🖇️30. Varsha Aswara

20 8 2
                                    

Follow ig aku:
@yaa_frstn @kucingimut1258

Ig mereka juga:
@zayaflow_
@gafi.prnz
@kaylen_yrf
@luv_yin
@atlnta_

⛓️📕🧸

"Setelah mematahkan kedua sayapku, kini Ayah perlahan mencabut bulu-buluku. Aku kedinginan. Ke mana tempatku untuk pulang?"

~Varsha Aswara

DI gelapnya malam sunyi yang menurunkan tetes hujan, membuat siapun enggan untuk keluar rumah dan memilih untuk mengistirahatkan tubuh dari lelahnya bekerja sepanjang hari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

DI gelapnya malam sunyi yang menurunkan tetes hujan, membuat siapun enggan untuk keluar rumah dan memilih untuk mengistirahatkan tubuh dari lelahnya bekerja sepanjang hari.

Namun, hujan di malam ini tidak mampu menghalangi perempuan ini untuk terus berjalan tanpa arah. Yang terpenting saat ini adalah untuk pergi sejauh mungkin supaya tidak ada orang yang menemukan keberadaannya.

"Kenapa semesta tidak adil kepadaku? Kenapa aku harus menerima kenyataan pahit ini?"

Suara hujan yang berisik mampu membuat perempuan ini bebas mengeluarkan semua apa yang ditahannya sejak tadi. Di sepanjang perjalanan, dirinya terus bergumam sendiri dengan air mata yang terus mengalir di pipinya.

Merasa sudah jauh, perempuan itu terduduk lemas di lantai trotoar merasakan rintik hujan yang terus membasahinya. Perempuan dengan keadaan yang sudah basah kuyup itu mengadahkan kepalanya menatap seorang gadis telah berdiri di hadapannya. Gadis itu ikut jongkok mensejajarkan tubuhnya dengan perempuan itu.

"Kamu baik-baik saja? Apa kamu menyukai hujan yang berisik ini?" Tanya Zaya menatap lekat perempuan itu.

Perempuan itu menggeleng. "Aku tidak suka hujan. Aku benci hujan, tapi untuk malam ini sepertinya aku sangat memerlukan hujan untuk melampiaskan semua emosiku."

"Siapa kamu?" Tanya perempuan itu lagi.

"Nama saya First Florence Azaya. Kamu bisa panggil saya Zaya," ucap Zaya memperkenalkan diri. "Untuk Nona yang mempunyai wajah nandikara, siapa namamu? Kenapa engkau rela membiarkan dirimu basah kuyup di bawah hujan yang deras ini?"

"Namaku Varsa Aswara," jawab gadis itu.

"Namamu sangat indah. Tapi mengapa kamu benci hujan? Padahal hujan sangat indah, right?"

"Varsha berarti hujan atau musim hujan. Sedangkan Aswara adalah bercahaya. Varsha Aswara adalah hujan yang bercahaya. Namun, aku bukanlah hujan yang bercahaya, namun hujan yang penuh luka dan kegelapan. Karena itulah aku sangat membenci hujan."

"Kenapa kamu bilang begitu?"

Varsha tersenyum hambar. "Entahlah. Aku hidup cuma untuk menuruti tujuan mereka. Aku tidak dibiarkan bebas dan menentukan jalanku sendiri. Setiap aku ingin terbang, orangtuaku pasti selalu punya cara untuk memotong sayap itu. Sekarang sayapku sudah patah, tidak ada harapan lagi sekarang," tangis Varsha pecah begitu saja.

We Are Happy Ending [END] [PROSES TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang