Terkunci

29 4 0
                                    

Shaka duduk di karpet yang Ganesh bawa dari rumah. Niat sekali sampai menyiapkan acara piknik kecil-kecilan di taman panti, berbagai makanan juga cemilan dia beli jangan lupakan minumannya. Shaka tidak tahu kenapa Ganesh menyiapkan rencana piknik secara tiba-tiba.

"Tinggal nunggu Nando dateng, oh iya dia mau ajak adiknya sekalian." sekedar informasi aja walau ngga penting banget.

"Tiba-tiba banget dia ajak adik nya?" selama berteman dengan Nando tak pernah tuh adik nya di ajak bermain sekalian. Kata nya dia terlalu males ikut, mau main sama sahabat karibnya saja. Nando juga bukan tipe pemaksa jadi biarkan aja toh enak pula ngga di repotin bocah tuyul.

"Kata Nando tadi dia gabut, makanya mau ikut!" perasaan Shaka menjadi tidak enak, adek Nando kaga sengklek kaya dia kan? kalau iya, astaga nambah bokem.

"Wuih udah gelar aja. Nungguin gua kan pasti?"

"Kenapa sih bocah gendeng, siapa juga nungguin lo!" bisaan banget ngeles nya padahal beberapa saat lalu dia sendiri yang bilang mau nunggu Nando datang.

"Alah alasan aja. Tuh gengsian bisa di ilangin dulu, ngaku aja susah amat!" balas Nando

"Nih kenalin adek gua yang paling jelek, bokem dan suka morotin duit gua. Namanya Zio udah panggil itu aja kalo sebutin nama panjang, repot."

Zio menyinyir sinis punya Abang satu kaga waras. Untuk cuma satu kalo lebih, depresi dia. Zio mematung melihat kehadiran Shaka, berharap penglihatan salah tapi ini benar Shaka.

"Lo tinggal di panti ini?"

"Lah udah kenal duluan, cuih. Ngapain tadi gua kenalin," keluh Nando merasa terkhianati.

"Dia teman sekolah gua,"

Nando sudah tidak peduli dia langsung duduk saja di samping Shaka, Zio dia masih mematung menatap Shaka dengan tatapan sulit di artikan.

"Pantas aja dia di bully," pikir Zio mungkin salah satu alasan Shaka di bully dia hanya seorang anak panti tidak punya apa-apa. Masuk sekolah dengan beasiswa, itu mengapa semua orang sangat tidak menyukainya.

Tidak dengan alasan apapun pembullyan bukanlah hal baik, pantas di cegah sebab sudah termasuk tindakan kejahatan bisa merusak mental korban.

"Hei. Malah melamun, duduk sini!" Nando menarik tangan adiknya supaya duduk jangan berdiri terus.

°°°°°°

Beberapa orang bilang jangan pernah menghakimi orang kalau tidak tahu kejadian sebenarnya seperti apa. Ada mungkin yang menyetujui, ada juga yang tidak. Karena pada dasar nya pemikiran manusia itu berbeda-beda, mereka terkadang sering menyuarakan suara mereka yang menurut mereka adalah sebuah kebenaran. Namun malah melenceng jauh bukan menyuarakan kebenaran malah kepalsuan yang terdapat di sana.

Derajat manusia itu semua setara di mata Tuhan, membedakan adalah bagaimana sifat mereka selama di dunia, ibadah mereka menunjukan ketaatan kepada Tuhan. Sifat manusia kadang menjadi sangat egois untuk mementingkan diri sendiri. Apapun akan mereka lakukan untuk kepuasan mereka, sekalipun melakukan hal yang tidak boleh dilakukan.

"Anak lumpuh kaya Lo emang ngga pantas untuk bahagia. Lebih pantas jika mati, merusak populasi bumi aja lo hidup di sini."

"Dasar anak beban,"

"Hahaha! Lumpuh kaya lo sudah seharusnya mati, enyah dari bumi bakal mengurangi beban!"

Kata-kata yang selalu mereka ucapkan masih teringat jelas. Setiap hari mereka selalu mengejeknya lumpuh, beban, bahkan mati sering mereka kata kan padanya. Sesalah itukah dirinya hanya ingin merasakan hidup dengan tenang, mereka tidak akan membiarkan Shaka tenang sedetik pun.

Shaka And Wish Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang