Bab 20

186 22 1
                                    

Setelah menghabiskan tiga hari di rumah sakit akhirnya Deva dan juga bayinya diperbolehkan pulang ke rumah. Hari ini Shan sengaja memohon pada ayahnya agar dirinya tidak bekerja dulu untuk sementara waktu dengan alasan ingin menemani Deva mengurus anak mereka. Tidak mungkin Shan membiarkan Deva yang kondisinya belum terlalu segar bugar itu mengurus semuanya sendirian. Paling tidak urusan rumah semuanya Shan yang mengerjakan. Sama halnya dengan sekarang, dengan modal menonton resep dari youtube Shan memutuskan untuk memasak sarapan hari ini. Menunya sop ayam saja supaya Deva tidak terlalu mengomel kalau-kalau masakannya gagal. Karena jika keasinan bisa ditambah air lagi dan kalau terlalu hambar bisa ditambah bumbu lagi.

"Duh kentang dulu apa wortel dulu ya?". Shan bingung ingin merebus apa terlebih dahulu ke dalam air mendidih itu.

Samar-samar Shan mendengar suara princessnya menangis. Shan buru-buru mematikan kompornya karena dia tahu tadi anaknya sedang tertidur dan Deva sedang mandi di kamar mandi dalam kamar. Shan bergegas masuk ke dalam kamar dan mendapati sang anak yang sedang menangis kejar hingga mukanya memerah.

"Cup cup anak papa, kenapa princess? Haus yaa? Bentar ya sayang tungguin mama dulu". Ucap Shan menenangkan sambil menggendong Ivona.

"BENTAARR YA SAYANG.. TU-TUNGGU MAMA E-uhh". Terdengar teriakan Deva dari dalam kamar mandi yang sepertinya sedang bergesak-gesak memakai pakaiannya.

"Santai aja mama princess Ivona pinter kok, yakan nak?". Ujar Shan yang berdiri di depan pintu kamar mandi agar istrinya yang di dalam mendengar.

Ivona sudah tenang di dekapan papanya dan sekarang sudah mulai terlelap. Deva juga sudah selesai mandi. Dia duduk di tepi ranjang sambil memompa ASInya untuk disimpan dikulkas jaga-jaga kalau ASInya tidak lancar mumpung sekarang ASInya terus keluar.

"Tuh mama selesai mandi princessnya malah bobo di gendongan papa".

Shan terkekeh pelan mendengar istri polosnya ini mengeluh manja. Dia pelan-pelan meletakkan Ivona ke baby crib hadiah dari kakeknya itu lalu mengecup kening sang anak pelan takut mengganggu tidur cantiknya. Dia ikut mendudukkan diri di samping Deva sambil memerhatikan tangan lentik itu terus memompa susunya.

Cup

Singkat. Tapi Shan berhasil mencuri kecupan singkat di ranum kembar kemerahan itu gemas.

"Iiiihh papaa". Deva kaget tapi sebenarnya dia juga merona.

"Iya mama kenapa?". Shan malah memasang muka tidak bersalah lalu menambah kecupannya beberapa kali.

"Pa sarapannya udah jadi?".

Bagai disambar petir persis seperti Agya yang memberitahunya dulu tentang kehamilan Deva, Shan menepuk keras jidatnya.

"Astagaaa maa.. papa lupaaaaa, bentar ya papa lanjutin dulu masaknya".

Shan sudah mau bergegas menuju dapur tapi ditahan sama Deva. "Udah, gausah pa kita pesen nasi kuning aja yaa, aku pengen banget nasi kuning".

Deg. Deva manja versi dewasa gini agak bahaya juga ya batin Shan. Mana sambil mompa ASI :')

"Hm, iya sayang as your wish". Shan kembali duduk di samping Deva. Dia mendekatkan bibirnya ke telinga Deva lalu meniupnya pelan.

"Angh". Merasa terganggu Deva menghentikan kegiatannya yang memompa ASInya.

"Kenapa? Geli hm?".

"Mmhh"

"Hey look at me my pretty boy"

Deva menurut lalu memutar kepalanya sedikit ke arah Shan. Mata mereka saling menatap satu sama lain. Shan semakin mendekat begitu pula dengan Deva yang memejamkan matanya. Shan bersiap melahap habis ranum kemerahan yang manis itu, semakin dekat hingga

[✓]Falling for U | SanwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang