🐹 32 🐰

651 76 48
                                    

Telunjuk bengkok Seokjin menyentuh bibir Jungkook. Perlahan dengan sensual, merayap turun membentuk garis lurus panjang dan berhenti di perut Jungkook.

Seluruh kulit Jungkook seperti bersinar karena glitter yang menempel.

Jungkook menumpangkan tangannya di kedua bahu Seokjin karena kakinya gemetaran.

Seokjin membuka telapak tangannya. Tanpa ragu-ragu, langsung diselipkan ke selangkangan Jungkook yang terbuka. Telapak tangannya dimiringkan, ia mengosok belahan bulat bokong Jungkook.

"Jin...." Suara Jungkook bergelombang.

Seokjin menaikkan pandangannya ke wajah Jungkook. "Hmm?" Sambil telapaknya tangannya menangkup milik Jungkook yang sudah sangat keras dan menggosoknya lembut.

"Jinnnn aaahhhh......" Kakinya lemas. Seokjin langsung menangkap tubuh Jungkook dengan sebelah tangannya yang bebas dan menyandarkan ke badannya. Jungkook memeluk leher Seokjin erat karena ia tidak mampu menopang tubuhnya sendiri lagi.

Nafas Jungkook mulai tersengal. Ia memajukan pinggulnya mendorong miliknya semakin menempel pada telapak Seokjin.

Bagian bawah tubuh Jungkook berkedut depan belakang.

"Lebarkan kakimu lagi, sayang."

Jungkook dengan gemetaran berusaha menggerakkan kakinya.

Melihat Seokjin yang menurunkan kepalanya, darah Jungkook mengalir semakin deras. Miliknya mengeluarkan cairan bening yang cukup banyak.

Begitu Seokjin memasukkan benda keras itu ke mulutnya, Jungkook tidak merasakan kakinya lagi. Seokjin mengisap cairan bening yang dikeluarkan Jungkook.

"Peluk yang erat, sayang. Jangan sampai jatuh." Bisik Seokjin parau. Karena tangan kirinya kini memegang milik Jungkook yang setengahnya sudah di dalam mulutnya. Tangan kanannya meraba masuk di antara selangkangan Jungkook. Telunjuk bengkoknya meluncur ke celah diantara bulatan bokongnya. Menemukan apa yang dicari, ia memasukkan jari tengahnya.

"Jinnn.....Jinnn.....Jinnnn......"

Jungkook menggeliat seperti cacing ketika Seokjin menusukkan jari tengahnya semakin dalam.

"Jinnn....aku tidak tahan lagi."

"Keluarkan, sayang."

Jungkook mendesah dengan keras. Seokjin malah semakin mengeluarkan jarinya dan kembali menusukkan lebih dalam lagi. Jarinya berputar di dalam lubang Jungkook. Sesekali ditekannya dinding lembut di dalam sana.

Jungkook benar- benar kepayahan sekarang. Nafasnya semakin memendek. Seokjin bukannya bertambah pelan. Mulutnya mengisap milik Jungkook dengan keras.

Diserang seperti itu, Jungkook tidak mampu menahan ledakannya lagi. Cairan kental putihnya menyembur kencang di dalam mulut Seokjin.

Tubuhnya bergetar hebat, nafasnya tersengal-sengal. Seokjin bergegas melepaskan mulut dan tangannya, dengan cepat ia menahan tubuh Jungkook supaya tidak jatuh. Dipeluknya tubuh Jungkook yang sudah seperti agar-agar.

Mereka berpelukan dalam diam seperti itu selama beberapa saat. Setelah merasa nafas Jungkook mulai kembali teratur, Seokjin membawanya ke bawah shower dan membilas tubuhnya.

Setelah selesai, Seokjin memakaikan nya bathrobe. Jungkook membiarkan Seokjin memanjakannya. Ia menikmati perlakuan tersebut.

Seokjin menggandengnya keluar dari bath room. Jungkook mengikutinya seperti anak kelinci yang penurut.

"Kita makan di kamar ya, sayang."

Jungkook mengangguk. Berat badannya di tumpukan pada Seokjin.

Setelah mendudukkan Jungkook pada sofa panjang di kamar, Seokjin keluar untuk mengambil makan malam mereka.

Catch Me If You CanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang