Bab 2

385 39 6
                                    

Cantik

Gila baru pertama kali gua liat cowok secantik ini

"Shankara ga sakit? Kenapa wajah Shankara penuh luka?". Tanya Devananka yang kini mengoleskan beberapa salep pada wajah Shankara.

Shankara menggeleng pelan sambil tersenyum, sebenarnya sih perih, tapi demi menunjukkan senyum berdimple pada si manis gapapa bagi Shankara. Perih dikit mah abaikan.

"Ga sakit kok". Jawabnya.

Wajah Deva masih menunjukkan ekspresi khawatir karena melihat wajah Shan yang penuh lebam kebiruan dan luka yang sudah kering ujung bibirnya. Shan yang melihat itu memilih memberikan senyum hangat padanya. Sebenarnya dia aneh dengan dirinya sendiri. Bagaimana bisa dia begitu tersentuh ketika diperlakukan seperti ini oleh orang asing yang bahkan mereka baru kali ini bertemu. Apa mungkin karena sedari kecil dia tidak pernah mendapat perhatian dari ayahnya?

"Aku gapapa kok, jangan khawatir ya". Pinta Shan pada Deva yang menurutnya sangat imut.

"Oh iya, kata Bang Agya kamu juga pendatang?". Tanya Shan.

Yang ditanya sedikit bingung untuk menjawab apa. "Euh ya bisa dibilang gitu. Soalnya Deva tinggal disini udah lumayan lama". Jawabnya sembari merapikan obat-obat yang digunakan untuk mengobati Shankara.

"Kenapa kamu bisa ada disini?". Tanya Shan lagi.

Oh oke menurut Devananka mungkin ini pembahasan yang terlalu privasi mengingat mereka berdua baru saja berkenalan. "A-apa Deva harus menjawabnya?". Tanyanya ragu karena jujur baru kali ini dia memiliki teman yang seusianya (mungkin). Sedikit takut jika dirinya mengecewakan Shan.

"Eh? Enggak kok maaf ya udah bikin kamu ga nyaman". Terbesit rasa bersalah di diri Shan karena sudah menanyakan hal yang tidak seharusnya ditanyakan sekarang. Bodoh lo Shan, bodoh.

Deva menunduk. Bukan marah, dia malah merasa tak enak karena membuat suasana canggung. "Shan udah makan? Deva masakin ya?". Dia berlalu menuju dapur tanpa melihat wajah Shan. Dia takut jika dirinya sudah membuat Shan tidak nyaman.

Apa yang udah lo lakuin goblok, rutuknya pada diri sendiri.

Menunggu masakan Deva matang, Shan memilih membersihkan dirinya di kamar mandi. Oh iya karena rumah mereka lumayan kecil, kamar mandi hanya ada satu, tempatnya persis di samping dapur.

"Eum Dev kamu juga sekolah di sekitar sini kan?". Tanya Shankara hati-hati takut lawan bicara jadi tak nyaman lagi seperti tadi. Btw mereka sudah makan bersama.

Devananka mengangguk ribuk seakan mengiyakan secara antusias pada pertanyaan Shan barusan.

"Eumm iyaa. Shan mau sekolah bareng Deva?". Tanyanya polos.

Sedikit bingung, apa bocah ini memang sepolos ini?

"Iya aku mau sekolah di sini juga. Kamu kelas berapa?".

"Kelas 3 SMA". Jawab Deva semangat bahkan membentukkan jarinya menjadi 3.

Ya tuhan, kalo kayak gini makin betah gua disini

"Hm sama dong. Bantuin aku daftar sekolah besok ya". Mohon Shan dengan nada manja.

Lagi-lagi Deva mengangguk semangat. " Yee Deva punya teman". Pekiknya pelan tapi ekspresinya sungguh excited.

.

Deva menggigit bibir bawahnya menunggu seseorang di balik ruangan yang pintunya tertutup rapat. Siapa lagi kalau bukan Shankara, Deva menepati janjinya untuk membantu Shan mengurus perpindahan sekolahnya disini. Di tengah kegugupannya, pintu terbuka menampakkan sosok Shan yang sudah tersenyum antusias.

"Kok mukanya gitu? Cemasin aku ya?". Tebak Shan sekalian menggoda.

Tak disangka Deva malah merona mendengarnya. "E-euh enggak kok, Deva cuma takut Shan ditolak sekolah disini". Jawabnya sedikit salah tingkah.

"Ga mungkin ditolak, kan aku pinter". Jawabnya seraya terkekeh dahulu. Gemes juga melihat Deva.

"Huhh.. oiya Shan kelasnya dimana?". Tanya Deva.

"Kata kepala sekolah sih kelas 3B".

"Wahhh sekelas Deva dong". Cowok manis itu bertepuk tangan kegirangan. Siapa sangka hal sepele seperti ini akan membuat seseorang super excited.

"Hm? Kalau gitu yuk ke kelas". Shan merangkul pundak Deva agar cowok kecil itu tak ketinggalan soalnya jalannya lambat :') padahal kan dia penunjuk jalan.

Saat masuk ke dalam kelas, suara yang awalnya ricuh tiba-tiba hening seketika ketika Deva dan Shan masuk ke dalam kelas. Shan tahu situasi ini, dia tidak bodoh yang tidak peka akan hal ini. Deva menuju tempat duduknya yang di atas mejanya penuh bekas makanan basi dan sampah. Siapa sangka cowok manis seperti Deva ini merupakan korban bully? Shan geram. Tentu saja, cowok sebaik Deva dikucilkan begini.

Deva melirik sedikit pada Shan yang mengikutinya di belakang. Sedikit malu, tidak. Deva sangat malu hal seperti ini malah disaksikan langsung oleh Shan yang merupakan teman barunya. Takut, jujur Deva takut jika karena hal ini Shan ikut menjauhinya.

"Dev, kamu gapapa?". Tanya Shan hati-hati.

Belum sempat Deva menjawab, siswa berambut blonde terkikik. "Woy anak baru.. lo mending gausah deket-deket sama dia deh. Lo gatau kan kalo dia anak haram". Celutuknya seraya mengejek lalu tertawa bersama gengnya.

"Dia kotor kalo lo ga tau, dia pernah dilecehin sama orang dewasa". Tambah yang lain.

Cukup, Deva tidak kuat. Dia berlari keluar kelas menuju entahlah intinya dia hanya ingin menghindari kerumunan dan juga Shan? Dia malu, dia takut, dia merasa kecewa dengan dirinya sendiri karena tak bisa berbuat apa-apa bahkan untuk membela dirinya sendiri.

Disisi lain tanpa Deva sadari, kelas itu sudah ricuh kembali, bukan dengan suara berbicara melainkan dengan suara baku hantam. Shan geram, dia tak bisa menahan amarahnya melihat orang-orang biadab bersuka hati disini. Mungkin karena ajaran ayahnya jadi Shan sangat ahli soal memukul orang. Yang dipukul sudah lemas terbaring di lantai.

Memangnya apa salah Deva sampai dia diperlalukan semena-mena begini.

"SUDAH CUKUP, KALIAN IKUT BAPAK KE RUANGAN". Wali kelas datang melerai keduanya.

Shan takut saja jika akhirnya dia dikeluarkan di hari pertamanya sekolah. Dia tak akan membiarkan Deva merasakan hal seperti itu lagi.

Dari detik ini mungkin Shan sudah mengabdikan diri untuk menjaga Devanya.






















Ganesh Agashtya

Ganesh Agashtya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Agya Farraz

Agya Farraz

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[✓]Falling for U | SanwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang