"Aku pengen".
Goblok
Shan memaki dirinya saat ingat dia melontarkan kata laknat itu pada Deva. Beruntung si manis itu terlampau polos hingga dia hanya bingung lalu dengan lugunya bertanya. "Shan pengen makan? Shan laper?". Pengen sekali Shan menjawab, aku tuh pengen kamu. Tapi syukur-syukur kesadarannya kembali.
Lelaki manis itu sudah kembali ke kamarnya, mungkin sekarang sudah tertidur pulas. Hanya Shan yang masih merutuki dirinya yang hampir saja kelepasan.
Ddrrtt dddrrttt
Ganesh Tolol is calling....
"Apaan?". Tanya Shan.
"COKK,, Syalah diangkat juga akhirnya.. lo dimana, serlok".
"Males, ada kali orang kabur disusulin, ngasih serlok sukarela lagi".
"Diem, gue juga kena imbas nih. Gue mau disekolahin di LN, Gila ga keluarga kita. Mentang mentang kaya raya".
"Terus? Bukannya selama ini lo fine-fine aja diatur ama ortu lo?".
"Begek, gada gitu ya bangsat.. intinya gue mau nyusul lo. Mau Kabar hehe".
"Kabar?".
"Yoi kabur bareng".
"Hah? Gosah ngade ngade deh. Gue mau fokus sekolah disini".
"Yaudah sama, gue ikut lo". Ganesh ngotot.
Shan memutar bola matanya malas. Gedeg dia. "Ya gue kenal lo banget ya wahai rumput laut, walaupun kita sering ngelanggar aturan keluarga dikit dikit tapi kita beda. Gue emang pembangkang dari dulu, bahkan gue udah kebal sama yang namanya dipukulin. Lah elu? Nyalain obat nyamuk bakar aja kaga bisa". Shan mendesis. "Sok sokan mau tinggal di desa".
Di sisi lain Ganesh berdecak kesal. Bisa-bisa nih bocah ga percaya sama dia.
"Intinya serlok. Ketemu dulu napa, lo ga kangen gue gitu?".
"Idih najis". Jujurly Shan merinding dengernya.
"Gue tunggu serlokan dari lo, besok weekend jadi pas banget gue kesana".
Tutt..
Shan lelah dan memilih untuk mengistirahatkan matanya.
***
Devananka bangun lebih dulu untuk menyiapkan sarapan. Bukan sekedar untuk Shan, tapi ini memang sudah kebiasaannya setiap hari bahkan sebelum Shan datang. Dia memasak nasi goreng udang, menggunakan udang yang diberi Agya kemarin sore.
Setelah matang, dia mendiamkan nasi gorengnya di wajan, kalau-kalau Shan bangunnya agak siangan jadi bisa langsung dipanaskan lagi. Kini dia makan sendiri di kursi kayu di dapur. Matanya melamun mengingat hal yang dilakukan Shan pada bibirnya. Deva berhenti mengunyah, jari telunjuknya kini menyentuh bibir bawahnya. Semburat merah seketika muncul di kedua pipinya. Dia menenggelamkan wajahnya di meja. Sungguh Deva sedang malu sekarang :')
.
"Gimana Dev? Aman tidak tinggal dengan orang baru?". Tanya Agya ketika Deva mengunjungi rumahnya untuk mengantarkan toples yang digunakan Agya mengantar udang kemarin sore.
Deva mengangguk pelan. Sebenarnya memang aman tinggal dengan Shan apalagi Shan orangnya baik dan ramah. Namuunnn...
Sepertinya tinggal dengan Shan tidak baik untuk jantungnya?
"Hm, Shan baik kak, Deva senang ada Shan". Jawabnya, tentu menggemaskan bagi yang melihat.
Agya tersenyum. "Syukurlah, aku jadi tidak kepikiran lagi. Awalnya aku curiga dia datang kemari dengan wajah penuh luka, tapi setelah mengamatinya lagi, aku berfirasat dia anak yang baik".
![](https://img.wattpad.com/cover/373644439-288-k709602.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓]Falling for U | Sanwoo
RomanceShankara memang bodoh, sebodoh itu memang ketika dia mengenal cinta Sedangkan Devananka sendiri terlalu lugu apalagi setelah bertemu dengan Shan Top | San, Mingi Bot | Wooyoung, Yunho