Prolog

162 6 0
                                    

Berdiri disebuah kehidupan dengan harapan sederhana membuat dia mampu bertahan hingga sejauh ini. Sudah banyak kesakitan dia rasakan, banyak kecewa dia emban, banyak tangisan di setiap langkahnya, semua mampu terlewati tanpa terlewatkan lembaran ia kini sudah dipenuhi cerita dan segala semua tentang hidup sudah terukir didalam hatinya.

"Mas, masih mau disini? Sudah hampir hujan. Masuk ya cuaca sedang tidak bagus, mari masuk!"

Laki-laki dengan kursi roda yang selalu menemani nya selama ini tersenyum indah. Sekali lagi Tuhan kirim sesuatu berharga dibalik setiap luka yang ada. Ibu panti seseorang telah menjaga dengan penuh kasih sayang, memberikan semua sekira dia butuhkan tanpa kekurangan apapun.

"Aku masih mau disini. Ibu kalau mau masuk, masuk saja. Tidak apa, nanti kalau hujan juga aku bakalan masuk ke dalam,"

"Ngga bisa, mas harus masuk. Belum minum obat loh? Mas harus tetap jaga kesehatan, jangan sakit."

Sedikit menggerakkan roda nya untuk mendekati perempuan yang sangat amat ia sayangi.

"Tidak perlu khawatir, aku akan baik-baik saja. Ibu masuk ya? Kasian anak-anak sudah menunggu ibu didalam, mereka juga perlu diperhatikan lebih."

Sarah tidak menuruti dia malah ikut duduk di sampingnya. Menatap langit dengan perasaan tenang, Shaka. Salah satu anak yang selama ini dia rawat bersama dengan anak-anak lainnya. Shaka terlihat berbeda walaupun dia memiliki kekurangan dibalik itu semua dia adalah anak baik, sangat penurut, tutur katanya begitu lembut membuat siapapun akan merasakan kenyamanan berada di dekatnya.

"Misalkan, mas dikasih satu kesempatan untuk mendapatkan sebuah harapan yang Tuhan kasih? Mas mau apa?!" Mata Sarah tak lepas memperhatikan setiap pahatan wajah yang terlihat begitu indah. Shaka memiliki hazel hitam kecoklatan dengan binar yang membuat terpana, juga wajah yang begitu tampan tapi sangat terasa menyejukkan ketika dipandang dengan lamat.

"Harapan aku masih sama Bu, seperti ibu tahu mau punya keluarga lengkap. Itu aja," Sarah ikut tersenyum melihat anak itu tersenyum lebar. Shaka sudah seperti anaknya makanya dia begitu menyayangi anak ini. Umur nya sudah matang untuk menikah, tetapi dia sama sekali untuk menuju kesana. Masih ingin menikmati masa lajang dan mengurus anak-anak dengan baik.

"Ternyata pendirian kamu tetap teguh. Ibu berdo'a semoga mas Shaka bisa merasakannya,"

"Ibu," Sarah menaikan sebelah alis nya mau apa anak ini.

"Aku sayang ibu,"

"Ibu lebih sayang kamu, sudah ya kita masuk. Suhu diluar semakin dingin tidak baik untuk kesehatan kamu," tidak mau di bantah lagi Sarah langsung mendorong kursi roda itu ke dalam. Kalau terus berada di luar dia takut kesehatan Shaka nanti malah terganggu.

Tak berapa lama hujan benar-benar turun dengan derasnya, dibarengi petir menyambar membuat siapapun merasa takut akan kilatan cahaya menyeramkan dengan suara begitu keras. Shaka menatap dunia luar dekat jendela, rintikan hujan terlihat beraturan dan menunggu giliran untuk jatuh ke tanah.

"Mas Shaka, lihat aku gambar apa!" Anak kecil mendatangi membawa buku gambar besar di pelukannya. Dengan senyuman lebar dia begitu riang menunjukan hasil gambarannya, terlihat sedikit berantakan tapi Shaka masih bisa memahami apa telah di gambar.

"Itu apa memang?"

"Lihat ini aku, mas, ibu sama teman-teman lain. Rumah ini adalah tempat kita tinggal, bagus kan mas!" Shaka mengangguk sembari mengacak kecil rambut anak itu.

"Gambarannya sudah bagus, coba di kembangin lagi siapa tahu nanti kamu bisa jadi pelukis terkenal. Kita ngga tahu apa yang terjadi di masa depan,"

"Kan mas yang ajarin aku, mas lebih jago masalah menggambar atau melukis. Gambaran mas itu sama indah nya dengan mas sendiri."

"Bisa saja,"

"Aku tidak bercanda, mas itu terlalu indah kalau hanya dipandang sekali akan rugi. Orang-orang sudah mengejek mas pasti merasa menyesal nanti, aku yakin suatu saat hidup mas bakal lebih baik dari sekarang!"

Sekali lagi Tuhan mengirimkan seseorang yang bisa membuat dia merasa bahagia. Semua berat, tetapi ketika sudah sampai rumah rasa berat dan lelah nya tergantikan dengan rasa bahagia.

"Mas harus bertahan ya. Ada aku sama adik-adik yang lain, kita berjuang bersama untuk mencapai impian kita!"

"Makasih telah hadir membawa cerita indah bagi semua orang. Mas Shaka pantas bahagia,"

§§§

⚠️ Disini bakal banyak adegan kekerasan, pembullyan, terus banyak kata-kata kasar. Jadi cukup ambil sisi positif nya aja jangan sisi buruknya. Jangan ditiru ke dalam dunia nyata, nikmati cerita nya aja oke.

Shaka And Wish Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang