"Gimana? Udah agak enakan badannya?". Tanya Shan yang khawatir pada Deva.
Deva kini masih duduk di lantai pondok, kakinya menekuk menahan rasa perih di bagian bawahnya. Air matanya masih menyisa di ujung mata. Shan jadi merasa bersalah. Kini Shan sudah memakai seragamnya kembali, karena kaos oblong hitam itu digunakan untuk membersihkan darah perawan yang kalian taulah punya siapa. Shan menarik Deva ke pelukannya. Merengkuh tubuh kecil itu agar merasa aman.
"Disini udah mulai gelap, pulang yuk. Aku gendong".
Deva semakin menenggelamkan wajahnya pada dada Shan. Rasanya hangat, dia masih ingin seperti ini dengan Shan.
"Sakiiitt". Cicit Deva pelan.
Shan semakin memeluk erat tubuh Deva. "Ssttt lanjut istirahat di rumah yaa, disini istirahatnya ga enak". Bisik Shan memberi ketenangan pada orang yang dia sayang.
Akhirnya Deva mengangguk. Membiarkan Shan menggendongnya di pundaknya. Deva erat mengalungkan tangannya di leher Shan, wajahnya dia tenggelamkan di bahu sang dominan, menghirup aroma Shan yang membuatnya tenang.
Tak perlu waktu lama akhirnya mereka sampai di rumah. Ganesh yang ada di ruang tamu langsung panik melihat Deva yang sedang digendong Shan.
"Ssstt". Cepat-cepat Shan mengkode agar Ganesh tidak meribut. Deva sedang tertidur dipundaknya.
Tanpa aba-aba Shan masuk ke dalam kamar Deva untuk merebahkan tubuh kurus itu ke kasurnya. Isi kamar Deva tak jauh berbeda dengan kamarnya, kasurnya pun sama, hanya saja kamar ini terasa lebih hangat dengan aroma khas Deva yang seperti bayi. Shan suka.
Dia kembali keluar mendapati tatapan tajam dari Ganesh. Namun Shan tidak peduli dia memilih membersihkan dirinya ke kamar mandi. Shan bercermin, melihat ada bekas cakaran di pundaknya. Sedikit dia tersenyum mengingat bagaimana Deva menyebutkan namanya di saat pasrah begitu. Lagi-lagi detak jantung Shan berdetak cepat.
Apa jatuh cinta emang kaya gini ya?
.
"Gue curiga". Tegur Ganesh saat Shan membawa makanannya ke ruang tengah. Dia makan di sana menemani Ganesh yang sedang streaming.
"Curiga apaan?". Tanya Shan balik.
Ganesh mengalihkan perhatiannya ke arah Shan. Memerhatikan lamat wajah bahagia dari sepupunya itu. Wait, Ganesh tidak buta, dia bisa melihat bibir Shan yang sedikit lecet, Ganesh tahu itu karena apa. Yang jelas bukan karena pukulan dari seseorang.
"Lo habis apa sama Deva?". Tanyanya.
Shan langsung gelagapan mendengar pertanyaan itu. Dia belum menyiapkan alasan yang pas untuk pertanyaan ini. "Eh? Ya habis jalan ke taman lah? Apaan sih lo". Malah ngegas jatohnya.
"Yakin?". Ganesh masih menatapnya curiga namun kini dia menghela nafas kasar. "Jing gue gatau urusan perasaan lo sama Deva, tapi gue harap lo ga gegabah ngelakuin sesuatu. Lo tau kan kalau lo ga selamanya tinggal disini. Cepat atau lambat lo bakal balik ke rumah dan tetap melanjutkan pertunangan, dan itu udah mutlak Shankara".
Shan terdiam. Dia tak ingin membahas ini padahal. Kalau mengikuti hati dia jelas tidak mau kembali ke rumahnya. Sudahlah, nanti dia pikirkan lagi soal itu. Saat ini Deva nomor satu buatnya.
"Gosah dibahas, mumet gue".
"Ini udah ketentuannya jing, lo harus bisa milih antara keluarga atau
"Deva, gue milih Deva". Tanpa menghiraukan tatapan khawatir sang sepupu, Shan meninggalkannya masuk ke dalam kamar Deva. Oke, mungkin Shan pengecut karena kesannya menghindari masalah. Tapi perasaannya dengan Deva ini tulus. Percayalah bahkan Shan sudah berpikir ingin menetap selamanya disini bersama Deva.
"Gue cuma khawatir kalo bokap lo tau soal Deva". Gumam Ganesh lirih.
.
Shan memang memasuki kamar Deva, takut jika Deva memerlukan bantuannya. Setidaknya Shan berani berbuat berani bertanggungjawab. Dia duduk di ujung kasur menatap mata indah yang kini tertutup. Merasa ada yang bergerak, Deva membuka matanya dan langsung bertatapan dengan manik hitam legam Shan. Rasanya teduh ditatap lembut oleh orang yang membuat dirinya bisa salah tingkah. Shan mengulurkan tangannya untuk membelai pipi gembil itu. Deva merasakan hangatnya tangan Shan pada pipinya.
"Masih sakit hm?". Tanya Shan lembut.
Deva menggeleng sambil memegang tangan Shan pada pipinya itu. "Gak sesakit tadi kok tapi eum Deva mau mandi".
"Bisa mandi sendiri?".
Deva mengangguk. Gemas.
"Ku gendong sampai kamar mandi ya". Setelah mendapat anggukan dari sang empu akhirnya Shan membawa tubuh kecil itu dengan posisi bridal ke arah kamar mandi. Shan tidak mendapati Ganesh di ruang tengah, mungkin sudah ke kamar pikir Shan. Setelah sampai kamar mandi Shan mendudukkan Deva di atas kloset lalu mengambil sabun dan juga shampo agar Deva tak perlu menjangkau jauh.
"Aku di luar jagain kamu, kalau perlu apa-apa panggil aja ya". Suruh Shan lalu mengecup singkat bibir yang masih membengkak itu.
Jangan tanyakan kondisi jantung Deva :')
***
Bukannya tidur Ganesh malah memilih pergi ke pasar malam. Letak pasar malam itu tak jauh dari rumah Agya. Sebenarnya dia tidak ada niatan untuk membeli apapun, dia hanya tak ingin melihat Shan. Dia terlalu khawatir memikirkan ke depannya. Mungkin dirinya juga terpikat dengan Deva, tapi hanya selintas untuk melindungi, bukan menaruh perasaan padanya berbeda dengan Shan, yang bagi Ganesh manusia itu bisa menjadi budak cinta setelah mengenal Deva.
Ganesh duduk di salah satu kursi tempat kedai menjual minuman herbal, seperti wedang jahe, jamu dan lain sebagainya. Dia memesan wedang jahe karena malam di pedesaan sangat dingin.
"Berapa bi?".
"5000 dek".
BBRUKKKK
Belum sempat Ganesh mengambil uang di sakunya, seseorang jatuh terlempar ke kursi tempat dia duduk tadi.
"Sialan, kalau ga bisa bayar mending gausah ngutang bangsat".
BBUUKK
BBUUUKK
Pasar ramai karena para preman itu memukuli seorang remaja yang sepertinya Ganesh kenal.
"Kasih waktu satu minggu, aku bakal lunasin semuanya". Ucap siswa yang tadi menatap sinis Ganesh di sekolah.
"Kasih waktu? Kemarin udah kita kasih waktu tapi apa? Sekarang malah minta waktu lagi".
Preman berperawakan paling besar itu kembali melayangkan tinjunya ke arah Ravin. Tapi Ganesh..
"T-tungguuu utangnya berapa emang?".
Atensi semua preman itu menuju ke Ganesh.
Goblok lo nesh, lebih goblok dari Shan anjir..
Ganesh jadi penolong aja nicc padahal habis bertatapan maut ama Ravin :')
Bayu Ravin Mahendra
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓]Falling for U | Sanwoo
RomanceShankara memang bodoh, sebodoh itu memang ketika dia mengenal cinta Sedangkan Devananka sendiri terlalu lugu apalagi setelah bertemu dengan Shan Top | San, Mingi Bot | Wooyoung, Yunho