakutan terbesar orang lain, Jennie..
"Berhenti di depan situ.."
Sopir menghentikan mobilnya, sementara Ayah melihat David yang memegang batang rokok, menyesapnya dan mengeluarkan asap bulat-bulat. Bahkan untuk kesehatannya sendiri, dia tidak peduli..
**
"Ayah.."
Melihat mobil berhenti, David terburu-buru mengetuk kaca Ayah. Ayah hanya membuka jendela setengah, melihat tampilan lusuh dari anaknya.
Senyum David merekah, "Aku mau masuk, Ayah!"
Setelah David masuk, Ayah secara spontan menutup hidungnya. Bau rokok amat tidak disukainya, sedangkan seluruh tubuh David dipenuhi bau rokok. Di sisi lain, David tersenyum lebar, "Seharusnya aku punya mobil seperti ini satu. Ayah harus memberikannya padaku."
Menatap putranya, kekecewaan muncul. David tidak pernah berubah..
"Huh, sudah hampir dua tahun aku tidak pulang. Pasti, Taehyung itu sudah dapat banyak dari Ayah, iya, kan?" tuduhnya penuh kekesalan dan rasa iri, "Taehyung dari kecil selalu dituruti.. Apalagi Kakek, pasti Kakek mau memberikan semua warisan padanya." David berdecih geram, "Padahal aku juga cucunya."
Menoleh pada sang Ayah yang sedari tadi diam, David berkata, "Ayah, aku mau uang!" pintanya tanpa sopan, "Beri aku seratus juta won!"
Rahang Ayah mengeras, menatap marah pada sang anak, "Begitukah caramu meminta uang pada orang tuamu? David, di mana sopan santunmu? Kalimatmu tidak terdengar seperti meminta pada orang tuamu. Kau lebih mirip pemalak!"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀 𝐏𝐑𝐄𝐆𝐍𝐀𝐍𝐓 𝐁𝐑𝐈𝐃𝐄
Fanfic"Itu karena aku tidak sempurna.. Aku hina dan hancur, aku begitu memalukan!" "Then, why? I wanna be yours.." Jennie menggeleng, "David benar, aku tidak pantas untukmu!" "Tidak, kamu satu-satunya yang pantas untukku." Menggeleng lagi, wanita itu meng...