🐹 6 🐰

823 92 9
                                    

Tok....tok....tok....

Jungkook tersentak kaget.

"Ahjussi, ada orang di luar."

"Hmm." Jin hanya bergumam, bibirnya kembali memagut bibir Jungkook.

Merasakan fokus Jungkook terpecah, Jin memperdalam lumatannya. Dihisapnya lidah Jungkook dengan kuat hingga tertarik keluar.

Sesaat Jin melepaskan lidah Jungkook, ia mengangkat kepalanya. Wajah Jungkook memerah dengan lidah yang masih terjulur disela giginya. Gemes dengan pemandangan di depannya, Jin menggigit ujung lidah Jungkook yang tersembul itu.

"Sakittt! Kenapa menggigitku, Ahjussi?" Sungut Jungkook.

"Karena kau lucu sekali." Kekeh Seokjin

Jungkook mengangkat kepalanya dan dengan cepat menggigit balik bibir Jin.

"Ssshhh..." desis Seokjin kesakitan. Jungkook menggigit di bagian bibirnya yang sobek.

Melihat bibir Seokjin berdarah karena ulahnya, Jungkook panik.

"Aku tidak sengaja. Aku gak bermaksud menggigitmu sekuat itu. Maafkan aku Ahjussi." Jungkook hampir menangis.

Melihat mata bulat di depannya yang menunjukkan rasa bersalah bercampur ketakutan, Seokjin akhirnya tidak jadi memarahinya. "Bibir atasku ini sudah sobek sebelumnya. Tapi karena ulahmu juga."

"Kapan aku membuat bibirmu sobek, Ahjussi?" Tanya Jungkook bingung.

"Ketika kau bermimpi dalam pingsanmu. Aku sedang membersihkan wajahmu dengan kain hangat, tiba-tiba kau menggigit dadaku, putingku hampir lepas kau kunyah. Setelah dadaku, kau memakan bibirku sampai sobek. Jangan-jangan kau ini jelmaan siluman anak anjing."

"Aku bermimpi sedang makan daging anak domba panggang." Jungkook menjawab lirih.

"Dasar, selain mencopet pikiranmu hanya makanan." Seokjin menggetok pelan kepala Jungkook.

"Sakit sekali, Ahjussi? Mau aku obati?" Jungkook menyentuh pelan bibir Seokjin.

"Hhmm...boleh. Kau harus tanggung jawab juga telah melukai dadaku."

Tok...tok...tok... Suara ketukan pintu kembali terdengar.

Kali ini Seokjin beranjak dari tempat tidur. Dibukanya pintu kamar dengan kasar.

Tampak Joonie berdiri di sana.

"Ada apa, Joonie?"

Joonie mendekat dan membisikkan sesuatu pada Seokjin.

"Aku mengerti. Kau urus saja dulu. Laporkan perkembangannya padaku."

"Baik, tuan Jin." Joonie membungkuk hormat dan berlalu dari sana.

"Ada apa, Ahjussi? Sepertinya penting."

"Masalah di perusahaan. Biar Joonie yang mengurusnya. Sampai di mana kita tadi?" Seokjin merangkak naik ke ranjang.

"Dadamu yang juga kulukai, Ahjussi. Tunjukkan padaku."

Seokjin menyandarkan punggungnya di kepala tempat tidur. Dia mengambil sebuah bantal dan diselipkan ke belakang. Setelah menyamankan posisinya, ia berkata dengan nada malas. "Bukain bajuku."

Jungkook segera duduk. Tangannya kemudian meraih ujung kiri dan kanan sweatshirt jersey yang dipakai Seokjin dan menariknya ke atas. Seokjin mengangkat kedua lengannya, membiarkan Jungkook melucuti pakaiannya.

Setelah menaruh baju tersebut dengan rapi di ujung tempat tidur, Jungkook membalikkan badannya dan memandang dada Seokjin. Ia langsung menutup mulutnya dengan telapak tangan, matanya terbelalak tidak percaya. Bagaimana tidak, dada Seokjin dipenuhi dengan bekas gigitan. Cetakan gigi terpampang dengan jelas. Bahkan ada yang cukup dalam bekasnya.

Catch Me If You CanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang