Keadaan Shaka

27 5 0
                                    

Vernon, Davanka, Davian dan Zio berada di rumah sakit untuk menjenguk Shaka kondisi nya sudah lebih baik di banding kemarin.

"Ceritain masalah kemarin? Lo masih utang cerita sama kita-kita," ucap Zio memecahkan keheningan di ruangan ini. Shaka mengambil napas menghembus napas kasar. Dia masih belum siap bilang, ingatan kemarin masih terus terngiang dan menakutkan bagi nya.

"Aku takut ..." lirih Shaka memejamkan mata lalu mengalihkan pandangan ke arah lain. Menghindari kontak mata dengan mereka berempat, tangan Shaka terlihat gemetar seperti menahan sesuatu.

"Lo di ancam sama si pelaku?" selidik Zio merasa sudah tidak beres. Pada ada sesuatu mengganggu Shaka, dia pasti mendapatkan ancaman dari di pelaku.

"Bilang Shaka, kalau cuma diam aja ngga akan bikin dia jera."

"Zio lo juga sabar, ngga mudah buat dia cerita ke kita. Biarin Shaka tenang dulu, kalah terus maksa yang ada dia malah semakin takut." tukas Davian

Shaka memunggungi temannya dia naikan selimut menutupi seluruh tubuhnya. Shaka merasa cemas kejadian kemarin terus berputar acak di ingatan nya. Dia harus segera menenangkan diri biar semua orang tidak curiga, ternyata salah Zio sudah tahu pasti ada yang di sembunyikan Shaka.

"Shaka," Sarah datang membawa barang-barang yang di butuhkan selama di rumah sakit. Melihat banyak sekali pemuda di dalam membuat dia merasa sedikit canggung, melihat Shaka menutup seluruh tubuh dengan selimut agak khawatir.

"Hei, ini ibu datang. Kenapa di tutup nanti napas Shaka sesak lagi, buka ya." Ibu membuka selimut itu dengan perlahan. Senyumnya terbit saat melihat Shaka sudah tertidur, mungkin Shaka malu kalau tidur di lihat teman-teman nya.

"Hmm. Kalian sudah makan? Kebetulan saya bawa makanan dari rumah,"

"Belum, mbak eh Tante." jawab Vernon malu-malu Zio membola mata malas. Kenapa jujur banget sih, kan jadi ngga enak.

"Yasudah saya siapkan ya," Sarah tersenyum bahagia akhirnya untuk pertama kali Shaka memiliki teman baru selain Ganesh dan Nando. Mereka semua juga keliatan anak baik-baik, walau kadang dia melihat tingkah Vernon suka bikin istighfar.

=======

Bel pulang sudah berbunyi lima menit lalu Shaka membereskan buku dan pulpen memasukan ke dalam tas. Setelah selesai dia keluar terakhir karena semua anak kelasnya sudah berlari pulang lebih dulu, dalam perjalanan menuju gerbang sekolah Shaka tiba-tiba terhenti melihat sosok Elvan sudah ada di hadapannya.

"Kamu mau apa?" tanpa lama dia bertanya tidak bisa kah satu hari saja dia bebas dari gangguan anak ini.

"Mau ganggu lo tentunya. Kita main kaya biasa,"

"Kamu masih belum puas? Sampai kapan mau ganggu aku terus, tolong biarkan aku pulang!" Shaka pergi dengan cepat di tarik oleh Arjuna. Mereka semua meremehkan Shaka, jalan saja susah malah ingin melawan mereka semua. Yakin bisa? Tidak mungkin, kekuatan mereka saja tidak sebanding.

"Cepat bawa dia!" perintah Elvan

Shaka di bawa ke kamar mandi sekolah, untuk apa mereka membawanya kesini. Perasaan Shaka langsung tidak enak, pasti sudah ada rencana untuk menyiksanya lagi.

"Lepaskan aku!" teriak Shaka malah diabaikan mereka tetap pada tujuan awal ingin memberikan sesuatu hal yang menyenangkan, tentu bagi mereka sendiri bukan Shaka.

Punggung Shaka di dorong sampai terjatuh keras di lantai. Elvan menyalakan keran lalu memerciklah air itu keluar. Elvan siram lah air tersebut ke seluruh tubuh Shaka, Shaka merasa sensasi dingin mulai menusuk ke inti kulitnya.

Shaka And Wish Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang