🐹 9 🐰

764 82 7
                                    

Seokjin mengecup bibir Jungkook.

"Capek?" Ia merapikan rambut pria dalam dekapannya.

Yang ditanya menjawab dengan cemburut. "Kapan kita menikah, Ahjussi?"

"Kapan-kapan kalo aku ingat."

"Ahjussi peyot!!" Seru Jungkook kesal.

Tanpa menghiraukan protes pria yg sedang kesal itu, ia melanjutkan. "Bantu aku membuka pakaianku."

"Kenapa semuanya harus aku? Membuka bajuku sendiri, sekarang aku harus membuka bajumu juga. Ahjussi, aku ini calon suamimu masa depanmu, bukan budakmu." Jungkook mencubit pinggang Seokjin.

"Aduh, kenapa kau ini suka memakai kekerasan?"

"Tidak mau. Buka sendiri pakaianmu." Balasnya tanpa mempedulikan Seokjin yang meringis kesakitan.

Seokjin terkekeh melihat bibir Jungkook yang sudah maju 3cm. Digigitnya lembut bibir tersebut.

Jungkook mengerang pelan.

"Ayo, sayang. Buka pakaianku." Bisiknya tanpa melepaskan bibir Jungkook.

Kali ini Jungkook menurut.

Membiarkan pakaiannya ditanggalkan satu persatu, Seokjin tidak berhenti menciumi wajah dan leher Jungkook. Tangannya terulur membelai bokong bulat berisi yang sedari tadi sudah membuatnya menelan ludah. Jari tengahnya menyelip masuk diantara lipatan montok tersebut.

"Aaahhhh....Jin....." Jungkook tersentak ketika jari Seokjin menyentuh lubangnya. Kakinya bergetar.

Seokjin segera menahan tubuh Jungkook. Didorongnya pelan tubuh pria dalam dekapannya menuju tempat tidur.

Ketika kaki Jungkook menyentuh pinggir ranjang, Seokjin dengan lembut mendudukkannya di sana. Ia sendiri menegakkan badannya kembali dan mulai melepas celana panjangnya yang masih menempel. Dengan gerakan lambat nan menggoda, Seokjin menurunkan sisa penghalang di tubuhnya. Ia kini berdiri telanjang bulat.

Mata Jungkook berkedip-kedip dengan cepat, tertuju pada kejantanan Seokjin yang berada tepat di hadapannya. Nafasnya mulai tidak teratur. Milik Seokjin yang sudah berdiri tegak menantang itu, terlihat besar, keras dan panjang. Jungkook merasa seperti kekurangan oksigen. Gairahnya meletup, membuat dadanya hampir meledak. Meskipun ia sudah pernah melihat dan memegang kejantanan Seokjin sebelumnya, namun kali ini berbeda. Jaraknya begitu dekat dan juga karena ia sadar mereka akan bercinta kali ini.

Jungkook menarik nafas panjang, berusaha mengisi paru-parunya dengan oksigen. Dengan susah payah ia menelan ludah. Seokjin begitu sexy. Jungkook tidak bisa berhenti menatap sosok telanjang di hadapannya, mengagumi tubuh yang begitu sempurna. Jungkook merasa, Seokjin adalah mahakarya terbaik, laki-laki paling tampan di bumi ini.

Seokjin melangkah mendekat dan mendorong tubuh Jungkook lembut ke tempat tidur. Matanya tidak lepas membelai tubuh yang terbaring di hadapannya. Dipandangi seperti itu membuat rona merah mulai menjalari sekujur tubuh Jungkook. Wajahnya kini berubah menjadi merah muda dan terasa panas.

Seokjin menurunkan badannya dan menindih tubuh Jungkook.

"Make love with me, my baby kelinci." Bisiknya mesra.

Jungkook mengangguk pasrah, matanya sudah berkabut tertutup gairah. Ia mengulurkan lengannya memeluk leher Seokjin. Mukanya disembunyikan di ceruk leher pria tampan itu.

"Kenapa, baby?" Bisik Seokjin sambil membelai lengan Jungkook.

"Malu." Gumamnya.

Seokjin tersenyum mendengar jawaban Jungkook. Diturunkan kedua lengan tersebut dari bahunya. Tatapan matanya berubah semakin gelap. Ia mengusap lembut pundak Jungkook, lalu menjalar turun ke dada, jempolnya mengusap puting yang sudah mengeras itu. Kemudian perlahan mengusap perut rata di bawahnya. Sentuhan Seokjin membuat darah Jungkook berdesir kencang.

Catch Me If You CanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang