Bab 21

177 17 2
                                    

Lelaki berparas lebih seperti angel itu tersenyum kecut menatap sepasang suami istri beserta seorang bayi di gendongan si suami yang terlihat harmonis memasuki sebuah restoran mewah bintang lima di pusat kota. Satu tangan yang menganggur melingkar posesif di pinggang sang istri. Dirinya hanya bisa memandang dari dalam mobil. Memang sesial itu hidupnya. Rasa bersalahnya yang meninggalkan Shan ketika mereka berumur 8 tahun itu terus menghantuinya hingga dirinya memohon pada neneknya Shan agar Shan menjadi miliknya. Belum sempat berhasil Shan terlebih dahulu meninggalkannya, hanya demi lelaki itu?

Heh

Nasha tertawa remeh. Meremehkan betapa tidak sempurnanya lelaki yang menjadi pasangan Shan itu. Seharusnya Shan bersanding dengan orang seperti dirinya. Setidaknya kasta diantara mereka setara.

"Kita lihat sampai mana lo bakal bisa tersenyum kek gitu".

°•°•°•

"Tidak bisa begini". Wanita tua itu mendobrak meja kerjanya dengan sisa tenaganya.

"Shankara meneruskan perusahaan Rauf? Heh bagaimana bisa anak itu mau membantu ayahnya yang kasar itu".

"Maaf nyonya, tapi seperti itulah informasi yang saya dapat.. Dan lagi, Tuan Muda Shankara sudah memiliki seorang putri".

"APAAAA?". Neneknya Shan tertegun mendengar kabar itu. "Apa kamu bilang? K-kapan anak itu ahh kenapa bisa?".

"Yang saya tahu setelah memutuskan pergi dari sini dia menikahi seorang lelaki muda yang sedang hamil".

"Sialan.. ayah dan anak sama saja tidak bisa diatur". Dia memijit pelan pelipisnya.

Tak lama Nasha datang dengan barang belanjaan yang dia beli di mall tadi. Dia menyerahkan satu paperbag berisi tas bermerk pada neneknya Shan.

"Ini untuk nenek". Ucapnya manis.

"Wahh memang cuma Nasha yang mengerti nenek. Kamu tidak cape?". Neneknya Shan ikut duduk di sofa yang ada di ruangan itu menemani Nasha.

Nasha menggeleng pelan. "Ga kok Nek, eum maaf nek kalau Nasha denger pembicaraan kalian soal Shan. Oh ya soal Shan dan istrinya kayaknya aku punya rencana".

.

.

"Waahh princess kita udah gede yaaa... Sini sayang main sama pipi nesh". Ucap Ganesh yang menyapa Ivona yang berada di gendongan Deva.

"Pipi nesh apaan? Gosah sok imut, keimutan lo kalah telak kalau dibandingin sama Deva plus princess". Sinis Shan yang baru datang dari toilet.

"Apaan sih ikut-ikutan ya cess, papamu nih bau ee abis boker". Ganesh menutup hidungnya dengan jarinya menggoda Shan.

"Dev kok kamu bisa tahan hidup sama orang jenis kaya dia". Tanya Ganesh pada Deva.

Deva cuma tersenyum saja karena menurutnya baik Ganesh ataupun Shan sama sekali tidak berubah kalau bertemu. Keduanya masih suka saling ejek.

"Ganesh nanti makan malam disini aja yaa, tadi aku masak banyak.. katanya nanti kak Agya sama Kak Sam juga nyusul". Kata Deva.

"Oh ya kalau aku ajak satu orang lagi boleh ga Dev?".

"Siapa? Tumben lo ngajak-ngajak orang, kan lo ga punya temen". Tanya Shan.

Ganesh mendengus, "Ya pokoknya adalah, gapapa kan Dev?".

"Hm gapapa kok lagian biar makin rame". Jawab seorang mama muda itu hangat.

"Hnnghh... Huweee huweeeee".

"Lahh ssstt ssstt kenapa sayang kok tiba-tiba nangis?". Deva membawa Ivona berdiri menggendong anaknya yang tiba-tiba kejar itu.

Shan mendekat lalu mengambil alih Ivona. "Kenapa princess? Takut liat muka pipi nesh yah? Kasian anak papa pasti takut banget yaa.. hm? Iya iya ini sama papa kok".

[✓]Falling for U | SanwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang