Di sebalik rencana Arjuna

18 2 0
                                    

Zio membawa Shaka pulang ke panti. Arjuna anak itu sudah gila, ingin membunuh orang tak bersalah. Zio tak habis pikir bagaimana dengan gilanya anak itu ingin menjatuhkan Shaka dari rooftop sekolah. Padahal saat itu masih jam istirahat, tentu pasti semua orang bakal bertanya-tanya kenapa Shaka bisa sampai jatuh kesana.

Atau orang-orang malah berpikir lain kalau Shaka bunuh diri. Akibat terlalu banyak mendapatkan pembullyan, pokoknya untuk sekarang Zio harus membawa Shaka ke tempat yang mungkin bisa melupakan kejadian barusan.

"Kita jajan di didepan sana yuk. Di sana makanannya enak-enak,"

"Jangan bohong," Shaka sedang malas sekali untuk bercanda. Dia ingin pulang, kejadian bersama Arjuna membuat dia takut untuk kemanapun. Perasaan sangat tidak tenang, tentu itu akan sangat berbekas di ingatan nya.

"Beneran, gua sering kesana bareng Vernon."

Shaka hanya mengiyakan ajakan Zio tidak mau menolak lagi. Sudah pusing kalau harus terus berdebat, Zio mengembangkan senyum nya. Berjalan dengan riang sambil bernyanyi dengan asal.

**

"Gimana enak kan?" tanya Zio memakan cimol dan es teh dingin sebagai minumannya. Sejujurnya dia sudah jajan banyak, ini makanan terakhir yang tersisa.

"Enak," jawab Shaka sekenanya.

"Keknya besok gua minta pindah kelas deh. Pengen cari suasana baru," ucap Zio membuat Shaka tersedak makanan nya. Zio cepat-cepat memberikan es teh nya pada Shaka.

"Kamu serius?" Shaka sudah lebih baik walau tenggorokan masih terasa gatal. Tiba-tiba banget anak itu pengen pindah, kek ngga masuk akal.

"Kenapa? Di kelas gua udah ngga asik, pengen cari suasana baru. Besok minta bantuan bang Nando buat urusin,"

"Kamu mau pindah kelas mana?"

"Kelas lo, biar bareng. Lagian di sana gua sendiri Vernon bareng sama dua curut lah gua sendirian,"

Shaka tak dapat menyembunyikan rasa kaget mendengar ucapan Zio kelewat santai. Padahal mereka tuh udah kelas sebelas, kek ngapain pindah coba. Nanggung banget, kenapa ngga pas kelas dua belas aja.

"Kamu pindah bukan karena hal tadi kan?" kepikiran aja soalnya Zio tahu saat Arjuna ingin merencanakan menjatuhkan nya dari atas rooftop.

"Itu salah satunya biar gua bisa jagain lo dari mereka. Lo sahabat gua dan Abang gua juga, jadi sudah ada kewajiban juga untuk saling jaga."

"Kenapa?"

Zio menatap langit sambil tersenyum teduh "Ngga tahu ya, random aja. Gua ngerasa lo emang anak baik, ternyata beneran baik. Tahu ngga bang Nando bukan orang gampang temenan sama orang lain,"

Mata Zio menatap lekat Shaka dengan sangat tulus. "Tapi lo bisa buat dia senyaman itu, artinya emang lo pantas buat di temenin. Ngga peduli omongan orang suruh gua jauhin lo sekalipun."

Zio menetap hati nya untuk menjaga Shaka sebisa mungkin. Dilihat dari ketulusan Nando dan perhatian yang dia berikan membuat dia ingin melakukan hal sama. Untuk ucapan barusan perihal Nando tidak gampang dekat dengan orang lain memang kebenaran. Zio bahkan bisa menghitung teman Nando yang dia kenal, dimana pun Nando bukan anak gampang sosialisasi dengan mudah.

Dia sejujurnya agak malas untuk berteman dengan orang-orang apalagi kalau sudah keliatan munafik sejak awal. Trauma di khianati saat masa lalu membuat dia sangat enggan dekat dengan banyak orang, tapi pada Shaka dia keliatan sekali mengeluarkan sisi positif sebagai sosok Abang yang sangat bertanggung jawab.

"Lo salah satu manusia berharga yang Tuhan ciptakan. Jangan pernah merasa minder, ucapan orang lain anggap aja sebuah semangat. Biar kita makin kuat,"

"Harus lebih kuat lagi ya. Jangan gampang nyerah," entah kenapa Zio berkata seperti itu dia berpikir mungkin Shaka suka lelah dengan keadaan. Sebab dia menjadi bahan bully-an di sekolah bukan hal mudah untuk di lewati, banyak sakit hati yang di dapat, caci maki, kata-kata tak pantas slalu di utarakan kepadanya.

Shaka And Wish Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang